Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Bocah Jakarta Penderita Pengecilan Otak

Tangis Wahyu Bocah 10 Tahun di Marunda Jakarta, Menderita Pengecilan Otak, Sempat Diduga Gizi Buruk

Wahyu Ramadhan, bocah yang menderita pengecilan otak (brain atrophy) ini hanya memiliki berat badan 9 kilogram, jauh dari ukuran anak seusianya.

Editor: deni setiawan
KOMPAS.com/ SHINTA DWI AYU
Kondisi Wahyu Ramadhan (10) yang mengidap penyakit pengecilan otak di Marunda, Jakarta Utara, Rabu (18/12/2024). 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Miris menyaksikan kondisi Wahyu Ramadhan bocah 10 tahun di Marunda Jakarta Utara ini.

Disebut oleh sang nenek, Wahyu mengalami pengecilan otak sejak lahir.

Kini, Wahyu pun hanya terbaring di kasur, tak bisa beraktivitas apapun layaknya bocah seusianya.

Baca juga: Viral Kisah Nurjanah Penderita Kanker Warga Purworejo, Uang Hasil TikTok untuk Bangun Jalan Kampung

Baca juga: Derita Wahyu Bocah 10 Tahun di Jakarta, Berat Badan Cuma 9 Kilogram, Menderita Pengecilan Otak

Di sebuah rumah sederhana di Marunda, Jakarta Utara, Wahyu Ramadhan (10) menjalani hari-harinya dengan kondisi tubuh yang lemah.

Bocah yang menderita pengecilan otak (brain atrophy) ini hanya memiliki berat badan 9 kilogram, jauh dari ukuran anak seusianya.

"Kondisinya ini dikatakan pihak dokter adalah pengecilan otak," ujar nenek Wahyu, Ranina (60), yang setia merawat cucunya di rumah mereka seperti dilansir dari Kompas.com, Rabu (18/12/2024).

Ranina menjelaskan bahwa Wahyu Ramadhan sudah mengalami kondisi ini sejak lahir.

Meski awalnya Wahyu lahir dalam keadaan sehat, dokter sejak dini sudah mendeteksi adanya kelainan.

"Dari bayi begini, kelainannya enggak tahu apa, cuma ada kelainan saja kata dokter," ungkap Ranina.

Penyakit ini membuat pertumbuhan dan perkembangan Wahyu terhambat.

Kini, bocah malang tersebut hanya bisa terbaring di tempat tidur, tanpa bisa melakukan aktivitas seperti anak-anak seusianya.

Banyak orang yang mengira Wahyu Ramadhan menderita gizi buruk karena tubuhnya yang sangat kecil.

Namun, Ranina menegaskan bahwa itu bukan penyebab utama kondisi cucunya.

"Enggak pernah divonis kurang gizi, karena kelainan saja," katanya.

Baca juga: Dua Penderita Disabilitas Mentak Dirujuk Dinsos Demak ke Panti Provinsi Jateng

Baca juga: Bangsal Psikiatri Kresna RS Bhakti Bhina Husada Siap Tampung Penderita Gangguan Jiwa di Rembang

Hidup yang berat dengan dukungan seadanya 

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved