Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ramadan 2025

Generasi Keempat, Fuad Hasan Eksis Teruskan Bisnis Bedug dan Rebana Turun-Temurun di Wonosobo

Fuad Hasan perajin bedug dan rebana asal Wonosobo konsisten menjalankan bisnis keluarga secara turun temurun sejak tahun 1945.

Penulis: Imah Masitoh | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG/Imah Masitoh
PERAJIN BEDUG DAN REBANA - Fuad Hasan saat sedang mengerjakan servis rebana milik pelanggannya di tempat usahanya yang berlokasi di Desa Kledosari, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, Jumat (7/3/2025). Fuad biasa membuat pesanan bedug dan rebana, meneruskan usaha keluarganya yang sudah turun temurun. 

TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Fuad Hasan perajin bedug dan rebana asal Wonosobo konsisten menjalankan bisnis keluarga secara turun temurun sejak tahun 1945.


Ia merupakan generasi keempat dari keluarganya yang meneruskan usaha pembuatan bedug dan rebana. Selain pembuatan bedug ia juga membuka jasa servis bedug ataupun rebana.


Fuad mengerjakan semua pesanan pelanggannya di rumahnya yang berlokasi di Desa Kledosari, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo atau sebelah timur Pasar Kertek.


"Saya mulai dari tahun 2009, saya generasi keempat. Awal mulanya dari tahun 1945 dimulai dari kakek buyut saya. Terus tahun 1965 dari kakek saya, tahun 1985 dari bapak, terus saya yang terakhir dari 2009," ucapnya kepada tribunjateng.com, Jumat (7/3/2025). 


Sudah 80 tahun berdiri, tempat pembuatan bedug dan rebana miliknya telah dikenal luas. Ia biasa melayani pesanan pelanggan dari berbagai wilayah seperti Banjarnegara, Temanggung, Magelang, dan Purworejo.


Hampir setiap hari ia mengerjakan pesanan pelanggan baik pembuatan ataupun servis bedug dan rebana. Dibantu dengan dua anggota keluarganya Fuad telah mahir mengerjakan pesanan pelanggan.


Bahan baku pembuatan bedug dan rebana adalah kulit sapi dan kambing. Biasanya bahan baku kulit didapatkannya dari pengepul di Wonosobo dan sekitarnya. 


Proses awal, kulit yang diambilnya dari pengepul akan direndam dengan air semalaman. Kemudian kulit dipisahkan terlebih dahulu dari daging yang masih menempel. Selanjutnya kulit dijemur di bawah sinar matahari hingga benar-benar kering.


Fuad menjelaskan, untuk pembuatan bedug yang baru, pertama kayu utuh akan dilubangi membentuk lingkaran sesuai dengan ukuran. 


Kemudian permukaan kayu akan dihaluskan yang selanjutnya biasa di cat atau diplistur atau divernis agar mengkilap. Beberapa bedung ada yang menggunakan drum bekas.


Pasang kulit sapi yang sudah dikeringkan. Dilanjutkan dengan tes suara bedug yang dihasilkan. Terakhir proses finishing.


Sementara untuk servis, hal yang pertama dilakukan ialah membongkar kulit bedug atau rebana yang sudah rusak dengan melepas paku yang merekatkan kulit dengan kayu bedug atau rebana.


Setelah itu siapkan kulit yang telah dikeringkan sebelumnya untuk selanjutnya dipasang pada kerangka bendung atau rebana.


Pada bagian ini perajin harus bisa menyetel suara yang akan dihasilkan dari bedug atau rebana. Tahap terakhir adalah finishing seperti menghaluskan kembali kayu ataupun mengecat agar terlihat seperti baru.


"Untuk bedug biasanya dari kulit sapi, sementara kalau untuk rebana biasanya kita pakai kulit kambing yang lebih tipis," sebutnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved