Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kendal

Gebrakan Muhammadiyah, Ciptakan Iklim Literasi Berbasis Sistem Wakaf di Kendal 

Organisasi keagamaan Muhammadiyah tak pernah berhenti untuk menciptakan inovasi baru dalam membangun sumber daya manusia

Penulis: Agus Salim Irsyadullah | Editor: muslimah
Tribunjateng/Agus Salim Irsyadullah
LAUNCHING WAKAF LITERASI - Muhammadiyah meluncurkan program wakaf literasi sebagai cara baru penerapan wakaf berbasis literasi di Masjid An-Nur Weleri Kendal, Kamis (27/2/2025). Program itu merupakan yang perdana dan akan menjadi keberlanjutan. (TRIBUN JATENG/ AGUS SALIM) 

TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Organisasi keagamaan Muhammadiyah tak pernah berhenti untuk menciptakan inovasi baru dalam membangun sumber daya manusia.

Organisasi yang berdiri pada 1912 itu, kini mencoba mengembangkan budaya literasi yang dikombinasikan dengan lelaku religiusitas.

Melalui buah karya Khafid Sirotudin, yang mampu merangkai sebuah Tetralogi sarat makna dan saling berkesinambungan.

Ada 4 buku yang dilaunching, yakni Membeli Sembari Berbagi, Gelap Mata Gelap Hati, Andaikan Muhammadiyah Cuti Melayani, dan Saleh Personal Kafir Digital.

"Keempat buku itu tentu memiliki kesinambungan satu sama lain," kata Khafid ditemui di Masjid An-Nur Weleri, Kamis (27/2/2025) malam.

Khafid menerangkan, program wakaf literasi merupakan ikhtiar mengoptimalkan wakaf yang dikemas melalui balutan literasi. Menurutnya, sumbangsih sosial tak selalu dimanifestasikan secara materiil.

"Ini merupakan ikhtiar kami untuk memajukan gerakan wakaf sekaligus literasi. Kita mengubah pandangan bahwa sesuatu yang punya nilai ekonomi, maka kemanfaatan juga sesuai syarat wakaf," terangnya.

Khafid mengatakan, dirinya akan terus berkontribusi untuk menyalurkan iklim literasi sebagai upaya membangun kader Muhammadiyah yang kompeten.

"Sekalipun ini sudah masuk zaman digital, tapi digital itu hanya energi. Ibaratnya kalau baterai habis, maka akan kesulitan. Tapi kalau buku kan fisiknya ada," sambungnya.

Ketua Serikat Taman Pustaka Muhammadiyah, David Effendi menilai masifnya peluncuran buku di tengah sistem digital merupakan sebuah fenomena menarik.

Menurutnya, terdapat sisi lain yang tak bisa disentuh oleh sistem digital yang terbatas pada lingkup sosial.

"Ini fenomena menarik ya, di balik klaim literasi tradisi yang kurang bagus. Tapi ternyata jamaah masyarakat sekitar masih antusias. Dan launching ini juga dilengkapi gerakan wakaf," ungkapnya.

Direktur Badan Usaha Masjid Muhammadiyah An-Nur Publishing, Arif Budiman program wakaf literasi sebagai bentuk gotong royong kepedulian terhadap sesama, termasuk pembangunan masjid An-Nur. 

"Ini cara baru kita kolaborasi, bahwa wakaf tidak harus berbentuk uang tapi bisa juga artikel tulisan-tulisan," paparnya.

Ia mengatakan, wakaf literasi ini merupakan program perdana di Indonesia dan bakal menjadi program keberlanjutan.

"Nanti serentak, karena ini baru perdana. Kita akan mencari pewakaf artikel selanjutnya, dan akan kita himpun jadi buku lagi. Wakaf tidak harus harta benda," tandasnya. (ags)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved