Rektor UIN Saizu Ikuti Konferensi Internasional Peran Agama dalam Kelestarian Lingkungan

TRIBUNJATENG.COM - Rektor UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto, Prof. Ridwan, bersama Kepala Biro AUPK Adnan, menghadiri International Conference on Religion and Environment (ICRE) di UIN Walisongo Semarang.

Konferensi bertaraf internasional ini berlangsung mulai tanggal 11-12 Desember 2024 dan diikuti berbagai pembicara internasional dari Belanda, Indonesia, dan Inggris. Acara dihadiri Wakil Menteri Agama RI, Dr. Romo H. Raden Muhammad Syafi’i.

Mengusung tema “Interfaith Voices for the Environment: The Role of Religion for Sustainable Planet,” konferensi ini mengajak seluruh umat beragama untuk bersatu menjaga kelestarian bumi dan mengatasi krisis lingkungan global.

Konferensi internasional ini digelar di MG Setos Hotel Semarang dan dihadiri para pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), serta pakar dari berbagai daerah. Salah satunya Rektor UIN Saizu Prof. Ridwan dan Kabiro AUPK Adnan.

Menurut Prof. Ridwan kehadiran UIN Saizu Purwokerto dalam konferensi penting ini menunjukkan komitmen kuat terhadap kelestarian lingkungan, selain UIN Saizu fokus pada bidang akademik.

Selama ini, UIN Saizu Purwokerto konsisten menerapkan prinsip Kampus Hijau sebagai salah satu langkah nyata dalam menjaga lingkungan. Salah satu upaya yang baru dilakukan, melakukan penanaman pohon langka oleh 24 profesor.

Kegiatan penanaman pohon langka ini melibatkan Pengurus Forum Pohon Langka Indonesia yang juga dihadiri ketuanya, Prof Tukirin. Tak kurang dari 30 pohon langka telah ditanah di area Kampus II UIN Saizu di Purbalingga.

Sementara itu, Wakil Menteri Agama, Dr. Romo H. Raden Muhammad Syafi’i, menegaskan peran penting agama dalam menghadapi krisis lingkungan. “Agama kita adalah agama yang pro-lingkungan,” ujarnya.

Dalam sesi pleno pertama ICRE 2024, Dr. Syafi'i mengutip Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 30 yang menegaskan peran manusia sebagai khalifah di bumi. Pernyataan ini menekankan pentingnya umat Islam untuk aktif menjaga dan melestarikan lingkungan.

Menurutnya, konferensi tentang agama dan lingkungan ini menjadi wadah penting untuk memperkuat kolaborasi lintas agama dalam menjaga bumi demi keberlanjutan masa depan.

Rektor UIN Walisongo, Prof. Nizar dalam keterangannya menyampaikan sejumlah poin penting hasil forum strategis tersebut. Antara lain:

Alam adalah ciptaan Tuhan yang sakral, dan manusia adalah penjaga yang diberi amanah untuk menjaga dan merawatnya. Setiap tindakan yang merusak lingkungan adalah pelanggaran terhadap nilai-nilai keadilan, kasih, dan kasih sayang yang diajarkan oleh agama-agama kami.

Keyakinan, tradisi, dan praktik keagamaan di seluruh dunia begitu kaya, beragam, dan tidak bisa ditafsirkan secara monolitik, sehingga masing-masing perlu mengenali dan menghormati keragaman ini sebagai sumber kekuatan dan pemahaman dalam menjaga bumi sebagai rumah kita bersama.

Menyadari hubungan yang tidak bisa dilepaskan antara agama, kemanusiaan, dan lingkungan, kami berkomitmen untuk bekerja bersama melintasi perbedaan agama dan budaya untuk mengatasi ancaman perubahan iklim, deforestasi, pencemaran air dan udara, hilangnya keanekaragaman hayati, serta eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan.

Kami, para pemimpin agama-agama dan keyakinan, berkomitmen untuk menjalin kerja sama lintas agama, budaya, dan bangsa dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Melalui dialog, pendidikan, dan aksi nyata, kami akan memperkuat solidaritas dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, pencemaran, dan eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam. (*)