Pilkada Jateng 2024
RESPON Santai Jokowi Soal Andika-Hendi Jago PDIP Kalah di Jateng: Saya Enggak Ngapa-ngapain
Pengamat politik BRIN, Wasisto Raharjo Jati, menyebutkan ketokohan Jokowi menjadi salah satu faktor utama kemenangan Ahmad Luthfi-Yasin di Jateng
TRIBUNJATENG.COM- Kemenangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin di Pilkada Jateng 2024 menjadi pukulan telak bagi PDIP. Selama puluhan tahun, Jateng dikenal sebagai kandang banteng.
Selama ini, Jateng dikenal berhasil mendudukkan kader PDIP di lembaga legislatif dan eksekutif. Bahkan Jateng juga menjadi penentu kemenangan PDIP saat kontestasi politik tingkat nasional seperti gawe pemilihan presiden (Pilpres).
Diketahui, berdasarkan hasil quick count Litbang Kompas dengan data masuk 100 persen, pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin meraih 59,30 persen suara.
Sementara itu, pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi hanya memperoleh 40,70 persen. Namun, hasil ini bukan penghitungan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Padahal, selama ini Jawa Tengah dikenal sebagai basis kuat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Sejak Pilkada Jateng 2005, PDI-P selalu memenangi kontestasi politik lima tahunan tersebut.
Saat dikonfirmasi terkait perannya dalam kemenangan ini, Jokowi merespons santai.
"Wong saya enggak ngapa-ngapain," ujarnya saat ditemui di Masjid Raya Medan, Jumat (29/11/2024).
Baca juga: Jepara Penyumbang Terbesar Kemenangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin di Pilkada Jateng, Raih 74 Persen Suara
Baca juga: INFOGRAFIS Data Quick Count Masuk 100 Persen, Luthfi-Taj Yasin Unggul 59,38 Persen Atas Andika-Hendi
Pengaruh Ketokohan Jokowi
Pengamat politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati, menyebutkan bahwa ketokohan Jokowi menjadi salah satu faktor utama.
Sebagai sosok yang sangat identik dengan Jawa Tengah, Jokowi menciptakan anomali perilaku pemilih lokal.
Pemilih yang sebelumnya loyal pada partai kini lebih memilih berdasarkan figur.
"Faktor domisili dan ketokohan Jokowi di Jateng sangat memengaruhi perubahan peta pemilih lokal," ucap Wasisto, Kamis (28/11/2024).
Prakondisi dan Manuver Politik
Direktur Monitoring Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Indonesia, Jojo Rohi, menilai prakondisi yang dilakukan Ahmad Luthfi menjadi salah satu keunggulan.
Dukungan Jokowi terhadap Luthfi telah disiapkan jauh sebelum Andika-Hendrar maju sebagai pasangan calon.
"Pra-kondisi ini membuat Andika-Hendrar kalah langkah. Ditambah lagi ada indikasi manuver 'partai coklat' yang turut membantu kemenangan Luthfi," jelas Jojo.
Rapuhnya Kekuatan PDI-P
Dosen Ilmu Politik Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam, menilai kekalahan Andika-Hendrar menjadi sinyal rapuhnya kekuatan PDI-P di Jawa Tengah. Ini merupakan kekalahan pertama PDIP di wilayah yang dikenal sebagai "kandang banteng."
"Hasil ini menjadi penanda sejarah tumbangnya PDIP di Jateng, yang sebelumnya selalu menang sejak Pilkada dimulai pada 2005," ujar Umam.
Ia juga menyoroti peran besar jaringan politik Jokowi dan Prabowo Subianto dalam kemenangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin.
Menurutnya, ini menjadi pertaruhan besar bagi Jokowi yang berhadapan langsung dengan kekuatan PDI-P.
"Jaringan Jokowi bekerja habis-habisan, karena hasil Pilkada ini menjadi pertaruhan nasib dan harga diri, baik bagi Jokowi maupun keluarganya," tambahnya.
Artikel ini diolah dari Kompas.com
Bukan Kandang Banteng Lagi, Ahmad Luthfi: Kita Ubah Jawa Tengah Jadi Sarang Garuda |
![]() |
---|
Apel Kemenangan Pilkada Jateng, Gerindra Puas Menang Pilgub dan 27 di Kabupaten/Kota di Jateng |
![]() |
---|
Sejumlah Paslon Yang "Diendorse" Unggul Quick Count, Ini Kata Jokowi |
![]() |
---|
Klaim Menang Pilkada Jateng 19 Kabupaten Puan Maharani: Silakan Nilai "Kandang Banteng" atau Tidak? |
![]() |
---|
Di Salatiga, Andika-Hendi Unggul di 3 Kecamatan, Tapi Menang Luthfi-Taj Yasin yang Cuma 1 Kecamatan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.