Mudik Lebaran 2025 : Prediksi Pemprov Jateng 17,9 Juta Pemudik Akan Melintas di Jateng

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Jateng diperkirakan akan menjadi tujuan utama pemudik pada Lebaran 2025, dengan jumlah pemudik yang masuk ke wilayah ini mencapai 17,9 juta orang. 

Angka ini menjadikan Jateng sebagai daerah dengan arus mudik terbesar di Pulau Jawa.

Dinas Perhubungan Jateng memprediksi lonjakan arus tersebut akan terjadi dalam rentang waktu 24 Maret hingga 8 April 2025. 

Menghadapi hal tersebut Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi, telah menyiapkan berbagai langkah strategis untuk menyambut para pemudik dengan aman dan nyaman.

"Jateng sebetulnya lebih menyambut pemudik, bukan yang akan mudik. Kami memastikan kesiapan infrastruktur untuk mendukung kelancaran arus mudik ini," ujar Luthfi, Jumat (7/3/2025).

Untuk memastikan kelancaran arus mudik, Pemerintah Provinsi Jateng telah menargetkan perbaikan ruas jalan di tingkat provinsi, nasional, dan kabupaten/kota agar selesai dua pekan sebelum Hari Raya Idulfitri 1446 H. 

Selain itu, posko terpadu akan dioperasikan mulai 24 Maret hingga 8 April 2025 untuk memberikan layanan informasi, kesehatan, dan bantuan bagi pemudik.

"Pemprov Jateng siap menerima kedatangan pemudik. Bisa melalui Tol Trans Jawa, Pantura, Jalur Tengah, dan Jalur Selatan. Tinggal pilih saja," tambah Luthfi.

Guna mengantisipasi lonjakan kendaraan, pemerintah juga menerapkan kebijakan Work From Anywhere (WFA) bagi aparatur sipil negara (ASN), pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta sektor pekerja swasta. 

WFA akan diberlakukan mulai H-7 hingga H+7 Lebaran, yakni dari 24 Maret hingga 8 April 2025.

Terpisah, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menilai kebijakan ini dapat membantu mengurangi kepadatan kendaraan selama masa mudik.

"Dengan kebijakan WFA, diharapkan bisa mengurai kepadatan kendaraan saat arus mudik Lebaran 2025. Kita beri pelayanan terbaik agar masyarakat bisa mudik dengan aman dan lancar," ungkapnya saat berkunjung ke Pemprov Jateng beberapa waktu lalu.

Pemprov Jateng juga menyiapkan berbagai strategi rekayasa lalu lintas, terutama di jalur Tol Trans Jawa. 

Jika terjadi antrean kendaraan lebih dari satu kilometer, sistem satu arah (one way) akan diterapkan hingga Gerbang Tol (GT) Banyumanik. 

Jika kepadatan masih tinggi, sistem one way akan diperpanjang hingga GT Bawen.