Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Banjir Grobogan 2025

Pilu Pengungsi Banjir di Grobogan Kesulitan Selimut dan Perlengkapan Balita

Beberapa warga Dusun Mintreng, Desa Baturagung, Kecamatan Gubug, Grobogan, memilih mengungsi di tanggul Sungai Tuntang, Selasa (11/3/2025).

TRIBUNJATENG/FACHRI SAKTI NUGROHO
WARGA MENGUNGSI DI TANGGUL: Warga Baturagung yang mengungsi di tanggul Sungai Tuntang butuh selimut dan perlengkapan balita. Beberapa warga Dusun Mintreng, Desa Baturagung, Kecamatan Gubug, Grobogan, memilih mengungsi di tanggul Sungai Tuntang, Selasa (11/3/2025). 

TRIBUNJATENG.COM, GROBOGAN - Beberapa warga Dusun Mintreng, Desa Baturagung, Kecamatan Gubug, Grobogan, memilih mengungsi di tanggul Sungai Tuntang, Selasa (11/3/2025).

Mereka mendirikan tenda darurat di tanggul Sungai Tuntang sejak banjir hari pertama pada Minggu (9/3/2025).

Alasan warga masih bertahan dan enggan ke pos pengungsian adalah untuk melindungi harta bendanya yang masih berada di rumah.

Baca juga: Video Banjir di Grobogan Meluas Tenggelamkan Enam Desa Gubug dan Tegowanu, 1.202 Jiwa Mengungsi

Hal itu disampaikan oleh Ketua BPD Desa Baturagung, Sudarmanto saat ditemui Tribun Jateng di lokasi banjir.

Sudarmanto memilih tinggal di rumahnya meski tergenang sedalam satu meter lebih.

"Saya berada di rumah sejak jebol tanggul hari pertama tanggal 9 Maret 2025," kata Sudarmanto kepada Tribun Jateng.

"Kedalaman air di rumah ini 1 meter, rumah belakang 1,5 meter di dalam rumah," imbuhnya.

Pria yang juga merupakan Relawan Banser Bagana itu sengaja tetap berada di kampungnya agar bisa sewaktu-waktu membantu warga yang membutuhkan tanpa harus jauh-jauh ke pos pengungsian.

"Saya selaku tokoh masyarakat ada warga enggan diungsikan, jadi saya harus tetap membersamai mereka agar ketika ada kebutuhan saya bisa komunikasi dengan instansi terkait," ujar Sudarmanto.

Saat ini Dusun Mintreng banyak ditinggal warga yang mengungsi, terutama balita, perempuan dan lansia.

Para laki-laki memilih berjaga di kampungnya untuk mengamankan barang-barang berharga hingga hewan ternak peliharaan.

"Sudah banyak yang mengungsi kalau semua dikosongkan, kami harus menjaga," kata Sudarmanto.

Untuk kebutuhan buka puasa dan sahur, warga yang masih bertahan di tanggul mencukupi kebutuhan makannya dengan memasak sendiri dan mendapat kiriman makanan dari posko pengungsian.

"Alhamdulillah untuk buka puasa dan sahur kami dapat kiriman," ungkapnya.

Sudarmanto mengaku menjalani puasa di tengah bencana bukan hal yang mudah.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved