Pilkada Rembang 2024
Ini Pemilik Sekolah di Rembang "DO" 3 Murid Gegara Beda Pilihan, DPR Demokrat, Bapak Nyalon Bupati
Belakangan terungkap, jika pemilik yayasan adalah Harmusa Oktaviani, anggota DPR RI Dapil Jateng III (Rembang, Blora, Pati dan Grobogan) dari Demokrat
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNJATENG.COM, REMBANG- Sejumlah fakta bermunculan seiring viralnya kasus tiga murid TK Darul Fiqri di Desa Pamotan Rembang yang diduga "dikeluarkan" dari sekolah gegara orang tuanya beda pilihan politik dengan pihak yayasan.
Salah satu fakta tersebut yakni soal pemilik sekolah tersebut.
Belakangan terungkap, jika pemilik yayasan adalah Harmusa Oktaviani, anggota DPR RI Dapil Jateng III (Rembang, Blora, Pati dan Grobogan) dari Partai Demokrat. Harmusa Oktaviani adalah anak dari calon Bupati Rembang Harno yang kini sedang berlaga di Pilkada Rembang 2024.
Fakta ini diungkapkan oleh Kepala Desa Pamotan, A. Masykur Ruhani.
Aang, panggilan akrab A. Masykur Ruhani mengatakan pada Sabtu (23/11/2024) ia telah memanggil pihak yayasan. Sehingga ia punya gambaran kronologi peristiwa ini.
Menurutnya Yayasan TK Darul Fiqri memang meminta tolong kepada orang tua murid untuk mencoblos Paslon Bupati dan Wakil Bupati Rembang Nomor 2 Harno-Hanies.
Alasan pihak yayasan meminta tolong para wali murid untuk mencoblos Paslon 2, lantaran yayasan tersebut adalah milik dari Harmusa Oktaviani.
"Biar tidak simpang siur, sebetulnya dari yayasan waktu silaturahmi ke wali murid itu dari pihak guru dan yayasan minta tolong, karena punya gawe. Pak Harno kan nyalon," tuturnya, saat dikonfirmasi Tribunjateng Minggu (24/11/2024).
Baca juga: Puluhan Ribu APK Paslon yang Terpasang di Rembang Dicopot Paksa, Tim Gabungan Sisir 14 Kecamatan
Baca juga: Jurus Harno Jika Pimpin Rembang, Andalkan Lobi-lobi Bapak Jakarta
Namun karena ketiga ortu tersebut menyatakan tidak bisa membantu, mereka memilih untuk mengundurkan diri dari sekolah, dengan alasan beda pilihan politik.
Aang mengaku juga melakukan klarifikasi ke pihak yayasan untuk mengkonfirmasi terkait keluarnya tiga murid tersebut.
"Apa benar itu dikeluarkan, terus dia (yayasan) kan kita minta tolong karena bapak nyalon minta tolong dibantu, bahasanya gitu minta tolong," kata Aang sembari menirukan pihak yayasan.
"Sekolahnya Harmusa kayanya, anaknya yang di DPR RI yang punya yayasan, tidak ada apalagi mas Harno sampai mengeluarkan. Ya enggak lah, ngopeni pilihan ini sudah pusing. Fokus ke pilihan," sambungnya.
Dia mengatakan bahwa dua orang yang keluar tergabung dalam partai pengusung dari kubu Paslon 1 atau lawan politik.
"Awalnya satu orang, dan paginya tiga wali murid itu keluar. Yang keluar itu, dari partai pengusung sebelah, ini dikapitalisasi terus di masukin ke medsos akhirnya digoreng semacam ini," tuturnya.
Aang mengakui, belum melakukan mediasi dengan tiga wali murid yang bersangkutan. Rencananya mediasi akan dilakukan pada Senin depan.
"Mereka bertiga warga Desa Sidorejo, mereka tetangga desa. Kami sudah identifikasi itu dari partai pengusung rivalnya pak Harno, mediasi antar desa saja. Saya sudah komunikasi dengan kepala desanya, itu ternyata keluar sendiri," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Tiga murid TK Darul Fiqri di Dukuh Cikalan, Desa Pamotan, Kecamatan Pamotan, Rembang dikeluarkan dari yayasan lantaran wali muridnya beda pilihan politik dengan pemilik sekolah di Pilkada 2024.
Icha, Bian dan Chaca adalah murid TK Darul Fiqri yang orang tuanya tidak bisa mematuhi perintah pihak yayasan untuk mencoblos salah satu Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Rembang.
Ambarwati, wali murid dari Icha mengatakan, bahwa dirinya tidak bisa mengikuti perintah pihak TK Darul Fiqri karena sudah mempunyai pilihan Cabup-cawabup Rembang sendiri yang sesuai dengan hati nuraninya.
Karena tetap pada pendiriannya, dan tidak bisa lagi ditawar, dirinya memilih anaknya dikeluarkan dari sekolah.
"Pada hari Kamis kami didatangi Pak Joko Suryanto sama Bu Umi sama Bu Ima selaku guru anak saya TK. Lah, di situ Pak Joko bilang kalau anaknya yang sekolah di TK Darul Fiqri harus mencoblos nomor urut 02. Kalau tidak harus keluar," ucapnya pada Sabtu (23/11/2024).
Ambarwati merasa bahwa pilihan politiknya benar, dan menolak calon yang bertindak semena -mena. Menurutnya beda pilihan itu wajar, namun, karena pemilik yayasan tetap pada pendiriannya, ya terpaksa anaknya jadi korban.
"Lha saya bilang, kalau dibagi gimana Bu Umi, boleh apa tidak? Kata Bu Umi, tidak boleh harus semua," jelas dia.
Senada, Jamilah orang tua Chaca mengaku kaget usai mengetahui bahwa anaknya di coret dari peserta didik di TK Darul Fiqri.
Saat mencoba mengkonfirmasi melalui sambungan telepon kepala TK Darul Fiqri, ia sempat diperintahkan untuk memilih paslon nomor urut 02 namun dirinya menolak.
"Katanya Mba Caca juga di blacklist tapi kok tidak datang ke rumah. Soalnya Mbaknya sudah dekat sama Mas Juremi. Terus ditanya, kalau mbaknya nyoblos nomor 02 gimana? Maaf Bu saya pilih nomor satu. Terus bilang, ya sudah kalau tidak bisa ya mohon maaf terpaksa harus dikeluarkan dari sekolah," imbuhnya. (Rad)
Pengawalan Distribusi Pilkada Rembang Dilakukan Secara Ketat |
![]() |
---|
Sungkem Orang Tua Sebelum Nyoblos, Mbak Vivit Optimis Menang di Pilkada Rembang 2024 |
![]() |
---|
Kasus 3 Anak TK Jadi Korban Politik di Rembang, Ombudsman Jateng Lakukan Investigasi |
![]() |
---|
Puluhan Ribu APK Paslon yang Terpasang di Rembang Dicopot Paksa, Tim Gabungan Sisir 14 Kecamatan |
![]() |
---|
Mirisnya Nasib Tiga Murid TK Rembang, Dikeluarkan dari Sekolah karena Walinya Tak Pilih Paslon 02 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.