Pertama Dalam 130 Tahun, Puncak Gunung Fuji Tak Bersalju Dalam Jangka Waktu yang Lama, Pertanda Apa?

Pertama Dalam 130 Tahun, Puncak Gunung Fuji Tak Bersalju Dalam Jangka Waktu yang Lama, Pertanda Apa?

TRIBUNJATENG.COM- Gunung Fuji tengah menyedot perhatian publik setelah beredar kabar bahwa bagian puncak Gunung Fuji tak lagi diselimuti salju dalam kurun waktu yang cukup lama.

Hal ini merupakan pertama kalinya sejak 130 tahun terakhir, biasanya Gunung Fuji akan ditutupi salju di bagian puncaknya sepanjang tahun dan akan mencair di musim panas.

Setelah musim panas berakhir, puncak Gunung Fuji akan segera diselimuti salju.

Diketahui jika salju yang menyelimuti puncak Gunung Fuji akan terbentuk pada awal Oktober setiap tahunnya yakni dari tanggal 1 hingga 2 Oktober.

Baca juga: 95 Tewas, Detik-detik Banjir Bandang Spanyol Terekam Kamera, Jembatan Hancur Diringi Teriakan Warga

Baca juga: Inilah Sosok Drajat Djumantara Lamar Penyanyi Febby Rastanty, Profesi Polisi

Baca juga: Denny Cagur Resmi Dilantik Jadi Anggota DPR, Ungkap Pesan Mendiang Sang Ibunda yang Bikin Merinding

Tercatat pada tahun lalu yakni tahun 2023 salju yang menyelimuti Gunung Fuji terhitung cukup lambat yakni pada tanggal 5 Oktober.

Namun pada tahun 2024 ini puncak Gunung Fuji tak segera berselimut salju bahkan hingga saat ini.

Melalui akun sosial media tiktok milik @elpilogue tampak mengunggah sebuah video pada Kamis (31/10/2024) dengan keterangan bertuliskan:

"Gunung Fuji lagi ga bersalju padahal udah akhir Oktober," tulis keterangan dalam unggahan tersebut.

Dalam video berdurasi 7 detik tersebut tampak memperlihatkan Gunung Fuji yang tampak tak ada tanda-tanda berselimut salju.

Dikutip dari Kompas.com Gunung Fuji mengalami periode puncak tanpa salju terlama dalam 130 tahun terakhir sejak tahun 1894 lalu berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Kantor Metereologi Lokal Kofu pada Gunung Fuji.

Diungkapkan oleh Yutaka Katsuka selaku pihak Kantor Meteorologi Lokal Kofu mengenai fenomena puncak Gunung Fuji tak diselimuti salju kali ini karena adanya cuaca yang lebih hangat dibanding periode sebelumnya.

"Suhu tinggi pada musim panas ini, dan suhu tinggi ini berlanjut hingga September, menghalangi udara dingin," kata Katsuta kepada AFP.

Dilansir dari The Smithsonian Magazine melalui Andrew Schwartz dari Universitas California Barkeley mengungkap, jika fenomena Gunung Fuji tersebut dikarenakan dampak dari efek rumah kaca yang harus segera dikurangi dan diatasi.

(*)