Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jepara

Empat Desa di Jepara Alami Kekeringan, Sudah Ada Ribuan Jiwa Terdampak Musim Kemarau

Memasuki musim kemarau, sudah empat desa di empat kecamatan yang mengalami kekeringan.

Penulis: Tito Isna Utama | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG/Tito Isna Utama
Pemberian bantuan air bersih yang dilakukan BPBD di Desa Kaliombo RT6 RW 2, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara. 

TRIBUNJATENG.COM, JEPARA - Memasuki musim kemarau, sudah empat desa di empat kecamatan yang mengalami kekeringan.


Mengacu pada data BPBD Jepara sudah ada sebanyak 4.293 jiwa yang tersebar di Desa Clering dan Sumberejo, Kecamatan Donorojo, Desa Kunir, Kecamatan Keling, dan Desa Kaliombo, Kecamatan Pecangaan mulai terdampak kekeringan. 


Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara, Muh Ali Wibowo menyampaikan bahwa di Desa Clering  saja sudsh ada jumlah jiwa terdampak yaitu 1.969 jiwa, Desa Clering 740 jiwa, Desa Kunir 365 jiwa, dan Desa Kaliombo 1.219 jiwa. 


"Sampai saat ini sudah ada empat desa yang terdampak kekeringan, mudah-mudahan hanya empat desa itu yang minta dropping air. Penyebabnya karena sumber mata airnya mengering," kata Muh Ali kepada Tribunjateng, Minggu (1/9/2024).


Untuk Desa Sumberejo dan Clering pada tahun lalu memang sudah mendapatkan bantuan sumur gratis. 


Namun sampai saat ini sumur tersebut belum dapat dimanfaatkan, sehingga masyarakat masih mengalami kekeringan. 


Upaya yang dilakukan oleh BPBD Jepara melakukan dropping air seminggu dua kali ke setiap desa yang sudah melaporkan terjadi bencana kekeringan. 


"Kami jadwalkan lakukan dropping seminggu dua kali, sekali dropping 10 ribu liter atau dua tangki. Satu tangkainya 5 ribu liter," ujarnya.


Sementara itu secara terpisah, Warga Desa Kaliombo RT6 RW 2, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara, Mafiati (47), menuturkan bahwa sudah hampir satu bulan ini air di desanya tidak mengalir. 


Menurutnya kondisi tersebut memang rutin terjadi setiap tahun. 


Dia menjelaskan bahwa terdapat dua jenis sumber mata air yang biasa dimanfaatkan oleh warga di desanya. 


Hal itu berada di air sumur dan air PDAM dari Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Jungporo. 


"Tapi kalau musim kemarau seperti ini air sumurnya berubah warna jadi kuning, terus rasanya asin. Jadi paling ya cuma bisa dipakai buat nyuci, kalau masak airnya beli," ucapnya. 


Ia menyampaikan bahwa air PDAM ketika musim kemarau menurutnya juga tidak bisa mengalir dengan lancar, karena sumber air bakunya yang diambil dari Sungai Bonpes juga mengering. 


Ia berharap bantuan air bersih di desanya bisa terus dilakukan, sehingga bisa mengurangi beban pengeluaran keluarga. (Ito)

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved