Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pendidikan

CARA Guru di Pati Gugah Kreativitas Pelajar Tanpa Artificial Intelligence, Maksimalkan Cerpen

Para pelajar tingkat SMP di Kabupaten Pati digugah agar bisa menggali “ide murni” sehingga bisa menelurkan karya di bidang sastra.

Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: Muhammad Olies
TribunJateng.com/Mazka Hauzan Naufal 
Ketua MGMP Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Pati, Suprihadi, mengawasi para siswa yang mengikuti lomba penulisan cerpen dalam rangka Bulan Bahasa yang digelar di SMPN 3 Pati, Senin (28/10/2024).   

TRIBUNJATENG.COM, PATI – Para pelajar tingkat SMP di Kabupaten Pati digugah agar bisa menggali “ide murni” sehingga bisa menelurkan karya di bidang sastra.

Salah satu caranya lewat lomba menulis cerita pendek (cerpen) dan lomba baca puisi untuk para pelajar SMP se-Kabupaten Pati. Lomba dilaksanakan di SMPN 3 Pati, Senin (28/10/2024).

Lomba dalam rangka memperingati Bulan Bahasa dan Sastra 2024 ini diikuti total 123 peserta, 60 peserta lomba penulisan cerpen dan 63 peserta lomba baca puisi. Mereka merupakan siswa/siswi perwakilan dari SMP dan MTs se-Kabupaten Pati.

Lomba ini digelar oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Pati.

Dalam lomba penulisan cerpen, para peserta diminta menulis tangan di kertas folio, tanpa menggunakan peranti elektronik seperti laptop ataupun ponsel pintar.

Hal ini untuk menghindari plagiarisme dan penggunaan artificial intelligence (AI) atau teknologi kecerdasan buatan dalam menulis karya. 

Baca juga: Apa Itu Chat GPT? Aplikasi Kecerdasan Buatan yang Diklaim Bisa Bikin Skripsi, Begini Cara Pakainya

Baca juga: Tingkatkan Kreativitas Siswa, Dosen Magister Psikologi USM Beri Pelatihan Mindfulness di Thailand

Baca juga: Menggambar Ilustrasi dengan Teknik Montase Menumbuhkan Kreativitas Siswa

Sebagaimana diketahui, AI semacam Chat GPT telah sedemikian canggih sehingga bisa menghasilkan cerpen atau puisi sesuai prompt atau instruksi singkat yang diberikan penggunanya.

Tanpa bermaksud menafikan perkembangan zaman, mekanisme lomba cerpen dengan menulis tangan secara manual ini dimaksudkan untuk memunculkan ide murni dari para peserta.

Sebab, lomba ini digelar untuk menghasilkan bibit-bibit sastrawan yang berbakat dari kalangan siswa.

“Bersama tim, kami merumuskan metode agar anak-anak menulis di kertas folio, agar ide dan gagasan benar-benar asli dari siswa. Kalau misal diketik di PC, godaan dan risiko plagiarisme lebih besar. Supaya anak-anak juga tidak tergoda memakai Chat GPT,"

"Ketakutan kami, anak-anak semata-mata memanfaatkan AI untuk membuat cerpen. Padahal di sini kami mencari bibit-bibit sastra dari kalangan siswa,” jelas Ketua MGMP Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Pati, Suprihadi.


Menurut dia, gagasan yang dia usulkan ini tidak langsung diterima. Banyak yang meragukan manfaat dan tujuannya. Namun, setelah melalui perundingan, akhirnya sistem lomba ini disepakati.


“Saya ingin melihat kreativitas dan inovasi siswa. Paling tidak karakter, kompetensi, dan bakat mereka bisa kelihatan. Dengan menulis tangan, saya harap hasil karya lebih jujur dan lebih bisa dipertanggungjawabkan. Ide-ide yang muncul dari anak-anak langsung teraktualisasikan dalam tulisan mereka,” ungkap dia.


Suprihadi menambahkan, ada tiga tema cerpen dalam lomba ini, yakni “aku dan bahasaku”, “aku sebagai generasi emas”, dan “untuk Indonesiaku”. Ketiga tema cerpen tersebut diundi untuk tiap peserta. 


Kemudian peserta diberi waktu 180 menit untuk menulis cerpen sepanjang 5-8 halaman folio sesuai tema yang mereka dapat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved