Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Cerita Atlet Peparnas XVII 2024 Asal Papua, Kenal Boccia Sebagai Terapi

Atlet asal Kota Manokwari Papua Barat, Pieters Hans Ficktor Warikar mengikuti kejuaraan nasional pertamanya cabor boccia

Penulis: Agus Iswadi | Editor: Daniel Ari Purnomo
istimewa
Atlet boccia asal Papua Barat, Pieters Hans Ficktor Warikar.  

TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Atlet asal Kota Manokwari Papua Barat, Pieters Hans Ficktor Warikar mengikuti kejuaraan nasional pertamanya dalam cabang olahraga (cabor) boccia pada Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII Solo 2024. 

Peparnas XVII Solo 2024 merupakan kejuaraan nasional pertama bagi Pieters sejak dikenalkan oleh sang ayah, Yerris Fernando Warikar pada enam bulan lalu.

Yerris menyampaikan, motif utama mengenalkan boccia kepada Pieters ialah sebagai bagian dari terapi agar bisa meningkatkan kemampuan motorik dan daya pikir.

"Awal mulanya kami di Papua Barat itu baru mengenal boccia kemarin di event Peparnas Papua 2021. Anak saya belum ikut, lalu baru yang ke Solo ini ikut. Saya merasa tertarik dengan olahraga boccia, karena ini olahraga yang sangat membantu daya berpikir dan konsentrasi mereka lebih meningkat, khususnya bagi cerebral palsy yang mengalami gangguan motorik seperti yang dialami Pieters," kata Yerris, Selasa (8/10/2024).

Dia menceritakan, Pieters semula tidak bisa memegang maupun melempar bola saat menjalani latihan boccia di Manokwari. Pasalnya tangan Pieters tidak cukup kuat mengangkat bola boccia. Lanjut Yerris, akhirnya muncul semangat dan keinginan dari Pieters setelah melihat atlet lain berlatih setiap hari.

Tak hanya sang ayah, ibu Pieters bernama Sintia Iwanggin juga datang ke Solo mendampingi sang putra. Sintia sempat tak kuasa menahan haru saat melihat anaknya bertanding. Sambutan dan dukungan suporter membuatnya merinding.

"Sempat kita terpikir bahwa karena kondisinya begini (Cerebral Palcy) takut dia kelelahan akhirnya khawatir, tapi ya rencana Tuhan tidak ada yang tahu, tadi saya sempat nonton tapi saya harus keluar, saya lihat pas selesai kenapa anak saya di kasih dukungan suporter yang banyak. Saya terharu, mau menangis," ungkapnya.

Menurut Sintia boccia sangat bermanfaat bagi tumbuh kembang anaknya hingga menjadi atlet untuk mewakili Papua Barat.

"Olahraga ini jadi terapi bagi Pieters, Dia menjadi anak yang lebih ceria, tadinya termenung, sering diam di rumah saja, tetapi setelah kenal dengan boccia dia jadi ceria, semangat lagi dan percaya diri," tuturnya. (Ais).

 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved