Berita Rembang
Terkuak Ternyata Pihak TK Darul Fiqri Rembang Paksa Murid Pasang Baner Paslon 02 Harno-Hanies
TK Darul Fiqri di Desa Pamotan Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang, diduga menggunakan anak-anak murid TK untuk melakukan kampanye salah satu paslon.
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, REMBANG - TK Darul Fiqri di Desa Pamotan Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang, diduga menggunakan anak-anak murid TK untuk melakukan kampanye salah satu paslon.
Tidak disangka, para anak-anak TK yang seharusnya belajar dengan tenang, diminta oleh pihak sekolah untuk memasang baner salah satu paslon Bupati di Rembang.
Adanya temuan ini berasal dari orang tua murid yang gusar, buntut tindakan sekolah yang mengeluarkan tiga murid TK lantaran enggan milih Paslon jagoannya.
Satu diantaranya adalah Bakti Setiadi yang buka suara dan menceritakan kejadian tersebut kepada awak media.
Bakti Setiadi juga mengaku resah usai sekolah tersebut berpihak kepada salah satu paslonnya, dan menggunakan anak-anak TK untuk mencari suara.

Kejadian ini terjadi pada tanggal 15 November lalu, dia bercerita saat itu anaknya yang usai pulang sekolah tiba-tiba dibawakan banner bergambar salah satu Paslon, untuk dipajang disekitar rumah murid.
Saat mengetahui itu, Bakti Setiadi merasa kaget dan tak menyangka. Dimana sekolah yang seharusnya menjadi tempat para anak-anak menuntut ilmu, malah menjadi sarana untuk mengais suara.
"Anak saya bilang, ini dari sekolah. Disuru guru pasang di dekat rumah, terus difoto sama anaknya terus kirimkan ke sekolah," ujar Bakti Setiadi dikutip Tribun Jateng, Selasa (26/11/2024).
"Disuruh sekali, tapi punya anak saya tidak saya foto dan saya kirimkan," sambungnya.
Bakti Setiadi juga menunjukan beberapa bukti chat di WhatsApp Group Kelompok TK B Darul Fiqri.
Di mana dari group chat itu berisikan para ortu murid dan para pengajar.
Bakti Setiadi menunjukan dua foto dalam group itu, yang dikirimkan oleh orang tua murid lainnya.
Pada pesan tersebut berisikan foto baner salah satu Paslon Bupati di Rembang yang sudah terpasang berserta gambar anak kecil disamping belakang gambar baner paslon.
Pada foto itu bertuliskan, "Assalamu Alaikum... Bu Ima, Niki postere pak Harno Sampun dipajang fawas didepan rumah,"
Dimana chat tersebut dikirimkan pada tanggal 15 November 2024 pukul 06.56 WIB.
Berselang beberapa jam, pesan tersebut dibalas pada pukul 09.06 dengan tulisan, "Wa'alaikum salam.. nggeh mbk, matur suwun,"
Pada berita sebelumnya, kuasa hukum para ketiga orang tua murid TK, korban politik di Kabupaten Rembang mengatakan telah mengantongi sejumlah bukti terkait ketiga anak yang diblack-list oleh pihak sekolah.
"Bukti-bukti itu telah ada, ada beberapa bukti percakapan lewat WhatsApp. Itu telah dihapus oleh pihak yang bersangkutan," jelas Ahmad Najieh, Senin (25/11/2024).
Untuk itu, pihaknya melakukan pendalaman terhadap bagaimana proses ini berjalan. Pihaknya akan melakukan pendampingan mulai dari saat ini hingga proses tersebut selesai.
Kendati demikian, Najieh menemukan bukti dari perwakilan sekolah yang menunjukan pengeluaran anak, termasuk pesan yang dikirimkan oleh perwakilan sekolah yang telah dihapus.
"Pada intinya, kalau melihat dari percakapan tersebut. Pada prinsipnya dua orang anak TK kalau memang tidak mau memilih maka di blacklist pihak sekolah," ujarnya.
"Tidak ada surat dikeluarkan karena itu bersifat lisan. Maka pihak orang tua tahu diri dan akhirnya mengundurkan diri," tambahnya.
Saat ini, pihaknya masih mengumpulkan bukti-bukti termasuk kecurangan pilkada yang dilakukan di lingkungan TK tersebut.
Terkait nasib para ketiga anak itu, saat ini sudah bersekolah di tempat yang baru.
Kasus ini juga mendapatkan perhatian dari Ombudsman Jawa Tengah, dari keterangan Siti Farida Kepala Perwakilan Ombudsman Jawa Tengah, mengatakan saat pihaknya telah bergerak untuk melakukan investigasi terkait kejadian itu.
"Kami mengoptimalkan koordinasi lebih dahulu, kemarin sore pak Sekda menjanjikan untuk melakukan follow-up. Kita lihat dahulu, selain itu kami juga berjejaring dengan KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia)," ujarnya saat dihubungi Tribunjateng, Senin (25/11/2024).
Untuk itu, dia berharap pihak korban atau orang tua pelajar TK yang dirugikan itu mau untuk melaporkan kejadian ini kepada KPAI.
Selain itu, pihaknya mendorong para instansi/perangkat daerah terkait pendidikan dan perlindungan anak.
Hal ini untuk memastikan bahwa hak-hak anak tetap terlindungi, mendapatkan pelayanan pendidikan, tanpa diskriminasi.
"Pemerintah Daerah melalui perangkatnya harus hadir menyelesaikan persoalan dimaksud," kata Siti Farida.
Siti Farida menjelaskan bahwa pihak orang tua murid yang menjadi korban politik berhak mendapatkan perlindungan dan bisa melapor ke Ombudsman serta KPAI untuk menindak lanjuti terkait pelayanan pendidikan dan hak-hak anak.
Meski demikian terkait kasus tersebut, pihaknya mewanti agar sebaiknya tidak ada affiliasi politik dalam dunia pendidikan.
"Affiliasi politik berpotensi bisa mengarah ke diskriminasi, hati-hati kalau fokusnya anak ini pelanggaran ke hak anak. Sebaiknya semua pihak sangat hati-hati, kami saat ini fokus ke pelayanan publiknya. Gimana caranya anak harus sekolah," ujarnya.
Dia menegaskan, tidak boleh ada kriminalisasi terhadap kasus yang bergulir ini. Dia berharap meski saat ini masuk masa tenang Pilkada namun tetap fokus terhadap penyelesaian hak anak.
"Penyelenggara pelayanan tidak boleh melakukan mal administrasi termasuk konflik kepentingan dan tindakan diskriminasi, perlu dilakukan pemeriksaan yang komperhensif dan berimbang. Kami masih mengarahkan dari Pemda dalam hal ini Sekda Rembang menindak lanjuti," ujarnya.
Sebagai pengingat, Polemik TK Darul Fiqri di Desa Pamotan masih menggelinding terhadap kasus dikeluarkan para murid TK yang menjadi korban politik, dengan pihak sekolah lantaran beda pilihan Bupati Rembang.
Untuk mengkonfirmasi hal tersebut, Kepala Desa Pamotan, A. Masykur Ruhani atau yang akrab disapa Aang, mengatakan bahwa sebelumnya pada hari Sabtu (23/11/2024) dirinya telah memanggil pihak yayasan.
Aang mengatakan bahwa kronologi kejadian yakni Yayasan TK Darul Fiqri meminta tolong kepada orang tua murid untuk mencoblos Paslon Bupati dan Wakil Bupati Rembang Nomor 2 Harno-Hanies.
Alasan pihak yayasan meminta tolong para wali murid untuk mencoblos Paslon 2, lantaran yayasan tersebut adalah milik dari Harmusa Oktaviani, yang telah menduduki kursi Anggota DPR RI atau anak dari calon Bupati Rembang Harno.
"Biar tidak simpang siur, sebetulnya dari yayasan waktu silaturahmi ke wali murid itu dari pihak guru dan yayasan minta tolong, karena punya gawe. Pak Harno kan nyalon," tuturnya, saat dikonfirmasi Tribunjateng Minggu (24/11/2024).
Namun karena ketiga ortu tersebut tidak bisa membantu, mereka memilih untuk mengundurkan diri dari sekolah, dengan alasan beda pilihan politik.
Namun pihaknya juga sempat memanggil yayasan sekolah untuk mengkonfirmasi terkait pengeluaran murid sekolah.
"Apa benar itu dikeluarkan, terus dia (yayasan) kan kita minta tolong karena bapak nyalon minta tolong dibantu, bahasanya gitu minta tolong," kata Aang sembari menirukan pihak yayasan.
"Sekolahnya Harmusa kayanya, anaknya yang di DPR RI yang punya yayasan, tidak ada apalagi mas Harno sampai mengeluarkan. Ya enggak lah, ngopeni pilihan ini sudah pusing. Fokus ke pilihan," sambungnya.
Dia mengatakan bahwa dua orang yang keluar tergabung dalam partai pengusung dari kubu Paslon 1 atau lawan politik.
"Awalnya satu orang, dan paginya tiga wali murid itu keluar. Yang keluar itu, dari partai pengusung sebelah, ini dikapitalisasi terus di masukin ke medsos akhirnya digoreng semacam ini," tuturnya.
Aang mengakui, belum melakukan mediasi dengan tiga wali murid yang bersangkutan. Rencananya mediasi akan dilakukan pada Senin depan.
"Mereka bertiga warga Desa Sidorejo, mereka tetangga desa. Kami sudah identifikasi itu dari partai pengusung rivalnya pak Harno, mediasi antar desa saja. Saya sudah komunikasi dengan kepala desanya, itu ternyata keluar sendiri," ujarnya.
Berita awal, Tiga murid TK Darul Fiqri di Dukuh Cikalan, Desa Pamotan, Kecamatan Pamotan, Rembang dikeluarkan dari yayasan lantaran wali muridnya beda pilihan politik dengan pemilik sekolah di Pilkada 2024.
Icha, Bian dan Chaca adalah murid TK Darul Fiqri yang orang tuanya tidak bisa mematuhi perintah pihak yayasan untuk mencoblos salah satu Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Rembang.
Ambarwati, wali murid dari Icha mengatakan, bahwa dirinya tidak bisa mengikuti perintah pihak TK Darul Fiqri karena sudah mempunyai pilihan Cabup-cawabup sendiri yang sesuai dengan hati nuraninya.
Karena tetap pada pendiriannya, dan tidak bisa lagi ditawar, dirinya memilih anaknya dikeluarkan dari sekolah.
"Pada hari Kamis kami didatangi Pak Joko Suryanto sama Bu Umi sama Bu Ima selaku guru anak saya TK. Lah, di situ Pak Joko bilang kalau anaknya yang sekolah di TK Darul Fiqri harus mencoblos nomor urut 02. Kalau tidak harus keluar," ucapnya pada Sabtu (23/11/2024).
Ambarwati merasa bahwa pilihan politiknya benar, dan menolak calon yang bertindak semena -mena. Menurutnya beda pilihan itu wajar, namun, karena pemilik yayasan tetap pada pendiriannya, ya terpaksa anaknya jadi korban.
"Lha saya bilang, kalau dibagi gimana Bu Umi, boleh apa tidak? Kata Bu Umi, tidak boleh harus semua," jelas dia.
Senada, Jamilah orang tua Chaca mengaku kaget usai mengetahui bahwa anaknya di coret dari peserta didik di TK Darul Fiqri.
Saat mencoba mengkonfirmasi melalui sambungan telepon kepala TK Darul Fiqri, ia sempat diperintahkan untuk memilih paslon nomor urut 02 namun dirinya menolak.
"Katanya Mba Caca juga di blacklist tapi kok tidak datang ke rumah. Soalnya Mbaknya sudah dekat sama Mas Juremi. Terus ditanya, kalau mbaknya nyoblos nomor 02 gimana? Maaf Bu saya pilih nomor satu. Terus bilang, ya sudah kalau tidak bisa ya mohon maaf terpaksa harus dikeluarkan dari sekolah," imbuhnya. (Rad)
Rumor Bupati Rembang Harno Terima Intensif Pajak Rp78 Juta, Benarkah? |
![]() |
---|
Mayat Perempuan Berseragam ASN Ditemukan Mengapung di TPI Tasikagung Rembang |
![]() |
---|
Puluhan Nelayan Rembang Ikut SLCN, Ngardi Senang Dapat Ilmu Modern dari BMKG untuk Bekal "Miyang" |
![]() |
---|
Pemdes Tegaldowo Nilai Pembatasan Jalan Bukan Satu-satunya Alasan Pabrik Semen Gresik Berhenti |
![]() |
---|
Respon Pemdes Tegaldowo Soal Pembatasan Jalan Akses Suplai Batu Kapur Pabrik Semen Gresik Rembang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.