Ingin Pilkada Damai, Gerwabat Gelar Doa Bersama untuk Kemenangan Fallas- Ridwan

TRIBUNJATENG.COM, BATANG - Puluhan wanita berhijab hitam yang tergabung dalam Gerakkan Wanita Batang Hebat (Gerwabat) menggelar doa bersama di Jalan Veteran, Batang, Sabtu (16/11/2024). Acara ini ditujukan untuk menggalang semangat pilkada damai di Batang.

Dengan menyalakan lilin sebagai simbol harapan, para anggota Gerwabat membacakan petisi yang menyerukan pemilihan kepala daerah (pilkada) yang jujur, adil, dan damai. 

Dalam petisi tersebut, Gerwabat menegaskan permintaan agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) bersikap netral. Menurut mereka, netralitas kedua lembaga tersebut sangat penting agar tidak terjadi konflik yang dapat memicu perpecahan di masyarakat.

"Kami ingin KPU dan Bawaslu benar-benar menjalankan tugasnya dengan adil dan tidak berpihak. Sikap yang berpihak dapat memicu ketegangan dan merusak keharmonisan masyarakat," ujar Kartiningsih, koordinator Gerwabat, di sela-sela acara.

Kartiningsih menegaskan bahwa gerakan ini murni sebagai bentuk kepedulian moral dan bukan gerakan yang mendukung salah satu pasangan calon (paslon). 

“Kami adalah pendukung Paslon 01, tetapi dalam aksi ini kami tidak memakai atribut paslon maupun partai politik. Malam ini kami hadir sebagai masyarakat Batang yang menginginkan kedamaian dalam pelaksanaan pilkada,” katanya.

Aksi damai tersebut juga diisi dengan pembacaan puisi oleh salah satu anggota Gerwabat, Santi. Puisi yang berjudul "Surat dari Rakyat" itu menyuarakan harapan masyarakat agar pemimpin Batang yang terpilih nantinya benar-benar berpihak kepada rakyat dan memperhatikan kesejahteraan mereka.

"Melalui puisi ini, kami ingin menyampaikan harapan dan doa agar pemimpin yang akan datang tidak melupakan janji-janji kampanye, serta selalu berusaha untuk membangun Batang dengan penuh integritas," ucap Santi dengan suara lantang yang disambut tepuk tangan hadirin.

Kartiningsih menjelaskan bahwa aksi ini merupakan respons atas meningkatnya suhu politik menjelang pilkada. Menurutnya, ketegangan di antara pendukung paslon dikhawatirkan dapat merusak tatanan sosial di Batang. Oleh karena itu, Gerwabat mengajak masyarakat untuk tetap tenang dan saling menghormati perbedaan pilihan politik.

“Kami tidak ingin melihat ada gesekan yang dapat memecah belah masyarakat. Mari kita junjung tinggi persatuan dan kesatuan. Pilihan boleh berbeda, tapi kita tetap saudara,” tegasnya.

Acara doa bersama tersebut diakhiri dengan menyanyikan lagu kebangsaan "Bagimu Negeri" yang diikuti oleh seluruh peserta. Suasana haru menyelimuti kegiatan tersebut, menandakan tekad bersama untuk menjaga kedamaian dan keharmonisan dalam proses pilkada.

Kehadiran Gerwabat dalam acara tersebut juga mendapatkan perhatian dari masyarakat sekitar yang turut hadir dan memberikan dukungan. Salah seorang warga, Indah (35), mengaku tersentuh dengan semangat dan pesan yang disampaikan oleh Gerwabat. "Ini sangat inspiratif, terutama bagi kami yang ingin melihat Batang tetap damai dan aman selama pilkada," ujarnya.

Gerwabat berharap acara ini menjadi pengingat bagi semua pihak, baik penyelenggara, peserta, maupun masyarakat, agar mengutamakan kedamaian dan persatuan. Dengan penyelenggaraan pilkada yang damai, diharapkan Batang dapat terus maju dan berkembang dalam suasana yang harmonis.

Sebelum acara ditutup, Kartiningsih kembali menegaskan pentingnya peran aktif masyarakat dalam menjaga situasi kondusif. “Kita semua punya tanggung jawab untuk mewujudkan pilkada yang aman dan damai. Mari kita tunjukkan bahwa masyarakat Batang mampu menghadapi perbedaan dengan bijak,” tutupnya.

Acara yang berlangsung selama dua jam itu berjalan dengan lancar dan tertib. Gerwabat berencana mengadakan kegiatan serupa di beberapa titik lain di Batang untuk terus mengkampanyekan pentingnya pilkada damai dan menjaga keutuhan masyarakat.