Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pilkada Purbalingga

Hasil Survei Dua Lembaga di Pilkada Purbalingga, Siapa yang Unggul?

Keduanya punya hasil berbeda tentang siapa yang berpotensi memenangkan kontestasi pemilihan bupati dan wakilnya.

Ist. Pemkab Purbalingga 
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Purbalingga saat menggelar pengundian nomor urut pasangan calon bupati-wakil bupati pada Pilkada Purbalingga di aula KPU, Senin (22/9/2024). 

Hasilnya, Tren Survei Kabupaten Purbalingga terhadap elektabilitas kedua paslon mengalami perubahan yang signifikan. 

Perubahan tersebut diketahui setelah dilakukannya dua kali survei, baik terhadap paslon nomor urut satu maupun dua. 

PolMark melakukan survei pertamanya pada 11–23 September 2024 dan survei keduanya pada 20–29 Oktober 2024. 

Berdasarkan kedua survei tersebut, elektabilitas pasangan nomor urut dua menunjukkan tren yang lebih positif dibanding paslon nomor urut satu yang justru sebaliknya (negatif). 

Pasalnya, dari hasil survei yang dilakukan dalam 35 hari (24 September - 29 Oktober 24), elektabilitas Fahmi Muhammad Hanif dan Dimas Prasetya Hani naik sebesar 12,7 persen atau bertambah 0,36 per hari. 

Hasilnya, yang sebelumnya angka elektabilitas paslon nomor urut dua ini hanya 36,2 persen, kini naik menjadi 48,9 persen. 

Kenaikan elektabilitas Fahmi - Dimas di Pilkada Purbalingga menuju hari pemilihan tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor. 

"Naiknya elektabilitas Mas Fahmi dan Mas Dimas dipengaruhi beberapa faktor, seperti pertemuan-pertemuan langsung dengan masyarakat, sosialisasi media luar ruangan, dan pendekatan dengan kalangan muda," ujar Eko Bambang Subiantoro kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (16/11/2024). 

Meski salah satu faktornya adalah kedekatan dengan anak muda, namun kenaikan elektabilitas Fahmi - Dimas terjadi hampir di seluruh segmen. 

"Hampir semua segmen mengalami kenaikan, terutama kategori usia anak-anak muda," katanya. 

Hasil tersebut sangat berbanding terbalik dengan paslon nomor urut satu, yaitu Dyah Hayuning Pratiwi dan Mahendra Farizal yang trennya justru mengalami penurunan. 

Menurut hasil survei PolMark, data dalam 35 hari (24 September - 29 Oktober 24), elektabilitas pasangan Tiwi - Hendra turun sangat signifikan, yaitu sebesar -15,3 persen atau berkurang 0,44 per hari. 

Sebelumnya, pasangan Tiwi - Hendra memiliki elektabilitas 59,5 persen. 

Tapi, angkanya terus menurun hingga kini hanya 44,2 persen. 

Penurunan grafik elektabilitas paslon nomor urut satu ini menjadi tanda perubahan kemantapan pemilih masyarakat Purbalingga secara umum. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved