Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

UIN SAIZU Purwokerto

Megengan Tradisi Jawa Menyambut Bulan Ramadhan dengan Penuh Makna

Megengan adalah salah satu tradisi unik yang masih dilestarikan oleh masyarakat Jawa dalam menyambut bulan suci Ramadhan

UIN Saizu Purwokerto
Dr Muhammad Ash-Shiddiqy ME 

Oleh Dr. Muhammad Ash-Shiddiqy, ME

Megengan adalah salah satu tradisi unik yang masih dilestarikan oleh masyarakat Jawa dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Kata "megengan" berasal dari bahasa Jawa "megeng" yang artinya menahan.

Hal ini melambangkan awal dari ibadah puasa di bulan Ramadhan, di mana umat Islam diwajibkan untuk menahan diri dari lapar, haus, dan hawa nafsu. Tradisi ini tidak hanya sekadar ritual budaya, tetapi juga memiliki makna spiritual yang dalam, menggabungkan nilai-nilai Islam dengan kearifan lokal Jawa.

Megengan bukan sekadar tradisi turun-temurun, melainkan sarana untuk mempersiapkan diri secara batiniah sebelum memasuki bulan Ramadhan. Secara umum, megengan memiliki beberapa tujuan penting.

Pertama, tradisi ini mengingatkan umat Islam tentang pentingnya menahan diri, baik secara fisik maupun emosional, selama menjalankan ibadah puasa.

Kedua, megengan menjadi momen untuk mempererat silaturahmi dengan keluarga, tetangga, dan masyarakat sekitar. 

Ketiga, tradisi ini juga menjadi sarana untuk mengirim doa dan sedekah bagi leluhur atau orang-orang yang telah meninggal.

Terakhir, megengan membantu menyucikan hati dan memohon ampunan kepada Allah SWT sebelum memasuki bulan yang penuh berkah ini.

Tradisi megengan biasanya dilakukan beberapa hari sebelum bulan Ramadhan tiba. Ada beberapa rangkaian kegiatan yang umum dilakukan dalam tradisi ini, seperti kenduri atau selamatan, pembagian kue apem, dan ziarah kubur.

Setiap kegiatan memiliki makna dan simbol tersendiri yang berkaitan dengan persiapan menyambut Ramadhan.

1. Kenduri atau Selamatan

Kenduri atau selamatan adalah bagian inti dari tradisi megengan. Masyarakat biasanya mengadakan acara ini di rumah, masjid, atau mushola. Acara ini dipimpin oleh tokoh agama atau sesepuh desa yang memimpin doa bersama.

Kenduri menjadi momen untuk berkumpul, berdoa, dan memohon berkah dari Allah SWT. Selain itu, kenduri juga menjadi sarana untuk mempererat hubungan antarwarga, karena semua lapisan masyarakat, baik tua maupun muda, turut serta dalam acara ini.

2. Membagikan Apem

Salah satu ciri khas tradisi megengan adalah pembagian kue apem. Apem adalah kue tradisional Jawa yang terbuat dari tepung beras, santan, dan gula. Kata "apem" sendiri diyakini berasal dari bahasa Arab "afwun" yang berarti ampunan.

Kue ini menjadi simbol permohonan maaf dan ampunan kepada Allah SWT sebelum memasuki bulan Ramadhan. Dengan membagikan apem, masyarakat Jawa mengajarkan pentingnya meminta maaf dan memohon ampunan, baik kepada sesama manusia maupun kepada Sang Pencipta.

3. Ziarah Kubur

Sebelum Ramadhan tiba, masyarakat Jawa juga melakukan ziarah kubur sebagai bagian dari tradisi megengan. Ziarah kubur dilakukan untuk mendoakan keluarga atau leluhur yang telah meninggal.

Tradisi ini tidak hanya menjadi bentuk penghormatan kepada mereka yang telah pergi, tetapi juga mengingatkan manusia akan kehidupan akhirat.

Dengan berziarah, masyarakat Jawa diajak untuk merenungkan makna kehidupan dan mempersiapkan diri secara spiritual untuk menyambut bulan suci.

Nilai-Nilai dalam Tradisi Megengan

Tradisi megengan sarat dengan nilai-nilai luhur yang relevan dengan kehidupan masyarakat, baik secara spiritual maupun sosial.

Berikut adalah beberapa nilai yang terkandung dalam tradisi ini:

1. Spiritualitas

Megengan mengajarkan pentingnya persiapan mental dan spiritual sebelum memasuki bulan Ramadhan. Melalui doa bersama, kenduri, dan ziarah kubur, masyarakat diajak untuk bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah SWT.

Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya membersihkan hati sebelum menjalankan ibadah puasa.

2. Silaturahmi

Tradisi megengan juga menjadi momen untuk mempererat hubungan dengan keluarga, tetangga, dan masyarakat sekitar.

Dalam acara kenduri, semua lapisan masyarakat berkumpul, saling berbagi makanan, dan berdoa bersama. Hal ini mencerminkan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan yang diajarkan dalam Islam.

3. Gotong Royong

Gotong royong adalah nilai yang sangat kental dalam tradisi megengan. Mulai dari persiapan kenduri hingga pembagian apem, semua dilakukan secara bersama-sama.

 Nilai ini mengajarkan pentingnya kebersamaan dan saling membantu dalam kehidupan bermasyarakat.

4. Pendidikan Islam

Megengan juga menjadi sarana untuk mewariskan ajaran Islam kepada generasi muda. Melalui tradisi ini, anak-anak diajarkan tentang pentingnya puasa, silaturahmi, dan berbuat baik kepada sesama. Dengan demikian, megengan tidak hanya menjadi tradisi budaya, tetapi juga media pendidikan agama yang efektif.

Megengan bukan sekadar tradisi budaya, tetapi juga refleksi spiritual dalam menyambut bulan suci Ramadhan.

 Melalui berbagai rangkaian kegiatan seperti kenduri, pembagian apem, dan ziarah kubur, masyarakat Jawa menjaga nilai-nilai Islam dan budaya leluhur secara harmonis. Tradisi ini mengajarkan pentingnya persiapan batin, silaturahmi, dan kebersamaan dalam menyambut bulan yang penuh berkah.

Kesimpulan

Megengan adalah tradisi yang penuh makna, menggabungkan nilai-nilai Islam dengan kearifan lokal Jawa. Melalui tradisi ini, masyarakat Jawa tidak hanya mempersiapkan diri secara fisik, tetapi juga secara spiritual untuk menyambut bulan Ramadhan.

Dengan doa, kenduri, sedekah, dan ziarah kubur, megengan menjadi sarana untuk membersihkan hati dan mempererat hubungan dengan sesama.

Dengan melestarikan tradisi megengan, masyarakat Jawa menjaga warisan budaya dan agama secara seimbang. Tradisi ini mengajarkan pentingnya persiapan batin, silaturahmi, dan kebersamaan dalam menyambut bulan suci Ramadhan.

Melalui megengan, Ramadhan disambut dengan hati yang bersih dan penuh keberkahan, sambil tetap menghormati nilai-nilai leluhur yang telah diwariskan turun-temurun. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved