Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Brasil

Kecelakaan Pesawat Voepass di Brasil Semua Penumpang Tewas, Pesawat Tak Terkendali Menukik ke Bumi

Ketika jatuh, pesawat tersebut sedang dalam perjalanan dari Cascavel di Negara Bagian Parana menuju Bandara Internasional Guarulhos di Sao Paulo.

istockphoto.com
Ilustrasi kecelakaan pesawat 

TRIBUNJATENG.COM, BRASIL -- Pesawat yang membawa 57 penumpang dan empat kru jatuh di Negara Bagian Sao Paulo, Brasil, pada Jumat (9/8/2024), menewaskan semua orang di dalamnya.

Ketika jatuh, pesawat tersebut sedang dalam perjalanan dari Cascavel di Negara Bagian Parana menuju Bandara Internasional Guarulhos di Sao Paulo.

Maskapai Voepass mengatakan, pesawat ATR 72-500 itu jatuh pada Jumat sekitar pukul 13.30 di Kota Vinhedo, sekitar 80 km di barat laut Sao Paulo.

Video yang beredar di media sosial menunjukkan pesawat Voepass tersebut berputar di luar kendali saat jatuh di belakang sekelompok pohon di dekat rumah-rumah, diikuti oleh gumpalan asap hitam.

Seorang warga sekitar, Daniel de Lima, mengaku mendengar suara keras sebelum keluar dari kondominiumnya di Vinhedo, dan melihat pesawat itu berputar secara horizontal.

"Pesawat itu berputar, tapi tidak bergerak maju. Tak lama kemudian, pesawat itu jatuh dari langit dan meledak," jelasnya kepada Reuters.

Pejabat kota di Valinhos, dekat Vinhedo, mengatakan sebuah rumah di kompleks kondominium setempat telah rusak setelah pesawat itu menabrak halaman belakangnya. Untungnya, dikatakan, tidak ada penghuni yang terluka.

"Saya hampir yakin bahwa pilot berusaha menghindari lingkungan terdekat, yang padat penduduk," kata de Lima.

Gerakan berputar-putar yang tidak biasa dari pesawat sebelum menghantam tanah memicu keingintahuan yang meluas di antara para ahli penerbangan.

Hal itu membuat beberapa ahli berspekulasi bahwa es telah menumpuk di pesawat atau pesawat mengalami kerusakan mesin. Tetapi, para penyelidik mengatakan, masih terlalu dini untuk menentukan penyebab kecelakaan.

Semua Tewas

"Hari ini diperkirakan ada es (pada ketinggian pesawat terbang), tetapi dalam kisaran yang dapat diterima. Namun pesawat sensitif terhadap es, itu bisa menjadi titik awal," kata Chief Operations Officer Voepass, Marcel Moura, dalam sebuah konferensi pers.

Meski begitu, kata dia, sistem antibeku pesawat bersama dengan semua sistem lainnya telah dianggap beroperasi nornal sebelum lepas landas. Insinyur penerbangan Brasil dan penyelidik kecelakaan Celso Faria de Souza mengatakan kepada Reuters, penumpukan es dapat menyebabkan pesawat terhenti dan berputar-putar seperti yang terjadi.

Di masa lalu, pernah ada kejadian serupa. Pada 1994, sebuah ATR-72 jatuh di Indiana dan menewaskan 68 orang, setelah pesawat tidak dapat mendarat akibat penumpukan es. ATR-72 lainnya terhenti pada 2016 di Norwegia setelah es menumpuk di pesawat, tetapi pilot dapat kembali mengendalikan pesawat. Sebuah ATR-27 juga pernah jatuh di Nepal pada 2023, dengan laporan akhir yang menyebutkan adanya kesalahan pilot.

Kepala pusat investigasi kecelakaan penerbangan Brasil, Cenipa, mengatakan "kotak hitam" pesawat yang berisi rekaman suara dan data penerbangan telah ditemukan di lokasi.

Pakar keselamatan penerbangan AS, Anthony Brickhouse, mengatakan para penyelidik akan melihat hal-hal seperti cuaca dan apakah mesin dan kontrol berfungsi dengan baik sebelum kecelakaan terjadi.

"Dari apa yang saya lihat, ini jelas merupakan apa yang kita sebut sebagai kehilangan kendali," katanya. Menurut konsultan keselamatan penerbangan AS dan mantan pilot komersial John Cox, data flightradar menunjukkan adanya perubahan kecepatan yang signifikan pada pesawat sebelum kecelakaan.

Dia lalu menyatakan ingin memverifikasi data tersebut, namun ada sesuatu yang "sangat signifikan" yang menyebabkan pesawat berputar saat jatuh. "Tampaknya mungkin ada beberapa peristiwa bencana sebelum kehilangan kendali," ungkap John Cox.

Kepala Cenipa, Marcelo Moreno, mengatakan dalam sebuah konferensi pers, laporan awal mengindikasikan pesawat tersebut tidak menghubungi pengawas lalu lintas untuk melaporkan keadaan darurat.

Voepass, maskapai penerbangan terbesar keempat di Brasil berdasarkan pangsa pasar, awalnya melaporkan ada 62 orang di dalam pesawat. Namun, Media lokal Globo News mewawancarai dua orang yang mengaku ketinggalan pesawat.

Voepass lalu mengonfirmasi, secara keseluruhan, pesawat tersebut membawa 61 orang yang terdiri dari 57 penumpang dan empat kru.

"Semua penumpang membawa dokumen yang dikeluarkan oleh Brasil," lapor maskapai tersebut.

Hadiri Seminar

Gubernur Ratinho Junior menyebut, bberapa penumpang adalah dokter dari Parana yang akan menghadiri sebuah seminar. "Mereka adalah orang-orang yang terbiasa menyelamatkan nyawa, dan sekarang mereka kehilangan nyawa mereka dalam situasi yang tragis," katanya.

ATR Perancis-Italia, yang dimiliki bersama oleh Airbus dan Leonardo adalah produsen dominan pesawat turboprop regional yang dapat menampung 40 hingga 70 orang. ATR mengatakan kepada Reuters bahwa para spesialisnya "sepenuhnya terlibat" dalam penyelidikan kecelakaan dan para pelanggannya.

"Motor pada pesawat tersebut adalah PW 127 yang diproduksi oleh Pratt & Whitney Canada, perusahaan induknya RTX Corp," demikian konfirmasi yang diberikan kepada Reuters. RTX mengatakan, mereka telah menawarkan bantuan dalam penyelidikan.

"Baik penyelidik Perancis maupun Kanada akan berpartisipasi dalam penyelidikan ini," kata Moreno.

Regulator keselamatan Eropa juga mengatakan akan menawarkan bantuan teknis. Kecelakaan ini merupakan kecelakaan paling mematikan di Brasil sejak 199 orang tewas pada 2007 dalam penerbangan yang dioperasikan oleh TAM, yang kemudian bergabung dengan LAN untuk menjadi apa yang sekarang dikenal sebagai LATAM Airlines. (kompas.com)

Baca juga: Inilah Alasan Airlangga Hartato, Ketua Umum Partai Golkar Mengundurkan Diri

Baca juga: Olimpiade Paris 2024 : Atlet Angkat Besi Nurul Akmal Gagal Meraih Medali Olimpiade

Baca juga: Gara-gara Musik Terlalu Keras, Wanita Pemilik Warung Tuak Dibacok Tetangga

Baca juga: Kredit KUR BRI 2024 Tabel Angsuran Lengkap hingga Rp 500 Juta per 12 Agustus

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved