Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banyumas

Mengadu ke DPRD Banyumas, Keluarga TKW Yetti Purwaningsih Yang Meninggal di Peru Minta Dipulangkan

Keluarga Almarhum Yetti Purwaningsih (53), TKW asal Banyumas yang meninggal di Peru mengadu ke anggota DPRD supaya mengusahakan kepulangan jenazah.

Tribunjateng/Permata Putra Sejati 
TKI BANYUMAS - Pihak keluarga dari Almarhum Yetti Purwaningsih, TKI asal Banyumas yang meninggal di Peru saat mengadu ke komisi IV anggota DPRD supaya mengusahakan kepulangan jenazah Yetti, Rabu (12/3/2025). Dari pihak dewan dalam waktu seminggu kedepan akan mencarikan dana dari CSR. 

TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Pihak keluarga dari Almarhum Yetti Purwaningsih (53), TKW asal Banyumas yang meninggal di Peru mengadu ke anggota DPRD supaya mengusahakan kepulangan jenazah

Mursito (47), warga Desa Pageraji RT 6 RW 7, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, yang menjadi adik dari almarhum mengatakan permasalan dana menjadi alasan susahnya Yetti dipulangkan ke Indonesia. 

"Awalnya nominalnya butuh Rp248 juta dari KBRI dan dapat keringanan menjadi Rp206 juta. 

Kemudian ada uang saku yang di almarhum besarannya Rp50an juta. 

Sehingga kekurangnya kurang lebih masih butuh Rp150 juta," ucapnya kepada Tribunjateng.com, saat audiensi dengan Komisi 4 DRPD Kabupaten Banyumas, Rabu (12/3/2025). 

Baca juga: Sosok Sakinah Anggraeni, TKW Asal Batang Jateng Tinggal Sendirian di Hutan Malaysia Selama 19 Tahun

Pihak keluarga tetap ingin almarhum dipulangkan karena menurut Mursito, komunikasi terakhir ketika sebelum meninggal supaya ingin dipulangkan.

"Tapi kalau soal nominal kita berat. 

Pihak KBRI juga tidak menuntut ke tempat kerja almarhum karena memang tidak ada kontrak kerja. Tapi kita tetap minta bantuan pemerintah untuk pemulangan," jelasnya. 

Berbagai upaya telah ditempuh, mulai dari menghubungi Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), hingga mengajukan permohonan ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Lima, Peru.

Mursito menceritakan kakaknya Yetti merantau ke Peru untuk bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan sudah selama 20 tahun.

Yetti di Peru diketahui dapat membuka usaha sendiri di bidang kuliner.

Meskipun jauh jaraknya di Peru, tapi sang kakak selalu menjaga komunikasi dengan keluarga di Indonesia. 

Mursito mengatakan terakhir kali komunikasi dengan Yetti adalah pada 31 Januari 2025 melalui video call.

Saat itu Yetti mengabarkan dirinya sedang sakit, walaupun masih tetap bisa beraktivitas seperti biasa.

Dalam sebuah videocall Yetti mengaku sedang sakit tenggorokan, akan tetapi masih bisa beraktivitas seperti biasa.

Kabar buruk kemudian datang pada 25 Februari 2025, yaitu dari KBRI di Peru mengonfirmasi bahwa Yetti telah meninggal dunia.

Ia mendatangi Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia (PWNI dan BHI) di Jakarta, yang menangani perlindungan WNI di luar negeri. 

Mursito juga mengajukan permohonan tertulis ke KBRI di Lima, Peru, dengan harapan proses pemulangan jenazah bisa segera dilakukan. 

Sementara itu Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinakertrans) Kabupaten Banyumas, Wahyu Dewanto menyatakan siap memfasilitasi pemulangan jenazah Yetty Purwaningsih dari Peru ke Banyumas untuk dapat dimakamkan.

Piihaknya mengatakan saat ini masih menunggu keputusan dari pemerintah Peru terkait pemulangan jenazah. 

Menurutnya terdapat dua opsi yang saat ini tengah dipertimbangkan, yakni jenazah Yetty dapat dipulangkan ke Indonesia atau dimakamkan di Peru.

Akan tetapi Wahyu mengungkapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Banyumas tidak mencakup alokasi anggaran khusus biaya pemulangan jenazah warga yang meninggal di luar negeri.

"Meski begitu, Pak Bupati yang telah mengetahui situasi ini, dan akan memperjuangkan kekurangan biaya melalui sumber non-APBD, seperti Corporate Social Responsibility (CSR), BAZNAS, atau lembaga lainnya. 

APBD hanya sebatas membantu," jelasnya. 

Adapun apabila dimakamkan di Peru pemakamannya sekitar Rp30 jutaan. 

Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Banyumas, Dhuha Ngabdul Wasis mengatakan selama seminggu kedepan akan mengusahakan bantuan dari CSR. 

Baca juga: Awal Mula TKW Batang Ribut Uripah Pergi ke Malaysia, Sebelum Hilang 19 Tahun Karena Diajak Tetangga

"Apakah nanti mencari bantuan dari CSR, seberapa berapa dapatnya nanti alhamdulillah. 

Kalau kurang, itu kembali ke keluarga, Kalau dapat Rp150 juta ya alhamdulillah. 

Kalau masih kurang keluarga juga bisa ikut cari dan disatu sisi saya menyarankan dimakankan disana. Karena kelamaan, kasihan," imbuhnya. (jti) 
 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved