Israel vs Hamas
BIADAB! Israel Serang Sekolah dan Pengungsi saat Salat Subuh Berjamaah, Tewaskan 100 Warga Gaza
Israel kembali menyerang sebuah sekolah yang menampung para pengungsi Palestina. Dalam serangan terbaru itu, jumlah korban tewas mencapai 100 orang.
TRIBUNJATENG.COM, GAZA -– Israel kembali menyerang sebuah sekolah yang menampung para pengungsi Palestina. Dalam serangan terbaru itu, jumlah korban tewas mencapai 100 orang.
Badan Pertahanan Sipil Gaza menyampaikan hal tersebut, pada Sabtu (10/8). "Jumlah korban tewas saat ini antara 90 hingga 100 orang dan ada puluhan orang lainnya yang terluka. Tiga roket Israel menghantam sekolah yang menjadi tempat penampungan pengungsi Palestina," kata Juru bicara badan tersebut, Mahmud Bassal, kepada Kantor berita AFP.
Serangan Israel pada Sabtu ini menambah jumlah sekolah yang diserang di Gaza menjadi 14 sekolah, sejak 6 Juli lalu, dan menewaskan lebih dari 280 orang berdasarkan penghitungan jumlah korban yang sebelumnya diberikan oleh para pejabat di wilayah tersebut.
Sumber-sumber media pemerintah Gaza mengatakan bahwa sekolah yang dihantam roket Israel kali ini menampung sekitar 250 orang, sekitar setengahnya adalah perempuan dan anak-anak.
Gambar-gambar langsung AFPTV dari lokasi kejadian menunjukkan sebuah kompleks besar dengan halaman di mana puing-puing berserakan di dalam dan di luar. Bagian dari bangunan itu tampak seperti sebuah masjid, yang bagian atasnya sebagian hancur dan hangus. Gambar-gambar menunjukkan mayat-mayat yang diselimuti kain kafan putih, noda darah di tanah, dan asap mengepul dari reruntuhan.
Kantor media pemerintah di Gaza yang dikuasai Hamas melaporkan, serangan tersebut menewaskan lebih dari 100 orang. "Serangan tersebut mengakibatkan lebih dari 100 orang syahid dan puluhan orang terluka, yang sebagian besar dalam kondisi parah dan kritis," jelas Direktur Jenderal Kantor media pemerintah Gaza, Ismail al-Thawabta, kepada AFP.
Pernyataan Israel
Jihad Islam, kelompok yang berperang bersama Hamas, mengatakan serangan Israel kali ini terjadi saat warga sedang melaksanakan salat subuh.
Sejak perang Gaza pecah, pada Oktober lalu, sebagian besar dari 2,4 juta penduduk bagaimanapun telah dipaksa mengungsi dan banyak dari mereka mencari perlindungan ke gedung-gedung sekolah.
Sementara itu, Militer Israel mengatakan, mereka menyerang "pusat komando dan kontrol" Hamas yang berada di sekolah Al-Tabieen di lingkungan Daraj.
"Sejumlah langkah telah diambil untuk mengurangi risiko melukai warga sipil, termasuk penggunaan amunisi yang tepat, pengawasan udara, dan informasi intelijen," kata Militer Israel dalam sebuah pernyataan.
Militer Israel telah berulang kali melontarkan tuduhan serupa setelah serangan terhadap tempat penampungan sekolah. Sebaliknya, Hamas sebelumnya telah membantah klaim Israel bahwa mereka menggunakan sekolah, rumah sakit, dan fasilitas sipil lainnya untuk tujuan militer.
Pada Kamis (8/8), badan pertahanan sipil Gaza mengatakan serangan Israel menghantam dua sekolah di Kota Gaza, menewaskan lebih dari 18 orang. Hal itu terjadi setelah dua sekolah lainnya dihantam pada Minggu (4/8) lalu di kota tersebut, dengan sedikitnya 30 orang tewas.
Militer Israel mengatakan, mereka menyerang pusat-pusat komando Hamas dalam kedua kejadian tersebut. Israel telah bersumpah untuk menghancurkan Hamas dan pada Januari lalu militer mengatakan mereka telah membongkar struktur komando kelompok tersebut di Gaza utara. Namun, militer kemudian kembali ke sana dan ke daerah-daerah lain di wilayah itu untuk memerangi para militan lagi.
Tanggapan Iran
Sementara itu, Wakil Komandan Garda Revolusi Iran, Ali Fadavi, mengatakan, Iran akan melaksanakan perintah Pemimpin Tertinggi, Ayatollah Ali Khamenei, untuk menghukum keras Israel atas pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran.
"Perintah pemimpin tertinggi mengenai hukuman keras terhadap Israel dan balas dendam atas darah martir Ismail Haniyeh sudah jelas dan eksplisit... dan akan dilaksanakan dengan cara terbaik," kata Ali Fadavi, sebagaimana dilansir Reuters dengan mengutip pemberitaan sejumlah media Iran.
Iran dan Hamas telah menuduh Israel melakukan pembunuhan Haniyeh pada 31 Juli lalu. Israel belum mengaku atau membantah bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.
Hal yang jelas, tewasnya Haniyeh di Ibu Kota Iran tersebut telah memicu kekhawatiran lebih lanjut perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza bisa berubah menjadi perang Timur Tengah yang lebih luas.
Di sisi lain, Pemerintah Amerika Serikat, menyatakan siap membela Israel. Diminta para wartawan untuk menanggapi pernyataan Fadavi, Juru Bicara Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, menyatakan AS siap untuk membela Israel dengan banyak sumber daya di wilayah tersebut.
"Ketika kami mendengar retorika seperti itu, kami harus menanggapinya dengan serius, dan kami melakukannya," tandasnya. (kps/Tribun Network)
Baca juga: Cara Klaim Kode Redeem FF Hari Ini Minggu 11 Agustus 2024: UPDATE! Terbaru yang Masih Aktif
Baca juga: Sandi Harian dan Daily Combo Hamster Kombat Hari Ini 11 Agustus 2024 PUBLIC, Awas Saldo Terkuras!
Baca juga: Doa Supaya Selalu Optimis dan Semangat Setiap Hari
Baca juga: Doa Agar Bisa Berhenti Kecanduan Nonton Film Dewasa
Brigade Qassam Klaim Operasi Tewaskan Tentara Israel di Gaza Utara |
![]() |
---|
Perwira Israel Tewas di Gaza: Rudal Anti-Tank Hantam Brigade Nahal |
![]() |
---|
KABAR DUKA : Sosok Mohammed Shabat, Dokter Palestina Alumnus UIN Jakarta Gugur di Gaza |
![]() |
---|
Staf Medis dan Pasien Terjebak : Israel Bakar Rumah Sakit Hasil Donasi Rakyat Indonesia di Gaza |
![]() |
---|
Proses Gencatan Senjata di Gaza : Ketidaksepakatan Tekendala dari Tuntutan yang Diajukan Israel |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.