Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Batang

Pengusaha Ayam Geprek di Batang Ditemukan Tewas, Diduga Akhiri Hidup Karena Tekanan Utang

Warga Dukuh Kuwijan, Desa Wonokerso, Kecamatan Limpung, Kabupaten Batang, digemparkan oleh kabar meninggalnya Wahudin, seorang pengusaha ayam geprek

Penulis: dina indriani | Editor: muslimah
tribunnews.com
ILUSTRASi 

TRIBUNJATENG.COM,BATANG - Warga Dukuh Kuwijan, Desa Wonokerso, Kecamatan Limpung, Kabupaten Batang, digemparkan oleh kabar meninggalnya Wahudin (30), seorang pengusaha ayam geprek.

Wahudin ditemukan tewas di tempat usahanya di Dukuh Diwek, Jumat (29/11/2024) malam.

Kapolres Batang AKBP Nur Cahyo Ari Prasetyo melalui Kasat Reskrim AKP Imam Muhtadi membenarkan kejadian tersebut.

Baca juga: Kesaksian Teman Kos Mahasiswa Unnes yang Bunuh Diri, Selalu Lakukan Ini Tiap Subuh

Imam menjelaskan bahwa Wahudin diduga kuat bunuh diri akibat tekanan berat yang dialaminya.

"Iya bunuh diri, motifnya terlilit banyak utang," tutur AKP Imam.

Menurut informasi dari keluarga, peristiwa tragis ini bermula pada Jumat pagi ketika Wahudin berpamitan kepada istrinya untuk pergi ke kawasan Dieng. 

Setiap hari Jumat, usaha ayam geprek yang dikelolanya memang libur.

Namun, hingga sore, Wahudin tak kunjung memberi kabar kepada istrinya.

Merasa khawatir, sang istri mencoba menghubungi Wahudin melalui telepon genggam, tetapi tidak mendapat respons.

Ia kemudian memutuskan untuk mendatangi tempat usaha mereka yang berjarak sekitar dua kilometer dari rumah.

Setibanya di lokasi, pintu usaha tersebut terkunci rapat.

Sang istri lantas meminta bantuan orang yang melintas untuk membobol atap seng dari bagian belakang bangunan. 

Setelah berhasil masuk, ia menemukan Wahudin dalam keadaan tak bernyawa, dengan luka bekas jeratan di lehernya.

Jenazah Wahudin kemudian dibawa ke RSUD Kalisari Batang untuk keperluan autopsi.

Berdasarkan hasil pemeriksaan medis, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan pada tubuh korban.

"Hasil autopsi menunjukkan bahwa ini murni kasus bunuh diri, tidak ada indikasi pembunuhan," ujar AKP Imam.

Ia diduga menghadapi tekanan berat akibat utang yang menumpuk.

Kematian Wahudin meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, terutama istrinya yang tidak menyangka bahwa tekanan ekonomi membuat suaminya nekat mengakhiri hidup.

Kasat Reskrim AKP Imam Muhtadi mengimbau masyarakat untuk tidak segan mencari bantuan ketika menghadapi masalah berat, termasuk tekanan ekonomi.

"Kami mengingatkan warga untuk selalu berbagi keluh kesah dengan keluarga atau orang terdekat, jika merasa tidak mampu mengatasi masalah, ada lembaga yang siap membantu, termasuk konsultasi ke psikolog," pungkasnya.(din)

DISCLAIMER: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.

Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.

Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri.

Warga Jawa Tengah bisa menghubungi RSJ Amino Gondohutomo Semarang telp (024) 6722565 atau RSJ Prof Dr Soerojo Magelang telp (0293) 363601.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved