Mantan Kiper PSIS Syahrul Fadil Klaim Belum Terima Sisa Gaji 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Polemik tunggakan gaji di tubuh PSIS Semarang kembali mencuat. Kali ini, mantan kiper PSIS musim lalu yang kini berseragam Borneo FC, Syahrul Fadil menyampaikan klarifikasi melalui unggahan Instagram Story miliknya, Selasa (12/8).

Dalam unggahan tersebut, sang mantan kiper membantah pernyataan pemilik klub, Yoyok Sukawi, yang sebelumnya menyebut seluruh hak pemain PSIS musim lalu sudah dilunasi.

Menurutnya, informasi tersebut tidak benar.

“Assalamualaikum. Saya ingin klarifikasi tentang statement yang tertera di story ini yang berdasarkan pernyataan owner bahwa hak-hak pemain sudah terlunasi itu TIDAK BENAR,” tulisnya.

“Saya sebagai mantan pemain PSIS belum menerima sisa gaji beserta DP seperti yang tertera di kontrak,” tambahnya.

Ia menjelaskan sudah berupaya menghubungi pihak manajemen terkait, namun tidak ada titik temu.

 “Saya sudah berusaha menghubungi pihak terkait namun sejauh ini belum ada itikad untuk membayar dan hanya memberikan alasan-alasan yang sama,” ujarnya.

Sang pemain mengaku selama ini memilih bungkam, tetapi merasa perlu bersuara karena masalah ini tak kunjung selesai. Ia berharap pernyataannya bisa menjadi pintu penyelesaian.

“Sudah terlalu lama saya bungkam, dan melalui story ini saya berharap Bp @yoyok_sukawi dapat menyelesaikan permasalahan ini dan memberi sisa hak gaji saya, seperti saya juga sudah melaksanakan kewajiban dan tugas saya sebagai pemain,” tegasnya.

Pernyataan ini sontak memancing reaksi warganet, khususnya suporter PSIS.

Banyak yang mendesak manajemen untuk memberikan penjelasan terbuka terkait klaim sang pemain.

Hingga berita ini diturunkan, pihak PSIS belum memberikan komentar resmi. (*)

Baca juga: Transaksi Paylater di Semarang Tumbuh 47,82 Persen, Warga Manfaatkan untuk Kebutuhan Harian

Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka Kelas 5 SD Halaman 94 95 96 97 dan 98 Subtema 2

Baca juga: Pembakaran Serasah hingga Sampah Jadi Penyebab Utama Karhutla di Blora