Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kronologi Dugaan Kekerasan Seksual oleh Agus Disabilitas Meski Tak Punya Tangan

Agus Buntung diketahui tidak memiliki kedua tangan. Publik menilai, mustahil bagi Agus untuk melakukan pelecehan seksual terlebih pemerkosaan.

Penulis: Puspita Dewi | Editor: galih permadi
Youtube Official iNews
Seorang pria penyandang disabilitas tak memiliki tangan berinisial IWAS alias Agus Buntung (21), dituduh melakukan pemerkosaan terhadap seorang mahasiswi 

Kronologi Dugaan Kekerasan Seksual oleh Agus Disabilitas Meski Tak Punya Tangan

TRIBUNJATENG.COM -  Wayan Agus Suartama (21) ditetapkan sebagai tersangka kasus pelecehan seksual terhadap mahasiswu di Nusa Tenggara Barat (NTB).


Kasus ini menjadi viral lantaran publik menilai janggal.


Agus alias Agus Buntung diketahui tidak memiliki kedua tangan. Publik menilai, mustahil bagi Agus untuk melakukan pelecehan seksual terlebih pemerkosaan.


Korban pun sempat dituding mengarang cerita. Namun rupanya, tak hanya kepada satu perempuan saja, sebanyak 5 korban telah melapor.


Dir Reskrimum Polda NTB, Kombes Pol Syarif Hidayat, mengatakan mahasiswi yang mengaku menjadi korban rudapaksa tak mengenal Agus.


Mereka tak sengaja bertemu di Teras Udayana, Mataram pada  7 Oktober 2024 lalu.


Awalnya, Agus Buntung mengajak korban mengobrol dan tak sengaja melihat aksi mesum di taman.

Korban kemudian menangis dan membongkar aibnya pernah berbuat asusila dengan lawan jenis.


"Pelaku menyampaikan kepada korban, kamu (korban) berdosa, kamu harus disucikan, kamu harus mandi kalau tidak aibmu akan saya bongkar dan sampaikan kepada orang tuamu," tuturnya, Senin (2/12/2024).


Dalam keadaan terancam, korban mengiyakan ajakan Agus Buntung pergi ke sebuah homestay di Mataram.


"Sampai kamar korban tetap menolak, lagi lagi pelaku mengancam akan membuka aib korban," lanjutnya.


Meski tak memiliki kedua tangan, Agus Buntung merudapaksa korban yang merasa tertekan.

Berdasarkan catatan koalisi antikekerasan seksual NTB, korban rudapaksa lebih dari satu orang.


Agus mengancam korban lain dan menggadaikan sepeda motor korban senilai Rp5 juta.


Sebanyak lima saksi telah diperiksa, termasuk dua saksi ahli.


Mereka menyatakan adanya kasus rudapaksa yang dilakukan Agus terhadap dua mahasiswi.


Selain itu, hasil visum korban menunjukkan adanya luka lecet akibat hubungan badan.


"Ini bisa disebabkan oleh alat kelamin atau yang lainnya, namun tidak ditemukan adanya luka robek lama atau baru di selaput dara," bebernya, Minggu (1/12/2024), dikutip dari TribunLombok.com.


Berdasarkan hasil pemeriksaan psikologi, Agus dinyatakan terpengaruh minuman keras dan melakukan rudapaksa untuk balas dendam atas bullying yang diterimanya.


"Kondisi tersebut meningkat pada tindakan menyetubuhi," imbuhnya.


Meski penyandang tunadaksa, Agus dapat melakukan rudapaksa lantaran kondisi korban lemah.


"Tersangka memanfaatkan kerentanan yang berulang, sehingga timbul opini tidak mungkin disabilitas melakukan kekerasan seksual," tandasnya.


Kombes Pol Syarif menyatakan Agus tak ditahan karena kooperatif menjalani pemeriksaan.


Agus Membantah 


Pria yang akrab disapa Agus tersebut membantah merudapaksa mahasiswi di sebuah homestay di Mataram, 

Kasus ini menjadi viral lantaran Agus merupakan penyandang disabilitas.

Agus mengaku dijebak sehingga dirinya berada di homestay bersama mahasiswi.


"Jadi pada intinya itu saya benar-benar kaget dan syok. Tiba-tiba dijadiin tersangka," ucapnya, Minggu (1/12/2024). 


Awalnya, Agus meminta bantuan seorang perempuan untuk diantarkan ke kampus, namun Agus diturunkan di homestay.


"Saya ceritain setelah saya sampai home stay itu, dia yang bayar, dia yang buka pintu, terus tiba-tiba dia yang bukain baju dan celana saya," lanjutnya.


Pria yang tak memiliki kedua tangan itu tak berdaya dan datang lagi seorang perempuan ke kamar.


"Tapi yang membuat saya tahu kasus ini jebakan pas dia nelpon seseorang, di situ saya nggak berani mau ngomong apa. Saya merasa ini jebakan, karena ini ke sana kemari saya dituduh," bebernya.


Agus mengaku tak dapat melakukan aktivitas seperti manusia normal namun dituding melakukan kekerasan seksual.


"Coba dipikirkan bagaimana saya melakukan kekerasan seksual sedangkan bapak ibu lihat sendiri (nggak punya tangan), didorong aja saya, atau jangan diantar saya, atau ditinggal aja saya," ungkapnya.


Meski perempuan tersebut tak mengancamnya, Agus tak berani berteriak dan melakukan perlawanan.


"Nggak ada diancam sama perempuan secara fisik, saya diam saja selama di dalam homestay, saya takut buat teriak karena sudah telanjang, saya yang malu kalau saya teriak," pungkasnya.


(*)

 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved