Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pilwakot Tegal 2024

Faruq- Ashim Komitmen Tetap Akur Hingga 5 Tahun

Faruq- Ashim diusung oleh 6 partai politik, yaitu Partai Golkar, PKS, Partai Nasdem, PSI, Partai Hanura, dan Prima

|
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: muslimah
TribunJateng.com/Fajar Bahruddin Achmad
Faruq Ibnul Haqi dan Muhammad Ashim Adz Dzorif Fikri telah resmi mendaftar sebagai pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tegal di Kantor KPU Kota Tegal.  

TRIBUNJATENG.COM,TEGAL- Faruq Ibnul Haqi dan Muhammad Ashim Adz Dzorif Fikri telah resmi mendaftar sebagai pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tegal di Kantor KPU Kota Tegal

Mereka menjadi yang termuda dibandingkan pasangan calon lainnya, Edy Suripno- Akhmad Satori dan Dedy Yon Supriyono- Tazkiyyatul Muthmainnah. 

Faruq- Ashim diusung oleh 6 partai politik, yaitu Partai Golkar, PKS, Partai Nasdem, PSI, Partai Hanura, dan Prima.

Tagline yang mereka usung adalah Kota Tegal Cemerlang, yaitu Cerdas, Modern, Religius, dan Gemilang.

Faruq- Ashim memaparkan rencananya untuk membangun Kota Tegal dalam acara Tribun Topic yang dipandu oleh host Mamdukh Adi Priyanto. 

Baca juga: Curhatan Faruq- Ashim Usai Pemeriksaan Kesehatan Pilkada Kota Tegal 2024: Pusing 560 Pertanyaan

Video tayang di media sosial Tribun Jateng dan kali ini disajikan kepada pembaca koran Tribun Jateng yang ditranskip oleh reporter Fajar Bahruddin Achmad.

Berikut wawancaranya:

Bagaimana kabar?

Faruq- Ashim: Alhamdulillah sehat.

Partai koalisi siapa saja?

Faruq: Masih tetap, ada Partai Golkar, PKS, Partai Nasdem, PSI, Partai Hanura dan Prima. Masih sama seperti saat kita deklarasi pada 18 Agustus 2024, gabungan partai parlemen dan non parlemen. 

Bagaimana persiapannya?

Persiapan dalam pemenangan kita sudah running dan passing hingga pada level RT. Kami sudah mempersiapkan hal-hal yang kaitannya dengan teknis maupun non teknis.

Apa background calon wakil? 

Ashim: Kalau backgroud keluarga, saya lahir memang di lingkungan yang dekat dengan politik. Simbah saya dulu caleg partai juga, dua-duanya dari bapak dan ibu semuanya caleg. Walaupun belum jadi semua.

Lalu bapak jadi legislatif dari kabupaten, provinsi sampai RI, memang dekat sekali saya dengan perpolitikan. Alhamdulillah akhirnya karena saya aktif di partai politik PKS, sekarang diamanahkan untuk mencalonkan diri. 

Kenapa mau berpasangan?

Ashim: Ini memang perjodohan yang dinanti-nantikan. Kita pertemuan ini sudah lama dan memang membangun komunikasi dengan baik. Diawali memang koalisi Partai Golkar dan PKS. Ternyata yang dipilih Partai Golkar adalah Faruq dan dipilih PKS adalah Ashim. Komunikasi kita cocok, Insyaallah kita berlayar bersama. 

Faruq: Pertama kemarin secara pribadi saya mencari pasangan yang benar-benar muda. Artinya kita ingin gerak cepat, oleh karena itu kita mengambil visinya mengakselerasi. Bicara mengakselerasi maka harus ada percepatan, sudah percepatan maka harus ada energi yang luar biasa. Maka dari itu kami mintanya adalah yang anak muda. Ternyata dikasihnya ketua bidang kepemudaannya PKS. Ini cocok karena saya di DPP Projo Muda, nah kan pas. 

Sama-sama muda, bagaimana egonya?

Faruq: Ego sampai saat ini belum ketemu. Karena semua yang kaitannya dengan komunikasi selalu kita sharing-kan. Jadi sebenarnya ego itu muncul ketika ada suatu kebuntuan komunikasi. Di sini saya yakin, bahkan dalam satu pembicaraan komitmen, bagaimana caranya 5 tahun kedepan semuanya segalanya harus dikomunikasikan. 

Berapa lama ketemu Mas Ashim?

Faruq: Sebelum rekomendasi turun, sebelum ada koalisi Partai Golkar dan PKS. Semenjak Mas Ashim masuk bursa, langsung saya kontak. 

Kemistrinya sudah ketemu?

Ashim: Sudah, insyaallah. Jadi kalau masalah ego anak muda, justru menurut saya anak-anak muda itu biasanya menabrak tabu. Beberapa aturan-aturan yang dianggap harus sakral, kita masih bisa yuh sambil ngopi. 

Kita main ke rumah satu sama lain itu sudah sering sekali. Saya ke tempat Mas Faruq atau sebaliknya. Itu sudah berkali-kali dan saya merasa kita maju Pilkada seperti teman, nongkrong bareng, main bareng. 

Jadi seperti ada permasalahan yang ngomong, ketika ada kegundahan mas kok begini-begini. Kita mengobrol santai dan sampai saat ini belum ketemu clash yang masalah ego kepentingan Mas Faruq sendiri ataupun saya. Sampai sekarang kita masih aman-aman saja. 

Bagaimana agar tetap akur?

Faruq: Ini penting, kita harus memilki pengalaman. Pengalaman itu tidak harus kita yang mengalami. Bolehlah orang lain yang mengalami tapi kita belajar dari pengalaman itu. 

Pengalaman sebelum-sebelumnya Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tegal itu bentrok terus. Kita akhirnya berkomitmen bagaimana caranya agar jangan sampai bentrok. Nah bentuknya adalah komunikasi. 

Ternyata di dalam fakta integritas yang dibangun oleh Partai Golkar dan PKS, ada variabel kebersamaan. Makannya ini adalah komitmen kebersamaan, harus sejalan satu periode kedepan. 

Apalagi ada kemistri luar biasa. Inilah yang akan bisa membuat suatu kesolidan dalam sistem pemerintahan kedepan ketika kami diberikan amanah. Komunikasi itu penting dan kuncinya.

Kita belajar dari yang sebelum-sebelumnya, tidak perlu menyebut nama semua orang tahu. Kita harus belajar dari situ jangan sampai ada satu konflik kecil tapi justru membua api semakin membesar. 

Jika terpilih, bagaimana pembagian tugas?

Faruq: Sudah ada. Kita sudah merancang, sudah melakukan komunikasi bahwa kedepan ini kita mau membawa Tegal kemana, berlayarnya menuju kemana. 

Nah inilah yang kita komunikasikan, masalah pembagian tugas kita sepakat bahwa wali kota dan wakil harus bersifat kolektif, kebersamaan. 

Ada suatu keputusan, saya komunikasikan segala macam. Jadi tidak ada sistem yang bersifat absolud yang dalam hal suatu keputusan. Saya menyampaikan prinsip memberikan keputusan setidaknya database evidence. Artinya semua berasal dari data yang ada, jangan sampai hanya langsung mengambil keputusan. 

Apa usulan parpol pengusung untuk Tegal?

Ashim: Kalau kemarin kita berkomunikasi, kita memang diminta secara normatif memajukan Kota Tegal. Tapi beberapa poin seperti tidak memunculkan konflik dan tidak memunculkan keresahan di masyarakat. Karena selama ini konfliknya pimpinan masyarakat menjadi tahu. Ini yang menjadi catatan penting partai politik supaya ini tidak terulang lagi.

Kita selama ini dekat, seiring berjalannya waktu kita semakin dekat komunikasi semakin baik. Insyaallah apa yang terjadi pada kepemimpinan sebelumnya kita berusaha tidak mengurangi yang jelek. Kalau yang bagus-bagus akan kita lanjutkan.

Seperti pembangunan yang sebelumnya dipusatkan di satu tempat, akan kita coba aplikasi merata di seluruh Kota Tegal

Saya cukup sepakat dengan gagasan-gagasan Mas Faruq, seperti kalau bisa trotoar diperbanyak dan diperbagus. Ini untuk kemanfaatan bersama. Trotoar ini bisa memunculkan ekonomi-ekonomi kecil seperti pedagang. Nanti yang harus diperbaiki adalah penataan supaya tidak semrawut bikin macet dan lain-lain. 

Kenapa menata trotoar?

Faruq: Dalam prinsip perkotaan itu menjadi satu hal yang penting. Image kota ini mau dikemanakan menjadi leadernya, saya berbicara leader bukan bos. 

Tipe bos dan leader itu jauh, kita ingin membawakan bahwa Kota Tegal ini memiliki pemimpin yaitu Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tegal yang benar-benar kompak, membawa suatu kebijakan yang memberikan maslahat untuk masyarakat. 

Memang betul saya sudah menyampaikan bahwa kebijakan trotoar jangan sampai terpusat di kota saja, alun-alun. Tetapi saya ingin melihat trotoar itu juga berada di Tegal Selatan, Margadana, Tegal Timur, atau Tegal Barat. 

Bagaimana agar tidak ada warga yang dikorbankan?

Saya melihat hasil penelitian di Kota Solo, di mana Pak Jokowi berhasil merelokasi yang namanya PKL. Lalu di Bandung beberapa juga sudah bisa, Yogyakarta juga bisa. Artinya mereka itu berhasil merelokasi agar tetap ada kegiatan ekonomi untuk masyarakat. 

Jika Tegal bisa kita lakukan suatu komunikasi, diskusi dan musyawarah, apa yang menjadi keinginannya masyarakat, ingin berdagang, ingin mencari ekonomi namun bisa menjaga wajah kota tentu enak. Ini yang akan kita lakukan tidak ada lagi yang namanya langsung makclereng. 

Ada musyawarah dulu, kita sampaikan, buatkan desain. Intinya kita harus memanusiakan manusia. Jadi jangan sampai political will itu menjadi sesuatu yang sewenang-wenang. 

Kita akan melakukan kebijakan berdasarkan database evidence yang benar-benar diperlukan. Kajiannya seperti apa jika kita lakukan kebijakan ini, lalu seperti apa resikonya, kita akan analisa. Itulah kenapa saya berkomitmen dalam tiap kebijakan, dalam proses pembangunan di Kota Tegal, kita akan melaksanakan dengan pendekatan pentahelix.

Kita akan melibatkan lima unsur, yaitu pemerintah, industri, media, komunitas, dan perguruan tinggi. Kita tidak melakukan sediri, artinya kita ingin mendengarkan dari pihak-pihak profesional. Mereka adalah stakeholder yang harus kita ajak bersama-sama. 

Apa yang perlu diperbaiki dari Kota Tegal?

Faruq: Banyak sekali, seperti PKL. Kemarin juga ramai di DPRD, masuk koran juga headline kesemrawutan di Jalan Pancasila. Saya pikir memang tidak ada tempat lagi. Tetapi jika kita komunikasikan dengan baik, kita bicarakan lahan yang masih kosong, di mana yang bisa kita buatkan atau relokasi. Kurang lebihnya bagaimana mencari ekonomi di Kota Tegal harus kita upayakan. 

Untuk mendapatkan peluang ekonomi tetapi di satu sisi kita harus menjaga wajah Kota Tegal. Tidak hanya estetika, tetapi juga fungsi.

Fungsinya trotoar untuk apa, artinya benar-benar saya akan menjadikan teman-teman dari pelaku ekonomi kerakyatan ini benar-benar yuk kita bareng-bareng mejaga Kota Tegal. Kita bisa berdagang berdampingan nyaman tanpa harus dikejar-kejar. 

Saya sering mendengarkan apa yang mejadi suatu keinginannya masyarakat, mereka hanya ingin berdagang. Harus kita upayakan jangan sampai mereka mendapatkan intimidasi dan ini penting sekali.

Sepenting apa UMKM?

Ashim: Ekonomi itu bertumbuh dari sektor terkecil, teransaksi antar manusia. Kalau dulu kita mengenal barter lain-lain itu kan personal. Akhirnya hiduplah ekonomi barulah diganti uang dan lain-lain. 

Ekonomi kita di Tega itu gak tiba-tiba muncul karena investor-investor yang luar biasa. Tapi kalau bisa dari masyarakat yang berdagang lalu kita memberikan ruang pertumbuhan ekonomi, itu semua bisa bertumbuh. 

Permasalahan yang jadi pokok dari UMKM ini kan regulasi. Jangan sampai mereka berjualan di sini itu seakan-akan ilegal, datang ke sini tanpa tahu besok bisa berjualan lagi atau tidak atau gerobaknya diambil. Kita akan berusaha membua mereka nyaman dan membuat regulasi. Mungkin tidak sempurna tapi akan membuat nyaman.

Misalnya kita memberikan tempat relokasi, efek dari relokasi itu belum tentu orang mau datang ke sana. Saya sepakat dengan logikan lima unsur Pentahelix, insyaallah kalau kita merelokasi di sana bisa ramai. Karena ada media, ada publikasi, ada kajian, ada pendapat masyarakat. Karena kalau mereka hanya dipindah tapi tidak ada yang beli sama saja mematikan usaha UMKM. 

Bagaimana soal Malioboronya Kota Tegal?

Faruq: Saya pikir yang menjadi kajianya sudah dilakukan belum. Kalau sudah dilakukan pasti tepat sasaran. Apakah perlu sebesar itulah trotoar? Itu sebagai pertanyaan kritis terhadap kondisi saat ini yang sudah ada. Apakah betul kebutuhan trotoar sebesar itu sehingga justru membuat banyak pro kontra. 

Saya sudah turun ke bawah salah satunya bicara dengan para PKL, ojek online, mereka tersingkirkan dengan adaya kebijakan itu. 
Memang dalam suatu kebijakan ada suatu proses, nah proses itu sudah dilakukan belum. Bukan bicara output hasilnya seperti ini. Tetapi menjadi proses sesuatu kebijakan yang diinisiasi oleh pemerintah. 

Kemudian apakah betul Kota Tegal sudah mempelajari histori Malioboro, ini saja dulu. Sudah paham belum historinya, marfologinya, lalu aktivitas perekonomiannya seperti apa. Apakah bisa di Jalan Ahmad Yani didesain sedemikian rupa sehingga seperti Malioboro. Berbeda fungsinya, morfologinya jauh. 

Saya tingga di Yogyakarta, saya tahu perkembangannya, dari dua arah menjadi satu arah, sekarang ada car free day, itu mereka melibatkan unsur-unsur Pentahelix. 

Besok saya yakin, memang tida mudah, ketika ada suatu kebijakan besar merubah sesuatu memang butuh pola komunikasi yang baik. Saya bertekad dengan Mas Ashim dalam suatu kebijakan yang nanti akan kita telurkan betul-betul sudah ada pola komunikasi yang bisa sampai pada level masyarakat. 

Bagaimana wisata sejarah Tegal?

Faruq: Ketika pentahelix berjalan ini enak, antara pemerintah lalu industri. Bangunan ini adalah aset milik PT KAI, artinya harus bersinergi dan berkolaborasi kedepan mau seperti apa. Ini sudah bisa dijadikan sebagai aset PT KAI yang bisa dijadikan pariwisata perkotaan. 

Apalagi gedung ini memiliki nilai histori yang luar biasa. Saya ingat di sini 1998 juga menjadi pusat pergerakan. Sehingga potensi gedung ini bisa dimanfaatkan. Saya yakin sekali ketika kita bicara dengan semua pihak secara optimal bagaimana kita memaksimalkan potensi tersebut itu bisa kita eksekusi. Kuncinya lagi-lagi komunikasi. 

Apakah ada event untuk UMKM?

Faruq: Tidak hanya untuk UMKM saja. Saya memiliki pandangan bahwa Kota Tegal harus punya event yang tematik, bukan hanya satu grup saja, bukan hanya tema tertentu. Misalkan bulan ini temanya dangdut, jangan seterusnya dangdut. 

Harus ada selingan tema yang lain misalkan mengangkat UMKM lalu K-pop. Tegal memiliki potensi yang luar biasa ternyata masyarakatnya suka festival. 

Kenapa tidak jika Tegal kita buat City of Festival. Ketika ada festival maka masyarakat bisa mendapatkan manfaat dengan berjualan. Apalagi jika tempatnya di Alun-alun maka bisa ada yang namanya PAD. Maka secara otomatis even tersebut akan menjadi pendapatan untuk daerah dan masyarakat. Kami komitmen even-even itu pasti akan ada di Kota Tegal. (fba)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved