Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Semarang

Dinkes Tekan Kasus DBD di Semarang dengan Perluas Program Wolbachia

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang berupaya menekan kasus demam berdarah dengue (DBD) di ibu kota Semarang

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: rival al manaf
TRIBUN JATENG / EKA YULIANTI FAJLIN
Kepala Dinkes Kota Semarang, Moh Abdul Hakam 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang berupaya menekan kasus demam berdarah dengue (DBD) di ibu kota Semarang dengan memperluas program Wolbachia


Program Wolbachia adalah inovasi teknologi yang diterapkan Kementerian Kesehatan untuk menekan penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD). Program ini menggunakan bakteri Wolbachia yang ditransfer ke dalam tubuh nyamuk aedes aegypti untuk melumpuhkan virus dengue.


Di Semarang, program ini telah dijalankan sejak 2023 di empat kecamatan. 


Kepala Dinkes Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan, empat kecamatan yang telah menerapkan program Wolbachia adalah Tembalang, Banyumanik, Gunungpati, dan Mijen. 


Pada 2024 ini, Dinkes memperluas program Wolbachia. Ada tambahan 37 kelurahan yang menyebar di seluruh kecamatan. 


Pada tahun ini pula, Dinkes mengevaluasi jumlah nyamuk aedes aegypti di empat kecamatan yang sudah menjalakan program Wolbachia


"Dulu inisaisi 2023. Pak Menteri menginisiasi pada Mei atau Juni. Tahun ini, kami nilai sudah berapa persen. Waktu terakhir proyek itu diselesiakan minimal 60 persen. Gunungpati sudah dapat 80 persen sendiri," jelas Hakam, Minggu (1/12/2024). 


Hakam memaparkan, evaluasi dilakukan dengan menangkap nyamuk di empat kecamatan tersebut. Nyamuk akan dilihat menggunakan mikroskop untuk mengetahui apakah mengandung wolbachia. 


"Semakin banyak mengandung wolbachia, risiko demam berdarah akan turun. Kalau sudah berwolbachia hanya menggigit, tanpa menularkan virus," ujarnya. 


Hakam melanjutkan, program ini akan terlihat hasilnya pada 2025 mendatang untuk empat kecamatan yang sudah terlebihdahulu menerapkan. Sementara, 37 kelurahan yang baru diterapkan pada tahun ini baru diketahui akhir 2025. 


Selain melalui program Wolbachia, Dinkes juga melakukan vaksinasi demam berdarah (DBD) pada momentum Hari Kesehatan Nasional (HKN) beberapa waktu lalu. Vaksinasi DBD ini merupakan program corporate social responsibility (CSR) dari Biofarma. 


"Tanggal 14 November, ada bantuan vaksin DBd yang kami lakukan di SDN Sendangmulyo 04. Vaksin DBD ini memang vaksin berbayar, tapi ini ada CSR Biofarma yang diberikan di Kota Semarang," jelas Hakam. 


Hakam menerangkan, vaksin DBD sebenarnya ada. Hanya saja, saat ini vaksin DBD tidak ditanggung oleh pemerintah. Vaksin ini bisa diberikan untuk anak usia SD kelas 5 atau 6 hingga usia 45 tahun. 


"Jadi, selain dengan wolbachia, ada strategi lagi dengan vaksin DBD," ucapnya. 


Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, monitoring DBD terus dilakukan oleh Dinkes. Masyarakat juga selalu diimbau untuk pembersihan saluran ataupun titik-titik lain yang bisa menjadi sarang nyamuk. 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved