Berita Jateng
Cerita Bank Sampah Ngudi Lestari Semarang, Tumpukan Sampah Jadi 200 Gram Tabungan Emas Pegadaian
Melalui kegiatan memilah dan menabung sampah, anggota Bank Sampah Ngudi Lestari, Kelurahan Tinjomoyo, Kota Semarang, berhasil mengumpulkan tabungan
Penulis: yayan isro roziki | Editor: Catur waskito Edy
Melalui kegiatan memilah dan menabung sampah, anggota Bank Sampah Ngudi Lestari, Kelurahan Tinjomoyo, Kota Semarang, berhasil mengumpulkan tabungan emas di Pegadian lebih dari 200 gram.
TRIBUNJATENG, SEMARANG - Sampah yang telah dipilah sesuai jenisnya tampak menumpuk di petak bangunan gudang Bank Sampah Ngudi Lestari, yang berada di Jalan Karangrejo Selatan VI, RT 01/RW VII, Kelurahan Tinjomoyo, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Selasa (1/10/2024). Tampak di antaranya, tumpukan kardus bekas, botol plastik bekas minuman, kertas, dan lainnya.
Sementara, di dalam ruang kantor Bank Sampah tampak seperangkat meja dan kursi berwarna merah dari hasil daur ulang sampah dengan konsep ecobrick. Botol-botol bekas minum kemasan 600 mililiter (ml) diisi sampah-sampah anorganik kemudian ditata sedemikian rupa, sehingga terbentuklah seperangkat meja dan kursi.
Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) cum mantan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi (Hendi), pernah membeli 10 paket meja dan kursi karya Bank Sampah Ngudi Lestari. Per paket meja dan kursi tersebut dijual seharga Rp1,25 juta.
Ketua Bank Sampah Ngudi Lestari, Umi Nasiah, bercerita, mulanya bank sampah ini bebentuk Dasa Wisma (Dawis) pada 2018, dengan anggota hanya beberapa orang. Kelompok Dawis memilah dan mengumpulkan sampah di RW, sebagai bentuk kesadaran lingkungan.
“Kemudian pada 2019, ada program bantuan dari Pegadaian, kami mengajukan proposal. Dari sekian banyak yang mengajukan, kami yang terpilih mendapatkan bantuan,” ucapnya.
Melalui dana corporate social responsibility (CSR) Pegadaian dalam program ‘memilah sampah menabung emas’ tahun 2019, Bank Sampah Ngudi Lestari mendapat berbagai bantuan. Di antaranya, pembangunan gedung seluas 4x7 meter dan sarana prasarana senilai total Rp382,5 juta. Serta, mesin pencacah, gerobak dan peralatan lain senilai Rp22,8 juta.
“Kita bank sampah pertama yang menjadi binaan Pegadaian di Semarang,” ucapnya.
Sekretaris Bank Sampah Ngudi Lestari, Aniek Setyorini, mengatakan nasabah bank sampah di tempatnya berasal dari berbagai kalangan dan lapisan masyarakat, misalnya lembaga pendidikan, mahasiswa, hingga karyawan dan Aparatur Sipil negara (ASN), serta tak terbatas di lingkungan kelurahan setempat. Lembaga pendidikan Singapore Intercultural Schools (SIS) Semarang, termasuk di antara daftar nasbahnya.
“Ada juga mahasiswa Undip, karyawan SMP Karangturi, dan lainnya,” tuturnya.
Dituturkan, saat ini total nasabah aktif Bank Sampah Ngudi Lestari mencapai 217 nasabah. Sebelumnya, bank sampah ini sempat mengelola lebih dari 317 nasabah.
“Saat Covid melanda, jumlah nasabah turun cukup banyak, karena berbagai faktor,” katanya.

Tabungan emas lebih dari 200 gram, 3 anggota daftar haji
Dari ratusan nasabah tersebut, Bank Sampah Ngudi Lestari berhasil meraup lebih dari 200 gram tabungan emas di Pegadaian. Total emas yang dikumpulkan para nasabah tersebut, terhitung sejak Bank Sampah Ngudi Lestari resmi berdiri hingga akhir September 2024.
“Satu orang ada yang bisa ngumpulin lebih dari 3 gram emas,” beber Bendahara I Bank Sampah Ngudi Lestari, Novi Triana Juliastuti.
Lepas Kontingen Pomnas XIX, Gubernur Ahmad Luthfi Tergetkan Jateng Juara Umum |
![]() |
---|
Ringankan Beban Warga, Ahmad Luthfi Serahkan Bantuan 6 Ton Beras kepada Kelompok Rentan |
![]() |
---|
Jadi Wamenhut, Rohmat Marzuki Sudah Kirim Surat Pengunduran Dari Anggota DPRD Jateng |
![]() |
---|
Ratusan Warga Kelompok Rentan Kabupaten Semarang Terima Bantuan dari Pemerintah Provinsi Jateng |
![]() |
---|
UPDATE Pelajar SMA Magelang Diduga Dihajar Polisi karena Ikut Demo: Didatangi Polisi Minta Damai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.