Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Grobogan

Kisah Pilu Korban Banjir di Grobogan, Gabah Hasil Panen Hanyut Tersisa 10 Kg Beras

Bencana banjir yang melanda Desa Ringinkidul, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, meninggalkan dampak yang sangat dalam bagi warga.

(TRIBUNJATENG/FACHRI) 
Bencana banjir yang melanda Desa Ringinkidul, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, meninggalkan dampak yang sangat dalam bagi warga. Rumah milik Sujari diterjangn banjir. 

TRIBUNJATENG.COM, GROBOGAN - Bencana banjir yang melanda Desa Ringinkidul, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, meninggalkan dampak yang sangat dalam bagi warga.

Seperti yang dirasakan oleh Sujari, seorang buruh tani berusia 55 tahun.

Rumah kayu papan yang ia tinggali bersama istrinya porak poranda diterjang banjir yang datang sangat cepat.

Sujari, yang sebelumnya sedang bekerja di sawah dan istrinya yang berjualan di warung, tidak pernah membayangkan bahwa bencana sebesar itu akan terjadi.

Ia tak berdaya melihat rumahnya porak poranda dan dinding papan kayunya jebol.

Perabotan rumah juga hanyut, membuat perasaan tak percaya dan kesedihan bercampur menjadi satu di hati Sujari.

Tidak hanya menghancurkan rumah, banjir yang melanda sejak pagi hari itu juga menghanyutkan gabah hasil pertanian yang menjadi harapan hidup Sujari.

Sebagian besar dari tumpukan karung berisi gabah hasil panen yang disimpannya untuk bertahan hidup terendam air, bahkan sebagian besar hanyut terbawa arus.

Lumbung pangan yang selama ini menjadi sumber hidupnya, berisi karung-karung padi yang baru saja dipanen, kini hanya tinggal kenangan.

Karung-karung tersebut terendam air selama berhari-hari, hingga sebagian terpaksa dibuang karena busuk.

Hanya tersisa sekitar 10 kilogram beras yang baru saja diselep, yang kini menjadi tumpuan hidupnya untuk beberapa hari ke depan.

Banjir yang berasal dari jebolnya tanggul Sungai Tuntang juga menyebabkan air menggenangi lahan pertanian milik Sujari.

Dapat dipastikan padi di sawah Sujari gagal panen.

"Habis panen, sore panen saya tumpuk sini, paginya terus banjir, akhirnya basah semua busuk itu," ujar Sujari, dengan mata yang berkaca-kaca saat ditemui.

"Masih ada juga di sana (sawah), ya sama gagal panen," imbuhnya.

Selain kerugian besar akibat padi yang terendam dan gagal panen, Sujari juga harus menghadapi kerusakan rumah yang cukup parah.

Total kerugian yang ia alami diperkirakan mencapai sekitar Rp 40 juta, belum termasuk kerugian perabotan rumah tangga yang terhanyut. (*)

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved