Kisah Busairi Penjual Gorengan Poligami, Tinggal di Gubuk Bareng 2 Istri

Busairi mengaku dua istrinya itu hidup harmonis dan akur.

Meski dirinya keterbatasan ekonomi dan memiliki dua istri, selama ini ia merasa telah berlaku adil.

Selain membagi rumah, Busairi juga membagi dengan adil penghasilan yang ia dapatkan.

"Kalau istri saya yang pertama sama kedua itu kalau saya punya penghasilan Rp50 ribu misalnya, kan itu kalau dibagi dua kan terlalu sedikit. 

Kadang yang tua mengalah disuruh ambil semua sama yang muda. Nanti kalau ada rezeki sudah bagian 'saya'," katanya.

Meski begitu, Busairi mengaku istri pertamanya itu legowo.

Kedua istrinya itu punya peran masing-masing di rumah.

Istri keduanya yang masih muda masak di rumah, sementara istri pertamanya mencari rumput bersamanya.

Busairi pun ditanya bagaimana membagi waktu untuk memberikan nafkah batin dengan istri pertama dan istri keduanya.

"Kalau seperti saya itu sulit. Enggak bisa saya kalau masalah batiniah itu," ujarnya.

Busairi mengaku tidak bisa melakukan nafkah batin jika ada salah satu istrinya di ruangan yang sama.

Oleh karena itu pun harus membagi waktu untuk melayani istri pertama dan keduanya.

"Selagi dia masih ada di sini saya enggak bisa melakukan. Cuma saya tidurnya yang pertama dua malam, yang kedua dua malam," jelasnya.

Di akhir, Busairi memberikan tips hidup harmonis dengan dua istri.

"Tidak boleh dibedakan istri pertama sama kedua. Kalau misal istri pertama salah, istri kedua bisa memaafkan, kalau istri kedua salah, istri pertama memaafkan," tuturnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul SOSOK Busairi, Tidur di Kamar Gubuk Bareng Dua Istri, Pilih Poligami Meski Hidup Pas-pasan,