Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Bentrokan 2 Hari di Suriah Tewaskan 1.018 Orang

Bentrokan berlangsung selama dua hari antara pasukan keamanan Suriah dan pendukung setia Bashar Al Assad. Sebanyak 1.018 orang tewas.

SHUTTERSTOCK
ILUSTRASI JENAZAH: Bentrokan berlangsung selama dua hari antara pasukan keamanan Suriah dan pendukung setia Bashar Al Assad, mulai Kamis (6/3/2025). Sebanyak 1.018 orang tewas. (ISTIMEWA) 

TRIBUNJATENG.COM, DAMASKUS - Bentrokan berlangsung selama dua hari antara pasukan keamanan Suriah dan pendukung setia Bashar Al Assad, mulai Kamis (6/3/2025).

Sebanyak 1.018 orang tewas.

Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, pemantau yang berbasis di Inggris, jumlah korban tewas itu menjadi yang tertinggi di Suriah sejak 2011.

Baca juga: Kecelakaan Tragis di Bolivia: Bus Jatuh ke Jurang Tewaskan 31 Orang

Dijelaskan, dari jumlah itu, sedikitnya 745 warga sipil ikut tewas yang sebagian besar akibat eksekusi, sementara 125 pasukan keamanan Suriah dan 148 loyalis Assad tewas.

Jumlah korban tewas dari pertempuran dua hari tersebut sangat bervariasi, dengan beberapa perkiraan menyebutkan jumlah korban tewas akhir bahkan bisa lebih tinggi.

Dikutip dari The Guardian pada Minggu (9/3/2025), pertempuran dimulai pada Kamis (6/3/2025) setelah pasukan yang setia kepada rezim Assad yang digulingkan menyergap pasukan keamanan di Jableh, di provinsi pesisir Latakia.

 Serangan terkoordinasi yang meluas itu merupakan tantangan terbesar bagi otoritas Islamis negara itu sejauh ini.

Bahkan terjadi tiga bulan setelah pasukan oposisi yang dipimpin oleh kelompok pemberontak Hayat Tahrir Al-Sham menggulingkan presiden Suriah Bashar Al Assad.

Untuk menghancurkan pemberontakan itu, pemerintah Suriah meminta bala bantuan, dengan ribuan pasukan berkumpul di pantai Suriah dari seluruh negeri.

Meskipun pasuakn secara nominal berada di bawah naungan pemerintah Suriah yang baru, milisi masih bertahan, beberapa di antaranya telah terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia di masa lalu dan relatif tidak disiplin.

Pemerintah Suriah bersikeras bahwa "tindakan individu" menyebabkan terbunuhnya warga sipil dan mengatakan masuknya pasukan dalam jumlah besar ke pantai menyebabkan pelanggaran hak asasi manusia.

Pada Minggu (9/3/2025), presiden transisi Suriah, Ahmed Al Sharaa, mengatakan perkembangan saat ini berada dalam tantangan yang diharapkan, media Arab melaporkan.

Sharaa juga menyerukan persatuan nasional dalam sebuah video yang disebarkan oleh media Arab, termasuk TV Al-Arabiya milik Arab Saudi, yang memperlihatkan dirinya berbicara di sebuah masjid.

Dalam pidatonya pada Jumat, Sharaa mengatakan, "siapa pun yang menyakiti warga sipil akan menghadapi hukuman berat". (*)

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "1.018 Orang Tewas dalam Bentrokan 2 Hari di Suriah"

Baca juga: Balita Meninggal Setelah Disuntik Dokter Magang, Sempat Alami Kebutaan

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved