Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jakarta

Heboh Anggur Muscat, Pemerintah Selidiki dan Antisipasi Adanya Kandungan Residu Kimia Berbahaya

Anggur Shine Muscat asal China saat ini ramai jadi perbincangan hangat di media sosial. Hal ini karena ditemukan residu kimia melebihi batas aman

FB FDA Thailand/The Nation
Anggur shine muscat yang diimpor dari China. 

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dicecar Komisi IX DPR soal temuan anggur shine muscat yang diduga mengandung zat berbahaya. Hal itu disampaikan anggota Komisi IX DPR Irma Suryani dalam rapat kerja antara Komisi IX DPR dan BPOM.

Kepala BPOM Taruna Ikrar menyampaikan pihaknya segera melakukan koordinasi dengan Kementerian Pertanian (Kementan). "Anggur ini seharusnya kan itu hubungannya dengan Kementerian Pertanian.

Kan ada disitu kan barang karantinanya, ya masuk. Nah, tetapi, tentu, karena badan POM punya Tupoksi pengawasan obat dan makanan, ini bagian dari makanan, maka kami tadi ditegur," kata Taruna.

Untuk diketahui kabar anggur Shine Muscat di Thailand mengandung kontaminasi sekitar 50 zat kimia berbahaya. Kendati demikian, Taruna mengatakan belum ada temuan atau laporan terkait temuan residu pestisida pada anggur shine muscat di pasar Indonesia.

"Kami akan berkoordinasi secara ketat dengan badan karantina di Departemen Pertanian, karena ini kan masuknya ke negeri kita lewat itu. Sekaligus, Badan POM akan menjalankan tahapan berikutnya, yaitu melakukan sampling ke beberapa toko-toko atau pasar-pasar yang bisa berdampak kepada masyarakat," ujarnya.

Badan Karantina Indonesia buka suara terkait temuan anggur shine muscat di Thailand yang diduga mengandung pestisida. Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahat M. Panggabean, melakukan sidak ke tempat pemeriksaan karantina (TPK) di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur.

“Kami memastikan bahwa setiap komoditas yang masuk melalui pintu-pintu pemasukan sudah melalui pengawasan yang ketat, serta memenuhi persyaratan karantina tumbuhan termasuk standar keamanan pangan sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan,” ujar Sahat M. Panggabean.

Pihaknya menekankan, pengawasan keamanan pangan segar asal tumbuhan terhadap pemasukan komoditas tersebut telah dilakukan melalui sistem karantina yang terintegrasi yaitu prior notice. Melalui sistem ini, dokumen terkait komoditas telah diperoleh sebelum barangnya sampai di pelabuhan.

Sudaryono

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan, pihaknya tengah mengecek keamanan produk Anggur Muscat yang dinilai mengandung residu kimia.

"Jadi kita juga lagi cek. Dari sisi keamanan produk-produk pertanian ini, kita lagi cek ya. Saya kira Dirjen hortinya, saya sudah minta, ya kan lagi viral," kata Sudaryono.

Terlebih lagi, Sudaryono mengaku kerap mengonsumsi anggur Muscat tersebut bahkan selalu tersedia di kantornya.

"Kita lagi cek. Termasuk aku juga suka makan," ucap Sudaryono. "Termasuk di ruangan saya, jujur aja aku minum itu, makan itu juga. Nah ini aku cek dulu ya. Yang warna hijau itu kan? Iya, iya," sambungnya.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) turut merespons isu anggur Shine Muscat di Thailand dan Malaysia yang diduga terkontminasi residu pestisida. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Aji Muhawarman menuturkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan Karantina Indonesia dan Kementerian Pertanian sebagai pengawas komoditi pangan segar dari dalam dan luar negeri.

Lebih lanjut ia menuturkan, bahaya residu pestisida untuk kesehatan manusia bahwa tiap jenis pestisida memiliki risiko kesehatan yang berbeda terhadap manusia. "Tergantung pada senyawa kimia dalam pestisida tersebut, jumlah asupan (residu yang ada dalam bahan makanan) dan lama paparan," kata dia.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved