Berita Jakarta
Nilai Tukar Rupiat Menguat di Posisi Terkuat Setahun Terakhir
Nilai tukar rupiah ditutup menguat pada perdagangan hari ini, bahkan berada di posisi terkuat dalam setahun terakhir.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah ditutup menguat pada perdagangan hari ini, bahkan berada di posisi terkuat dalam setahun terakhir.
Melansir Bloomberg, Selasa (17/9), rupiah spot ditutup di level Rp 15.335 per dolar AS, menguat 0,44 persen dibandingkan dengan penutupan Jumat (13/9) lalu di Rp 15.402 per dolar AS.
Sejalan, rupiah Jisdor BI berada di level Rp 15.338 per dolar AS atau menguat 0,43 persen dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya.
Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menilai, penguatan rupiah didukung ekspektasi penurunan suku bunga the Fed yang lebih agresif pada rapat FOMC di minggu ini.
"Tren pelemahan US Dollar Index sudah terjadi sejak hari Jumat lalu yang dipengaruhi oleh penurunan harga barang impor di AS," katanya, kepada KONTAN, Selasa (17/8).
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menuturkan, data perdagangan Indonesia yang lebih kuat dari perkiraan menjadi katalis positif bagi penguatan rupiah.
Adapun, neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami surplus per Agustus 2024 sekaligus mencatatkan surplus 52 bulan beruntun.
Tercatat hasil keuntungan perdagangan barang dan jasa atau trade balance Indonesia dengan negara lain membukukan surplus senilai 2,9 miliar dolar AS pada Agustus 2024, sejalan dengan meningkatnya ekspor dan impor melambat.
Secara keseluruhan, ekspor Indonesia pada Agustus mencapai 23,56 miliar dolar AS, mengalami kenaikan 5,79 persen dari bulan sebelumnya.
Walaupun sektor migas mencatat penurunan, sektor nonmigas mengalami pertumbuhan signifikan pada Agustus 2024 yang tercatat mencapai 22,36 miliar dolar AS, meningkat 7,43 persen dibandingkan dengan Juli 2024.
Kenaikan itu terutama ditopang peningkatan ekspor produk lemak dan minyak nabati, biji logam, serta terak dan abu.
"Capaian ini di tengah kondisi pasar utama, seperti Jepang dan Amerika Serikat dalam kondisi Indeks Manufaktur (PMI) mengalami kontraksi. Saat yang sama, beberapa komoditas mengalami penurunan harga, terutama di sektor energi, pertanian, dan logam mineral," tulis Ibrahim dalam risetnya, Selasa (17/9).
Untuk perdagangan Rabu (18/9), Ibrahim memprediksi mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 15.230-Rp.15.350 per dolar AS.
Sementara, Josua memperediksi rupiah bergerak sideways pada perdagangan Rabu (18/9), karena menanti pengumuman Rapat Dewan Gubernur (RDG).
Ia memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga acuan untuk mengantisipasi berlanjutnya ketidakpastian global. Josua menebak pergerakan rupiah berpeluang di kisaran 15.275-15.375 per dolar AS. (Kontan/Nova Betriani Sinambela)
Baca juga: Daftar Harga Token Listrik Hari Ini Rabu 18 September 2024, Beli Rp 250.000 Daya 900 VA Dapat Berapa
Baca juga: Daftar Harga Token Listrik Hari Ini Rabu 18 September 2024, Beli Rp 250.000 Daya 900 VA Dapat Berapa
Baca juga: Siap-siap Jadwal Pemadaman Listrik PLN, Mati Lampu 6 Jam Hari Ini Rabu 18 September 2024
Baca juga: Keinginan Panca Darmansyah Ziarahi Makam 4 Anak Kandungnya Setelah Divonis Hukuman Mati
IHSG Hari Ini Ditutup Melemah, Apa Penyebabnya? |
![]() |
---|
Bahaya Asbes di Indonesia: Sengketa Hukum, Korban, dan Desakan Pelarangan |
![]() |
---|
Mutasi Polri: 7 Kapolda Baru, Dari Irjen Asep Edi Suheri Hingga Brigjen Hengki |
![]() |
---|
Lowongan 1.000 Petugas Damkar Jakarta 2025: KTP Luar Jakarta Boleh Daftar! |
![]() |
---|
Prabowo Beri Abolisi dan Amnesti: Tom Lembong & Hasto Dapat Pengampunan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.