Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Mbak Ita Gandeng BRIN Kembangkan Budidaya Lobster Air Tawar di Kota Semarang

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu meninjau budidaya lobster air tawar di Balai Benih Ikan Mijen, Kamis

|
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: muh radlis

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu meninjau budidaya lobster air tawar di Balai Benih Ikan Mijen, Kamis (12/3/2024) sore.

Budidaya lobster ini merupakan kerjasama antara Pemerintah Kota Semarang dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). 

Menurut Ita, sapaannya, budidaya lobster air tawar tidak sulit. Hanya saja, perawatan membutuhkan ketelatenan. 


"Tadi bagaimana cara merawat itu tidak membutuhkan air yang banyak, tidak seperti ikan. Kemudian, tinggal di pisah sesuai usia. Misal indukan, telur, dan baru menetas," papar Ita. 


Dia mengatakan, budidaya lobster air tawar membutuhkan waktu sekitar enam bulan. Hasilnya cukup besar. Di tingkat petani, lobster dijual dengan harga Rp 150 ribu per kilogram (kg). Sedangkan, makanannya cukup terjangkau sekira Rp 50 ribu. Jika budidaya berhasil, bisa mendapatkan keuntungan lebih dari 50 persen. Bahkan, jika diekspor, harga bisa lebih tinggi. 


"Tadi disampaikan, untuk makannya itu hanya semacam sayur-sayuran bahkan sampah organik yang ada di pasar. Jadi, ternyata lobster itu doyan kecambah, wortel, kacang-kacangan, sayur sayuran. Sampah organik lah," sebutnya. 


Jika masyarakat bisa menngembangkan budidaya lobster, menurut Ita, bisa menjadi sumber protein tinggi. Lobster air tawar juga tidak mengandung kolesterol tinggi karena makanan berasal dari sayuran. 


"Ini inovasi yang bisa dikembangkan di Kota Semarang. Apalagi, Gunungpati, Mijen, ini kan masih bisa dikembangkan karena memiliki tanah yang luas sehingga nanti bisa dimanfaatkan," jelasnya.
Ita melanjutkan, Balai Benih Ikan ini juga bisa dimaksimalkan pemanfaatannya, diantaranya untuk budidaya lobster dengan menjual benih atau telur lobster.  


Dia berharap, kerjasama dengan BRIN yang difasilitasi oleh BRIDA ini bisa memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat Kota Semarang.


"Muaranya bisa jadi penopang program makan siang bergizi yang membutuhkan makanan makanan dengan protein tinggi," ucapnya. 


Peneliti Utama BRIN, Zaenal Arifin mengatakan, harga benih lobster bervariasi mulai datr Rp 1.000 - Rp 2.000 untuk ukuran 1,5 inci. Sedangkan, untuk 10 ini bisa mencapai Rp 10 - Rp 15 ribu. 


Selama ini, masyarakat hanya berdasarkan hasil tangkapan di alam. Jika hasil kerjasama antara pemkot dan BRIN berhasil, akan menjadi pembenihan lobster air tawar yang pertama di Indonesia. 


"Balai Benih Ikan akan menjual bibitnya, ini kan sangat mudah, budidaya mudah, menetaskannya mudah dan tadi kan dilihat airnya hanya 15 cm. Tidak perlu ganti air setiap hari. Kalau pakannya tepat, airnya akan stabil, 30 hari tidak ganti air itu gak masalah," papar Zainal. 


Selanjutnya, Zainal memaparkan, pembesaran di kolam membutujkan waktu sekira enam hingga delapan bulan. Jika pakan bagus, misalnya keong dicacah atau ikan mati yang masih segar, bisa mempercepat pertumbuhan. Dalam memberikan pakan, perlu kombinasi herbal protein nabati dan hewani. 


"Kualitas telurnya juga akan lebih bagus dan pakannya yang dua itu," tambahnya.


Sedangkan tempat budidaya, Zainal menyebut, bisa menggunakan kontainer, kolam semen, ataupun terpal. 

"Tidak harus menggunakan lahan luas, bahkan bisa dibuat bertingkat," ucapnya. (eyf)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved