Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Butuh Waktu 3-4 Hari untuk Tahu Penyebab Kematian Misterius Lima Anak Sapi di Gunungpati Semarang

Unit Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Satreskrim Polrestabes Semarang melakukan penyelidikan terhadap lima ekor sapi

Penulis: iwan Arifianto | Editor: muh radlis
dok Polrestabes Semarang
Polisi memeriksa kandang sapi yang dilaporkan mati secara misterius di Cepoko, Gunungpati, Kota Semarang. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -  Unit Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Satreskrim Polrestabes Semarang melakukan penyelidikan terhadap lima ekor sapi yang mati misterius di Kelurahan Cepoko, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.

Kematian para sapi itu disebut polisi bisa saja keracunan tetapi untuk memastikan penyebab kematiannya beberapa sampel telah dikirim ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, Jogjakarta.

"Iya kami lakukan penyelidikan atas kematian 5 sapi mati secara mendadak dan bersamaan. Sapi yang mati masih anakan berusia 2 bulanan," ujar Kepala Unit (Kanit) Tipidter Satreskrim Polrestabes Semarang AKP Johan Widodo di Mapolrestabes Semarang, Kamis (8/8/2024).

Dia menjelaskan, beberapa sampel dari sapi mati yang dikirim ke laboratorium meliputi sampel darah, bekas makanan sapi, dan lendir di lidah.   Sapi-sapi itu milik peternak dari kelompok tani.

"Hasil uji laboratorium bisa dilihat 3-4 hari setelah sampel diterima," sambungnya.

Kasus ini ditangani oleh polisi selepas pemilik sapi melapor atas janggalnya kematian sapinya.

Para sapi itu dilaporkan mati mendadak pada Senin (5/8/2024) pukul 05.30 WIB dan terakhir terlihat hidup pada Minggu (4/8/2024) sore.

Sebelum peristiwa itu, adapula laporan empat sapi mati dengan gejala demam dan tak mau makan di wilayah yang sama.

Hanya saja, empat sapi itu meninggal di lokasi berbeda dalam kandang komunal itu dan dengan jeda waktu masing-masing 1 hari. Persisnya, empat sapi itu mati secara berurutan dari hari Jumat-Minggu tanggal 2-4 Agustus.

Kasi Kesehatan Hewan Dispertan Semarang, Irene Natalia Siahaan mengatakan, diagnosa awal kematian sapi antara penyakit hewan menular atau keracunan pakan.


"Namun, hasil pastinya harus nunggu hasil lab dulu. Kalau uji antraks negatif," jelasnya saat dihubungi, Kamis (8/8/2024).

Dari kejadian ini, dia mengimbau, kepada para peternak agar tak mendistribusikan ternaknya terlebih dahulu.

 

Kemudian apabila ditemukan sakit atau kematian mendadak segera melapor.

"Laporkan ke kami nanti segera kami tindak lanjuti," terangnya. (Iwn)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved