Berita Jateng
Keluhan Petani Milenial di Jawa Tengah : Sulitnya Pemasaran Hingga Kualitas Produk Pertanian
Para petani muda di Jawa Tengah mengeluhkan berbagai tantangan selama menekuni bidang pertanian di antaranya stabilitas harga
Penulis: iwan Arifianto | Editor: Catur waskito Edy
Puluhan petani tersebut berasal di wilayah Purworejo dan Kulonprogo yang memiliki potensi pisang yang cukup besar.
Tanaman pisang dari bogol diolah menjadi keripik, batang pisang untuk gudek, dan daun untuk es dawet.
"Keripik pisang dari bogol sudah pernah diekspor ke Dubai sampai 50 ton pada tahun 2020-2021. Tahun ini belum ada permintaan lagi," terangnya.
Dia mengaku, petani muda sekarang harus terus berinovasi untuk menggantikan para petani saat ini yang mayoritas sudah sepuh.
"Kami juga perlu pendampingan pemerintah makanya bergabung ke petani milenial. Misal saat ini ada program makan gratis maka perlu melibatkan petani muda," terangnya.
Para petani milenial yang dikumpulkan oleh Kementan tersebut tergabung dalam Program YESS (Youth Enterpreneurship and Employment Support Services) yakni program yang bertujuan untuk mengembangkan kewirausahaan dan ketenagakerjaan generasi muda.
"Program YESS sudah dijalankan selama 6 tahun yang mampu mencetak 3 ribu petani muda yang menjadi enterpreuner di bidang pertanian," jelas Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono yang juga didapuk menjadi Bapak Petani Milenial.
Sudaryono melanjutkan, program mencetak petani muda akan terus dilanjutkan hingga lebih dari 30 ribu bahkan 300 ribu petani.
Para petani muda yang sudah ada nantinya akan diberdayakan menjadi tim task force atau satuan tugas (Satgas) dalam rangka penyebaran pelatihan penyuluhan terhadap petani muda lainnya di indonesia.
"Kami garap itu karena di luar sana masih ada anak muda yang mau bertani bahkan menjadi pengusaha di bidang pertanian seperti budidaya, pengolahan, distribusi, dan ekspor impor," tuturnya.
Dalam program petani milenial, Kementan menggandeng IFAD (International Fund for Agricultural Development) badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Lembaga Keuangan Internasional yang menanggulangi kelaparan dan kemiskinan di masyarakat pedesaan.
"Kami mendukung program YESS pada pengembangan agro bisnis pemuda dengan target mendukung 220 ribu pemuda dalam produksi, inklusi keuangan, pengolahan, dan pertanian digital," terang Country Director IFAD, Hani A. Elsadani Salem.
IFAD saat ini sedang mempersiapkan tahap akhir persetujuan kerjasama serupa dengan memperluas wilayah ke delapan provinsi di Indonesia termasuk Jawa Tengah. (Iwn)
Baca juga: HUT ke-97 RSUD Kardinah, Pj Wali Kota Tegal Tekankan Semangat Bangun RS Daerah yang Lebih Unggul
Baca juga: Dinsos Demak Berikan Bantuan Logistik pada Korban Kebakaran di Mranggen dan Karangawen
Baca juga: Respon Debat Pertama Paslon Bupati & Wakil Bupati Tegal, Agustyarsyah: Keduanya Cukup Baik & Bagus
Baca juga: Video Kecelakaan Avanza Terbalik di Tanjakan Gombel Semarang Hari Ini Bikin Macet Panjang
Pemprov Jateng Dorong Koperasi Merah Putih Untuk Distribusi Pangan Murah |
![]() |
---|
Eceng Gondok Venue Dayung Kualifikasi Porprov Jateng di Danau Rawa Pening Semarang Sudah Dibersihkan |
![]() |
---|
Lepas Kontingen Pomnas XIX, Gubernur Ahmad Luthfi Tergetkan Jateng Juara Umum |
![]() |
---|
Ringankan Beban Warga, Ahmad Luthfi Serahkan Bantuan 6 Ton Beras kepada Kelompok Rentan |
![]() |
---|
Jadi Wamenhut, Rohmat Marzuki Sudah Kirim Surat Pengunduran Dari Anggota DPRD Jateng |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.