Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Dilema Relawan Program Makan Bergizi Gratis: Kerja Dini Hari, Gaji Tak Pasti

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan setelah beberapa relawan memutuskan mundur karena ketidakjelasan gaji. 

Penulis: Andra Prabasari | Editor: galih permadi
kompas
ILUSTRASI MAKAN SIANG - Program makan bergizi gratis (MBG) sudah dimulai pada Senin (6/1/2025). Pemerintah sebelumnya sudah melakukan uji coba pada program yang menjadi andalan Presiden Prabowo Subianto tersebut. (KOMPAS.COM) 

Dilema Relawan Program Makan Bergizi Gratis: Kerja Dini Hari, Gaji Tak Pasti

TRIBUNJATENG.COM- Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan setelah beberapa relawan memutuskan mundur karena ketidakjelasan gaji. 

Salah satu pasangan relawan yang berhenti bekerja adalah Moh Farid (56) dan Asia Wulandari (48), warga Desa Pandian, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, yang telah bertugas sejak program ini berjalan.

Sebagai relawan MBG, Farid dan Wulan bekerja sejak dini hari. 

Farid awalnya bertugas di bagian pemorsian, sementara Wulan bertugas di bagian penyayuran. 

Relawan di dapur mulai bekerja sejak pukul 01.00 WIB, sementara pemorsian dimulai pukul 04.00 WIB hingga semua menu selesai disiapkan.

Namun, mereka memutuskan mengundurkan diri setelah mengalami perubahan tugas. 

Farid ditugaskan menjadi sekuriti dapur, sementara Wulan dipindahkan ke bagian pemorsian. 

RELAWAN MBG - Asia Wulandari (48), warga Desa Pandian, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, yang telah bertugas sejak program ini berjalan. Sebagai relawan MBG, Wulan bekerja sejak dini hari. (TRIBUNNEWS.COM)
RELAWAN MBG - Asia Wulandari (48), warga Desa Pandian, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, yang telah bertugas sejak program ini berjalan. Sebagai relawan MBG, Wulan bekerja sejak dini hari. (TRIBUNNEWS.COM) (TRIBUNJATIM)

Pergantian tugas ini berbenturan dengan usaha warung nasi yang telah mereka jalankan selama 13 tahun, membuat mereka kesulitan membagi waktu.

Ketidakpastian Gaji

Selain perubahan tugas, ketidakjelasan gaji menjadi alasan utama pengunduran diri mereka. 

Sejak mengikuti pelatihan di Kodim 0827 Sumenep pada September 2024, tidak ada perjanjian tertulis terkait besaran gaji yang akan diterima. 

Farid bahkan sempat menanyakan langsung kepada Kepala Satuan Pemenuhan Gizi Gratis (SPPG), Mohammad Kholilur Rahman, pada 11 Januari 2025, namun tidak mendapatkan jawaban yang pasti.

"Tidak ada sama sekali hitam di atas putih, Mas," ungkap Farid saat ditemui di rumahnya, Kamis (30/1/2025), seperti dilansir dari Kompas.com.

Farid juga mengetahui bahwa ada perbedaan nominal gaji antara relawan yang bertugas pada malam dan siang hari, tetapi hingga pengunduran dirinya, ia tetap tidak mengetahui jumlah pasti gaji yang akan diterima.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved