Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Blora

Sosok Prof Abdul Mufid, Anak Petani yang Jadi Guru Besar Pertama di IAI Khozinatul Ulum Blora

Prof. Dr. H. Abdul Mufid guru besar pertama di Institut Agama Islam (IAI) Khozinatul Ulum Blora.

Penulis: M Iqbal Shukri | Editor: raka f pujangga
Dok. Istimewa
Prof. Dr. H. Abdul Mufid, Lc., M.S.I. saat dikukuhkan menjadi Guru Besar bidang ilmu Ulumul Hadis di IAI Khozinatul Ulum Blora, didampingi keluarga, Selasa (17/1/2024). 

"Uang Rp 10 juta itu, saya gunakan untuk membeli tiket, dan sisanya untuk biaya hidup saat di Mesir, selama setahun. Orang tua juga tidak pernah mengirimkan sama sekali uang bulanan, karena kondisi finansial. Jadi bagaimana pun caranya saya pakai uang yang ada itu untuk bertahan," terangnya.

Kemudian, setahun berjalan Abdul Mufid sembari mencari beasiswa, agar bisa menamatkan studinya tersebut.

Abdul Mufid mendapat beasiswa dari Universitas Al Azhar Kairo Mesir, hingga lulus. 

Selama periode menimba ilmu di Mesir itu, sejak 1999, sampai lulus 2004, Abdul Mufid tidak pernah pulang ke kampung halaman di Pati.

"Ya nggak pernah pulang, karena nggak ada uang. Saya hanya mengandalkan uang beasiswa. Baru saat lulus, saya pulang ke Pati," jelasnya.

Setelah pulang ke Indonesia, Abdul Mufid mengajar di Madrasah Aliyah (MA) Raudlatul Ulum Guyangan Trangkil Pati, sejak 2004 hingga 2008.

Selanjutnya, Abdul Mufid mengabdi menjadi dosen di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Khozinatul Ulum, sekarang Institut Agama Islam (IAI) Khozinatul Ulum Blora.

Sembari menjadi dosen, pada 2009, Abdul Mufid berkeinginan untuk melanjutkan studi S2. 

Ia akhirnya mendaftar beasiswa 5.000 doktor dari Kementerian Agama (Kemenag).

"Dan Alhamdulillah saya lolos beasiswa itu. Saya S2 di UIN Walisongo Semarang, Studi Islam, konsentrasi Ilmu Falak, masuk 2009 dan lulus 2011," terangnya.

Abdul Mufid tidak puas dengan kesuksesannya menamatkan studi S2. Pada 2012, ia mendaftar beasiswa lagi untuk melanjutkan studi S3. Hanya saja gagal. 

Di tahun berikutnya, juga mendaftar beasiswa kembali, namun juga gagal. Baru kemudian di tahun 2014, Abdul Mufid lolos beasiswa pada program 5.000 doktor dari Kemenag, untuk melanjutkan S3 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Islamic Studies, konsentrasi Studi Al-Qur'an dan Hadis.

Abdul Mufid berhasil menamatkan S3 pada 2019. Selama periode 2008-2019, Abdul Mufid juga masih mengabdi menjadi dosen di IAI Khozinatul Ulum, sembari melanjutkan karir akademiknya S2 hingga S3.

"Jadi sebagian besar itu saya memakai beasiswa, S1 setahun pakai uang orang tua, kemudian pakai beasiswa hingga lulus. Selanjutnya S2 dan S3 saya pakai beasiswa juga, dan bisa dikatakan S2 dan S3 itu Rp 0, saya tidak membayar SPP," terangnya.

Setelah lulus S3, Abdul Mufid tidak mudah berpuas diri. Ia semakin tertantang untuk meraih gelar tertinggi akademik.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved