Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ramadan 2025

Megah dan Unik! Masjid Djauharotul Imamah Pati Adopsi Gaya Arsitektur Campuran Jawa-Eropa

Sebuah masjid di Kaborongan, Kelurahan Pati Lor, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati tampak megah dan bergaya arsitektur unik yang sekilas mirip kastil.

Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/MAZKA HAUZAN NAUFAL
MASJID UNIK - Jemaah berdatangan ke Masjid Djauharotul Imamah Pati, Rabu (5/3/2025). Masjid ini tampak megah dan unik karena mengadopsi gaya arsitektur campuran Jawa dan Eropa. 

TRIBUNJATENG.COM, PATI - Sebuah masjid di Kaborongan, Kelurahan Pati Lor, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati tampak megah dan bergaya arsitektur unik.

Sekilas, dari luar bangunan masjid ini tampak seperti kastil klasik di Eropa.

Bangunan yang dominan berwarna cokelat ini bernama Masjid Djauharotul Imamah.

Baca juga: Anak Yatim Binaan Yayasan Subur Makmur Sejahtera Diajak Buka Puasa Bersama oleh FORPIS Pati

Baca juga: Bupati Pati Sudewo Komitmen Bentuk Koperasi Desa Merah Putih Lebih Awal dari Daerah Lain

Masjid dua lantai ini pada bagian depan menampilkan aksen bata merah dan batu kali yang terekspos.

Di lantai atas, menghadap ke jalan, terdapat daun-daun jendela kayu berukuran besar.

Tangga menunju lantai dua bisa diakses dari halaman depan (area parkiran) maupun dari halaman belakang (area taman).

Halaman belakang masjid ini cukup luas dan asri.

Terdapat hamparan rumput hijau yang dipotong rapi, lampu-lampu taman, gazebo, dan kolam ikan koi.

Atap masjid berbentuk tumpang gasal, memberi kesan tradisional Jawa.

Wakil Ketua Takmir Masjid Djauharotul Imamah, Hamzah mengatakan bahwa masjid ini memang mengadopsi gaya arsitektur campuran Eropa dan Jawa.

"Masjid yang kalau saya tidak salah berdiri sejak 2011 ini memang bergaya campuran Eropa-Jawa."

"Gaya Eropa-nya dari bentuk yang tampak seperti kastil."

"Kalau gaya Jawa dari tempat pengimaman di lantai dua yang pakai gebyok kayu ukir khas Jawa," jelas dia, Rabu (5/3/2025).

Menurut Hamzah, nama masjid ini diambil dari sepasang suami-istri yang mewakafkan tanah mereka untuk dijadikan masjid ini.

Mereka ialah pasangan Djohar Malikan dan Imam Sureni.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved