Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Prof Didik Setiawan: Pakar Farmakoekonomi yang Berkontribusi untuk Kesehatan Nasional
Prof apoteker Didik Setiawan, Ph.D., kini dikenal luas sebagai salah satu pakar terkemuka di bidang Farmakoekonomi di Indonesia
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO -- Prof apoteker Didik Setiawan, Ph.D., kini dikenal luas sebagai salah satu pakar terkemuka di bidang Farmakoekonomi di Indonesia.
Lahir di Yogyakarta pada tahun 1983, perjalanan akademik dan profesionalnya penuh dedikasi untuk kemajuan ilmu farmasi dan kebijakan kesehatan di tanah air.
Tumbuh dan besar di Solo, Prof. Didik dibesarkan oleh pasangan Prafita Dewi Fortuna dan Suharsono.
Bersama istri tercinta, apoteker Roselina Wulandari, ia dikaruniai tiga anak: Najwa Hamidah, Muhammad Annafi Setiawan, dan Maryam Alqanitah Setiawan.
Menapaki dunia akademik, Prof. Didik menyelesaikan studi doktoralnya di bidang Farmakoekonomi di University of Groningen, Belanda, pada tahun 2017.
Sebelumnya, ia meraih gelar Magister Ilmu Kedokteran Dasar dan Biomedis di FKKMK UGM, serta menyelesaikan Sarjana Farmasi dan Profesi Apoteker di Fakultas Farmasi, UGM, Yogyakarta.
Sebagai akademisi di Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Prof. Didik memulai kariernya sebagai dosen sejak tahun 2006.
Ia pernah mengemban berbagai tugas penting, termasuk sebagai Ketua Program Studi S2, Wakil Dekan 3 bidang kemahasiswaan dan alumni, serta menjabat Dekan Fakultas Farmasi pada periode 2020-2023.
Saat ini, ia masih aktif mendampingi tim peneliti di bidang Health Technology Assessment dan Farmakoekonomi di Center for Health Economic Studies, UMP.
Dalam bidang penelitian, Prof. Didik mengkaji penerapan ilmu Farmakoekonomi pada teknologi kesehatan seperti obat dan vaksin agar dapat diimplementasikan di Indonesia.
Ia juga aktif memberikan konsultasi kepada berbagai instansi, termasuk Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO), dan Clinton Health Access Initiative (CHAI).
Tak hanya itu, Prof. Didik saat ini menjadi anggota Komite Penilaian Teknologi Kesehatan (KPTK),
Wakil Ketua Kolegium Farmasi Kementerian Kesehatan, serta anggota Health Economic Working Group, ITAGI, Kementerian Kesehatan RI.
Melalui keahliannya, Prof. Didik terus berkontribusi dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi kebijakan kesehatan nasional.
Kiprahnya menjadi inspirasi bagi banyak akademisi dan praktisi farmasi untuk terus berinovasi demi kemajuan kesehatan masyarakat Indonesia.(tgr)
Baca juga: Fakultas Teknik dan Sains UMP Miliki Guru Besar Pertama Sejak 1995
Baca juga: BREAKING NEWS Angin Kencang Terjang Rumah Warga di Banyumas: "Seperti Layangan Muter-Muter!"
Baca juga: Kuliah Pakar STIKES Telogorejo Semarang Ajarkan Mahasiswa Registrasi Produk Farmasi dan Pangan
UMP Lepas 1.525 Mahasiswa KKN di Dalam dan Luar Negeri, Mahasiswa Siap Mengabdi |
![]() |
---|
FIBK UMP Sukses Gelar Konferensi Internasional COTEFL-12 |
![]() |
---|
Dosen-Mahasiswa Teknik Sipil UMP Gagas Komunitas Pecinta Waduk Wadaslintang, Kembangkan Wisata Lokal |
![]() |
---|
Milad ke-25, Fakultas Farmasi UMP Mantapkan Langkah Menuju Internasionalisasi dan Program Doktor |
![]() |
---|
UMP Hadirkan Pakar Internasional dari Filipina, Bahas Manajemen Distribusi Air di Kuliah Umum |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.