Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pembunuhan

Kisah Tragis Kepala Sekolah Tewas Dibunuh Mantan Pacar Calon Istrinya

Nasib nahas dialami Kepala Sekolah yang meninggal dunia setelah dibacok mantan pacar calon istrinya saat berkunjung sebelum acara pernikahannya

Banjarmasinpost.co.id/ Humas Polres HST
LOKASI PEMBUNUHAN KEPSEK - Polisi memasang garis polisi di lokasi pembunuhan Kepala Sekolah (Kepsek) berinisial BI (49), Desa Banua Kupang, Kecamatan Labuanamas Utara, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Selasa (28/1/2025). Korban tewas dibunuh mantan pacar calon istri pada Senin (27/1/2025) malam. 

TRIBUNJATENG.COM, BANJARMASIN -- Jodoh, mati dan rezeki adalah rahasia Ilahi, karena sipa pun tidak pernah tahu siapa jodohnya dan kapan matinya.

Semua itu sudah diatur sang kuasa, seperti yang dialami BI (49), seorang kepala sekolah atau Kepsek SDN 2 Mantaas ini.

Setelah kandas dalam merajut maghligai perkawinannya, hati kembali berbuang-bunga setelah menemukan calon istri idaman.

Meski terpaut usia, namun dirinya terpikat dan ternyata rasa cintanya mendapat sambutan dan sebenar lagi akan melangkah ke jenjang perkawinan.

Ternyata, perjalanan cinta keduanya tidak mulus karena masih diganggu mantan calon istrinya yang terus meneror dan mengancam keduanya.

Sampai akhirnya korban sempat berdiskusi dengan aparat keamanan tentang perjalanan cintanya tersebut.

Namun nahas saat dirinya berkunjung ke tempat calon istrinya, pak kepala sekolah ini  tewas dibacok mantan pacar calon istrinya tersebut di Desa Banua Kupang, Kecamatan Labuanamas Utara, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan (Kalsel), Senin (27/1/2025) malam pukul 23.30 Wita.

Pembunuhan berlatar belakang cinta segitiga tersebut terjadi di sebuah warung lokasi jualan calon istri korban, Ritaful Mufiqh (22).

Kapolsek Labuanamas Utara Ipda Lilik Hedriyanto menjelaskan kronologis kejadian.

Peristiwa berawal saat korban BI bertamu ke rumah calon istrinya Ritaful Mufiah sekitar pukul 19.00 Wita.

Pada pukul 23.00 WITA pelaku M Akli (25), mantan pacar Ritaful Mufiqh yang mengetahui kedatangan korban mendatangi warung. 

Kemudian pelaku meneriaki korban dan menyuruhnya keluar dari rumah.

Awalnya korban tidak ingin keluar.

Namun, pelaku terus memprovokasi korban, dengan berbagai kata-kata, hingga korban keluar dari rumah. 

Begitu keluar rumah, korban langsung ditebas parang oleh pelaku.

Korban berupaya melarikan diri ke samping warung.

Namun, dapat dikejar pelaku hingga korban kembali diserang menggunakan senjata tajam.

Akibatnya korban mengalami 24 luka sabetan benda tajam. 

Setelah menganiaya korban, pelaku langsung melarikan diri.

Sedangkan korban dievakuasi warga menggunakan ambulans ke rumah sakit Damanhuri Barabai.

Korban pun dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit tersebut.

"Motifnya cinta segitiga. Pelaku ditolak ayah R ketika melamar. Yang diterima justru korban," kata Ipda Lilik Hedriyanto dikutip dari Banjarmasinpost.co.id, Rabu (29/1/2025).

Menurut Lilik, sebelum peristiwa terjadi, seminggu yang lalu korban sudah diganggu dan diancam pelaku. 

"Korban datang ke Polsek konsultasi kepada saya. Kami sarankan, jika sudah direstui orang tuanya, nikahi saja dan jangan lagi berkunjung ke warung malam hari. 

Siang hari saja. Kami juga sarankan calon istrinya jangan dulu buka warung. Kalaupun buka, jangan dia yang jaga, cukup anak buahnya saja," kata Kapolsek. 

"Rupanya Senin malam kemarin, mulai habis magrib dia berkunjung ke warung, hingga terjadilah peristiwa itu," Kata Kapolsek. 

Polisi mengimbau agar pelaku secepatnya menyerahkan diri.

"Kami sudah minta pelaku maupun keluarga pelaku menyerahkan diri saja, daripada nanti ditangkap," katanya.

Korban Sosok Penyayang

Pihak keluarga korban menyatakan, korban adalah sosok yang ramah, supel, suka bercanda, dan sayang keluarga.

"Dia orang yang baik dan bertanggungjawab," ungkap Zuraidah, Bibi korban kepada Banjarmasin post co.id, Selasa sore (28/1/2025). 

Dijelaskan, sebelumnya korban sudah menemui keluarga besarnya, termasuk yang tinggal di Kabupaten Tabalong.

"Dia bilang mau menikah lagi dengan perempuan pilihannya," ucap Zuraidah.

Pihak keluarga sendiri lanjut dia menghormati keputusan itu, karena secara hukum agama dia memang sudah bercerai dengan istri sebelumnya. 

Korban bertugas di sebuah SD di Labuan Amas Utara sudah sekitar 2 tahun.

Pihak keluarga pun berharap pelaku dihukum seberat-beratnya.

"Sebab perbuatannya sangat sadis dan kejam," ucapnya. 

(Banjarmasinpost.co.id/ Hanani)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved