Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Rembang

Perubahan Iklim Sebabkan Hasil Tangkapan Kepiting Rajungan Menurun

Hasil tangkapan para nelayan rajungan di Desa Gegunung Wetan tak semenyenangkan pada dibandingkan dua tahun lalu.

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: rival al manaf
Tribun Jateng/ Rezanda Akbar D.
Nelayan di Desa Gegunungan Wetan saat menyiapkan perangkap kepiting (bubu) sebelum melaut 

TRIBUNJATENG.COM, REMBANG - Hasil tangkapan para nelayan rajungan di Desa Gegunung Wetan tak semenyenangkan pada dibandingkan dua tahun lalu, pada saat itu para nelayan jika sekali melaut bisa mendapatkan kepiting rajungan hingga ratusan kilogram sekali melaut.

Di desa Gegunungan Wetan, ada sekitar seratusan kapal nelayan rajungan yang biasa digunakan oleh warga sekitar. 


Pasalnya mayoritas mata pencaharian para warga disitu adalah nelayan rajungan.


Menurunnya pada tahun ini membuat hasil tangkapan rajungan turun drastis membuat beberapa nelayan ogah melaut, karena hasil tangkapan yang tak sebanding dengan biaya operasionalnya.


Untuk saat ini, harga perkilogram kepiting rajungan mencapai Rp70-75ribu. Sedangkan hasil tangkapan para nelayan terkadang berskala 3kg-10kg.


Dibandingkan dua tahun terakhir, para nelayan bisa membawa sekitar 50-150kg sekali melaut, sedangkan untuk perkilonya pada dua tahun lalu mencapai Rp50ribu.


Untuk musim panen kepiting rajungan, biasanya pada saat angin muson barat berhembus atau yang dikenal sebagai musim baratan pada periode bulan Oktober hingga April, pada musim ini di wilayah Indonesia biasanya memasuki musim penghujan.


"Biasanya pada Oktober (bulan kemarin) sudah mulai kerasa panen, tapi ini belum ada hasil yang bagus. Semoga November dan Desember ini ada hasil yang lebih baik," ujar Lastari, yang sudah melaut sejak 38 tahun lamanya, Sabtu (9/11/2024).


Lastari juga bercerita para nelayan yang malas melaut, dikarenakan hasil tangkapan yang dibawah 5kg tak menunjang biaya operasional mereka.


Dalam sekali melaut, nelayan harus merogoh kocek untuk biaya solar yakni sekitar Rp250ribu kemudian untuk umpan kepiting rajungan kisaran Rp100ribu.


Biaya tersebut belum termasuk biaya makan para nelayan dalam satu perahunya.


"Kalau mereka pulang bawa 3kg saja sudah tidak menutup biaya operasionalnya, jadi ga sedikit juga para nelayan milih libur sambil menunggu musim hujan," katanya.


Dia bercerita, pada akhir-akhir ini iklim di Pesisir Kabupaten Rembang intensitas hujan terbilang rendah.


Menurutnya hal itu yang menjadikan para nelayan kepiting rajungan di Desanya tak bisa mendapatkan jumlah tangkapan yang menjanjikan.


"Iklimnya tidak mendukung. Jadi hasilnya menurun drastis karena perubahan iklim saat ini, bulan Oktober sama ini awal November saja kondisinya masih panas dan jarang hujan," tuturnya. (Rad)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved