Berita Kudus
Ratusan Santri di Kudus Ikut Kompetisi Menghafal dan Membaca Kitab Kuning
Ratusan santri dari berbagai pondok pesantren di Kabupaten Kudus mengikuti kompetisi menghafal dan membaca kitab kuning
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Ratusan santri dari berbagai pondok pesantren di Kabupaten Kudus mengikuti kompetisi menghafal dan membaca kitab kuning di Pendopo Kabupaten Kudus, Minggu (6/10/2024). Kompetisi yang digelar dalam rangka peringatan Hari Santri Nasional ini sekaligus menjadi ajang untuk mempertahankan tradisi pesantren.
Penyelenggara kompetisi kali ini yaitu Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU) Kabupaten Kudus. RMI sendiri merupakan organisasi otonom di bawah NU yang membidangi pengembangan pondok pesantren.
Sektretaris RMI NU Kudus Khifni Nasif mengatakan, ada sebanyak 200 santri yang menjadi peserta lomba membacca kitab kuning. Sedangkan untuk lomba menghafal diikuti oleh 67 santri.
“Peserta yang ikut ini merupakan santri dari berbagai pondok pesantren di Kudus,” kata dia.
Untuk membaca kitab ada dua kategori yaitu membaca kitab kuning bidang fikih dan membaca kitab kuning bidang nahwu. Masing-masing kategori terdapat tiga nomor.
Untuk membaca kitab kuning bidang fikih nomor ula atau pemula yang harus dibaca yaitu kitab safinah al-najah. Kemudian untuk nomor wustho atau pertengahan kitab yang harus dibaca yaitu kitab fath al-qarib bab ubudiyah. Dan untuk nomor paling tinggi atau ulya kitab yang dibaca yaitu fath al-muin bab ubudiyah.
Kemudian kompetisi membaca kitab di bidang nahwu juga terdapat tiga nomor. Nomor ula atau pemula yaitu harus membaca kitab matan jurumiyah. Kemudian nomor wustho atau pertengahan harus membaca kitab syarah imrithi. Dan terakhir untuk nomor paling tinggi atau nomor ulya kitab nahwu yang harus dibaca yaitu syarah ibn aqil.
Selain membaca ada juga kompetisi menghafal atau muhafazah kitab bidang nahwu. Untuk kompetisi menghafal kitab gramatikal bahasa Arab ini juga terdiri atas tiga nomor. Pemula atau ula harus menghafal kitab matan jurumiyah. Kemudian untuk tingkat pertengahan atau wustho peserta harus menghafal kitab mazam imrithi dan terakhir untuk tingkat paling tinggi atau ulya peserta harus menghafal kitab nazam alfiyah ibn malik.
Untuk penilaian, lanjut Khifni, di bidang kompetisi menghafal meliputi kecepatan dan ketepatan hafalan. Kemudian untuk kompetisi membaca penilaiannya meliputi tarkib atau ketepatan dalam menentukan susunan kata, ketepatan mengartikan dalam bahasa Jawa ala pesantren, dan ketepatan penjelasan.
Kitab-kitab kuning yang dilombakan tersebut merupakan hal yang diajarkan hampir di setiap pesantren. Dengan adanya kompetisi kali ini dia berharap tradisi pesantren yang selama ini sudah berlangsung bisa semakin terjaga dan lestari.
“Di Kudus ada banyak pesantren. Data kami mencatat ada sekitar 160 pesantren. Ini merupakan ikhtiar kami agar tradisi pesantren tidak hilang,” katanya.
4.760 Menu Makanan Dibagikan Gratis oleh PKL Kudus Hari Ini |
![]() |
---|
Puluhan Mahasiswa di Kota Kretek Jalani Tes Urine di Pendopo Kudus |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: Terduga Pelaku Penusukan Kakak Adik di Kudus Ditangkap di NTB |
![]() |
---|
PB Djarum Raih 2 Trofi dalam Polytron Superliga Junior 2025 |
![]() |
---|
2 Wakil Thailand Tantang Atlet PB Djarum Kejuaraan Bulutangkis Beregu Junior di Kudus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.