Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Slawi

Teaching Factory, Siapkan Lulusan SMK di Kabupaten Tegal Siap Kerja 

Perkembangan penduduk bekerja lulusan pendidikan kejuruan di Kabupaten Tegal menunjukkan tren yang menarik. 

Humas Pemkab Tegal
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Tegal Joko Kurnianto (tengah, berkemeja batik ungu), menyaksikan hasil praktik siswa bersama Bupati Tegal Terpilih Periode 2024-2029 Ischak Maulana Rohman (berpeci, kemeja putih), pada acara Launching Tefa dan Festival P5, Kamis (19/12/2024). 

TRIBUNJATENG.COM, SLAWI – Perkembangan penduduk bekerja lulusan pendidikan kejuruan di Kabupaten Tegal menunjukkan tren yang menarik. 

Persentase penduduk bekerja dengan pendidikan kejuruan atau SMK yang sempat menurun dari 14,80 persen pada tahun 2022 menjadi 12,70 persen pada tahun 2023, kini melonjak menjadi 15,77 persen pada tahun 2024. 

Kenaikan ini mencerminkan peningkatan minat dan relevansi pendidikan kejuruan dalam memenuhi kebutuhan pasar kerja lokal.

Hal tersebut disampaikan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Tegal Joko Kurnianto, pada acara Launching Teaching Factory (Tefa) dan Festival P5 atau proyek penguatan profil pelajar Pancasila di SMK Negeri 1 Adiwerna, Kamis (19/12/2024). 

Namun demikian, hal yang perlu digarisbawahi adalah serapan lulusan SMK di pasar kerja yang masih harus terus ditingkatkan. 

Sebab berdasarkan data tingkat pengangguran terbuka (TPT) Kabupaten Tegal, TPT dengan pendidikan tertinggi SMK cenderung meningkat dari 13,89 persen pada tahun 2022, menjadi 15,18 persen pada tahun 2023 dan 15,43 pada tahun 2024.

Peluncuran Tefa menjadi langkah maju dalam pendikan vokasi untuk menyiapkan lulusannya yang siap bekerja. 

Joko menganggap, Tefa menjadi jembatan penghubung kesenjangan kompetensi antara pengetahuan dan praktik yang diberikan sekolah dengan kebutuhan dunia industri.

Pihaknya mengapresiasi kinerja SMK Negeri 1 Adiwerna yang mampu menghantarkan peserta didiknya lulusan tahun 2024 terserap ke pasar kerja hingga 63,2 persen.

Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas di SMK ini mampu menyingkat waktu tunggu lulusannya diterima di pasar kerja.

“Pencapaian ini tentu tidak terlepas dari upaya keras para guru, dukungan orang tua, serta kerja sama yang baik antara sekolah dengan dunia industri,” ucap Joko Kurnianto, dalam rilis yang diterima Tribunjateng.com, Jumat (20/12/2024). 

Oleh karena itu, lanjut Joko, melalui program Tefa ini dirinya berharap serapan tenaga kerja SMK terus meningkat, dan semakin banyak lulusan yang mendapatkan pekerjaan sesuai bidang keahliannya.

Di tempat yang sama, Pelaksana Tugas Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Adiwerna Joko Pramono menjelaskan, Tefa sebagai sarana produksi di sekolah merupakan sebuah model pendidikan yang mengintegrasikan proses belajar mengajar dengan praktik industri.

Tujuan dari program Tefa, adalah untuk memfasilitasi keterampilan praktis siswa mendapatkan pengalaman langsung di lingkungan yang mirip dengan dunia kerja, sehingga mereka lebih siap menghadapi tantangan di pasar kerja.

“Kami sendiri pihak sekolah sering melibatkan kerja sama antara lembaga pendidikan dan industri yang memungkinkan siswa belajar langsung dari para profesional,” jelas Joko Pramono. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved