Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banjarnegara

Angkat Potensi Lokal dan Bantu Peternak, Sukini Inovasi Bikin Ikan Asap Khas Banjarnegara

Siapa sangka, di wilayah pegunungan Banjarnegara yang jauh dari laut, pengawetan ikan dengan metode pengasapan itu juga ada.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: M Syofri Kurniawan
TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKI
PRODUKSI IKAN ASAP: Seorang pekerja merawat perapian tungku untuk ikan asap di Desa Gumiwang, Kecamatan Purwanegara, Banjarnegara, Senin (10/3/2025). Di desa ini, hampir setiap keluarga memiliki kolam ikan sebagai sumber matapencaharian andalan, di samping bertani. (TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKI) 

TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Ikan asap umumnya diproduksi di wilayah pesisir atau daerah penghasil ikan tangkap.

Tapi siapa sangka, di wilayah pegunungan Banjarnegara yang jauh dari laut, pengawetan ikan dengan metode pengasapan itu juga ada. 

Tepatnya di Desa Gumiwang, Kecamatan Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara.

Baca juga: Haul HOS Tjokroaminoto, Kaum SI Banjarnegara Lakukan Ziarah Makam

Jangan salah, meski jauh dari samudera, produksi ikan di desa tersebut melimpah.

IKAN ASAP: Penampakan ikan asap produksi Sukini di Desa Gumiwang, Kecamatan Purwanegara, Banjarnegara, Senin (10/3/2025). (TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKI)
IKAN ASAP: Penampakan ikan asap produksi Sukini di Desa Gumiwang, Kecamatan Purwanegara, Banjarnegara, Senin (10/3/2025). Sukini menjual ikan asap dengan harga Rp 25 ribu per porsi. Satu ekor ikan lele asap dihargai Rp 10 ribu, dan Rp 12 ribu untuk satu ekor ikan patin asap.  (TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKI)

Bukan hasil tangkapan, melainkan ikan yang dibudidayakan di kolam-kolam buatan warga. 

Memasuki gerbang desa, pemandangan kolam yang menghampar di pekarangan-pekarangan warga memanjakan mata. 

Berpadu dengan hijau persawahan yang sebagian telah disulap jadi empang. 

Air tenang kolam seketika berkecipak ketika ada yang mendekat. Tanda ikan di dalamnya bergeliat dan sehat. 

Berbagai jenis ikan tawar dibudidayakan warga antara lain Nila, Lele, Bawal hingga Koi. 

Di desa ini, hampir setiap keluarga memiliki kolam ikan sebagai sumber matapencaharian andalan, di samping bertani. 

"Warga di sini banyak yang punya kolam ikan. Saya sendiri ada kolam, " katanya, Senin (10/3/2025). 

Ide membuat ikan asap bukan tanpa alasan bagi Sukini. Desanya dikenal sebagai sentra penghasil ikan tawar. Namun tak banyak yang berpikir untuk mengolahnya sehingga ada nilai lebih. 

Ikan yang dipanen dari kolam petani umumnya langsung dijual ke pengepul. Padahal jika diolah, nilai jual ikan pasti lebih tinggi. 

Sukini mulai berkreasi. Inisiatifnya muncul saat terjadi pandemi. Bisnis makanan ringan yang lebih dulu digelutinya saat itu mati suri. 

Di samping karena menurunnya daya beli, menjamurnya bisnis serupa saat pandemi jadi tantangan tersendiri. 

Sukini harus putar otak agar dapurnya tetap ngepul. Ia harus berinovasi. Ikan asap jadi bisnis baru yang coba ia tekuni. 

"Karena di sini sentra ikan. Kalau saya olah, bisa membantu petani ikan di sini. Saya juga ingin punya produk yang beda dengan yang lain, " katanya

Di ruang dapur rumahnya, beberapa tungku beton menyala sekaligus. Seorang pekerja wanita menjaga api agar tetap membara. 

Sesekali ia memasukkan batok kelapa ke lubang tungku untuk bahan bakar utama. 

Ia sambil membolak-balik ikan Patin dan Lele yang dipanggang di atasnya.

Asap membumbung menyelimuti badan ikan. Aroma sangit tercium dari ikan yang sudah menghitam. 

Pengasapan ikan ini bukan sekadar  mengawetkan, namun juga menghasilkan cita rasa yang khas. 

Sebelum dipanggang, ikan lebih dulu dibumbui dengan rempah atau bumbu kuning. 

Karenanya, Sukini menjamin ikan asap produksinya lezat saat dimasak tanpa harus menambahkan bumbu kembali. 

Yang menarik, bukan hanya ikan asap, ia juga menjual paket lengkap dengan kuah bumbu dan sayur daun pepaya. 

Semua bahan itu dikemas tersendiri dan dimasukkan ke dalam freezer untuk dijual beku. 

"Kuah saya jual beku. Kalau mau dihidangkan tinggal dipanaskan," katanya

Sukini menjual ikan asap dengan harga Rp 25 ribu per porsi. Satu ekor ikan lele asap dihargai Rp 10 ribu, dan Rp 12 ribu untuk satu ekor ikan patin asap. 

Sedangkan kuah instan dijual seharga Rp 7 ribu yang bisa dihidangkan untuk 5 potong ikan

Jika ingin membeli kuah instan plus sayur daun pepaya, pelanggan cukup membayar Rp 16 ribu. 

sayur pelengkap hidangan ikan asap
SAYUR PEPAYA: Sukini memasak sayur daun pepaya di rumahnya Desa Gumiwang, Kecamatan Purwanegara, Banjarnegara, Senin (10/3/2025). Sayur tersebut menjadi pelengkap hidangan ikan asap. (TRIBUN JATENG/ KHOIRUL MUZAKI)

Pendampingan BRI

Keberhasilan Sukini bukan diraih secara instan. Usahanya mendapat dukungan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui program pendampingan BRI Life. 

Ia merasakan betul manfaat dari pendampingan tersebut. 

Dari situ, Sukini mendapat banyak pengetahuan ihwal bisnis melalui serangkaian pelatihan. 

Sukini memperhatikan mutu dari awal produksi hingga pengemasan. Terutama dari sisi higienitas. 

Dari bantuan BRI, ia juga bisa membuat desain cantik untuk kemasan produknya, maupun untuk flyer. 

Ia menjadi sadar faktor packaging (pengemasan) jadi bagian penting dari keberhasilan usaha, di samping kualitas produk itu sendiri. 

"Ada pelatihan dari BRI kerjasama dengan Unsoed," katanya

Manfaatkan QRIS

Rumah Sukini telah disulap menjadi toko dengan tatanan rak atau etalase mirip minimarket. Di situ ia memajang aneka produk makanan ringan, termasuk ikan asap yang kini menjadi produk andalannya. 

Tidak hanya kemasan produknya yang kekinian, Sukini juga mengadaptasi tren pembayaran digital yang digandrungi konsumen sekarang. 

Sukini menyediakan QR Code Indonesia Standard (QRIS) bagi pelanggan yang ingin melakukan transaksi secara digital. 

Keberhasilan usaha Sukini tak lepas dari peran suami, Siswanto yang setia membantu bisnisnya.  

Pasangan suami istri itu berkolaborasi untuk membangun bisnis keluarga. Siswanto mengaku tidak bingung menjual ikan asap. 

Ia tak menjualnya di pasar tradisional. 

Ia sudah punya langganan khusus penggemar ikan asap, termasuk para pegawai yang setia membeli di tempatnya. 

"Langganan biasanya pegawai, dari dinas biasanya mereka list siapa yang pesan, " katanya

Selain menjual ikan asap mentah, Siswanto dan istrinya juga menjual paket jadi perporsi. 

Kolam milik Sukini cukup beda dengan yang lain. Ia menyulap kolam bukan sekadar tempat budidaya, namun sekaligus rumah makan dengan menu ikan spesial. 

Di situ pelanggan bisa menyantap hidangan ikan asap yang lezat sembari menikmati suasana kolam. Ditambah nuansa alam pedesaan yang menenangkan. (aqy)

Baca juga: Bupati Amalia Sidak Pasar Kota Banjarnegara dan Pasar Madukara, Pastikan Ketersediaan Bahan Pokok 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved