Gilbert Agius Sulit Move On dari Sudi Abdallah, Sempat Jadi Solusi di Lini Depan

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pelatih PSIS Semarang Gilbert Agius mengaku cukup sedih dengan cedera lutut parah yang harus diterima salah satu striker yang didatangkan untuk musim ini, Sudi Abdallah.

Sudi terpaksa harus mengakhiri kompetisi Liga 1 2024/2025 karena cedera ACL yang dialami dalam laga perdana Liga 1 musim ini kontra Persita Tangerang beberapa waktu lalu.

Wajar jika Gilbert Agius masih sulit move on dari bomber Tim Nasional Burundi itu.

Hal itu karena Sudi menunjukkan performa menawan selama pramusim.

PSIS yang kerap buntu di lini depan seperti mendapatkan solusi ketika Sudi bergabung.

Dalam sejumlah uji coba di pramusim, Sudi tampil cukup produktif dan mampu menciptakan banyak peluang di depan gawang lawan.

"Kita datangkan Sudi karena kita sebelumnya mengira kalau Sudi kuat, cepat, dia bisa bantu kita saat menyerang, dia bisa cetak gol, kita senang dengan performa dia di pre season, namun sayangnya dia mengalami cedera," kata Gilbert Agius.

Beruntung bagi PSIS sebab masih punya kesempatan mengganti Sudi pasca mengalami cedera.

"Jadi kita harus kembali ke bursa pemain mendatangkan striker lain untuk membantu kita. Mungkin kualitasnya beda dibandingkan Sudi, tapi semoga dia bisa bantu kita," ujarnya.

PSIS akhirnya merekrut mantan striker Rans Nusantara FC Evandro Brandao di detik-detik akhir pendaftaran pemain ke PT. Liga Indonesia Baru (LIB) pada 13 Agustus lalu.

Evandro sudah tiba di Semarang pada 18 Agustus lalu. Meski begitu, dia baru gabung dalam latihan tim pada Rabu (21/8) kemarin.

Pantauan tribunjateng.com, Evandro masih berlatih secara terpisah dibawah arahan tim fisioterapi Mahesa Jenar.

"Evandro sudah lolos MCU. Tapi saya belum tahu apakah dia sudah bisa dimainkan karena KITASnya belum keluar," ujar Gilbert.

Sementara itu pada Rabu kemarin merupakan latihan terakhir PSIS di Semarang sebelum menjamu PSBS Biak di Stadion Moch Soebroto Magelang, Jumat (23/8) sore.

"Kita mantapkan latihan taktik sebelum menghadapi Biak," tandas Gilbert. (*)