Berita Semarang
Jelang Lebaran, Pasar Emas Perhiasan di Semarang Masih Lesu Bahkan Lebih Parah Daripada Pandemi
Jelang Lebaran Idulfitri 2025, pasar emas perhiasan di Kota Semarang diakui masih lesu bahkan lebih parah dibandingkan masa pandemi Covid-19.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Jelang Lebaran Idulfitri 2025, pasar emas perhiasan di Kota Semarang diakui masih lesu.
Padahal biasanya, jelang Idulfitri menjadi momentum ramainya penjualan di tengah kebutuhan masyarakat akan emas perhiasan yang meningkat.
Manager di sebuah toko emas, Maria Mets mengatakan, penjualan emas di momen jelang Hari Raya Idulfitri tahun ini memang tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.
Baca juga: Harga Emas Perhiasan Hari Ini Kamis 20 Maret 2025 Lengkap 9 Karat hingga 24 Karat
Bahkan menurutnya, kondisi saat ini lebih turun dibandingkan saat pandemi Covid-19.
Dibandingkan tahun lalu, ia menyebut terjadi penurunan permintaan mencapai 50 persen.
"Khususnya sebelum Covid-19, kita menjelang lebaran, masyarakat masih berburu emas. Tapi untuk tahun-tahun setelah Covid-19 sekarang jauh beda, peminatnya tidak seperti tahun-tahun sebelum Covid-19. Bahkan yang jual pun, untuk sekarang tidak banyak juga.
Berbeda dengan covid dulu, banyak yang jual walaupun harganya tidak setinggi sekarang," kata Maria, di toko yang bernama Bintang Mas tersebut, Jumat (21/3/2025).
Maria lebih jauh mengidentifikasi, di antara pendorong turunnya penjualan emas perhiasan saat ini karena banyak pelanggan khususnya kalangan menengah ke bawah yang menahan untuk membeli emas.
Harga yang semakin meningkat namun tidak diimbangi dengan kondisi ekonomi pelanggan yang baik, membuat mereka lebih mengutamakan untuk membeli kebutuhan primer.
"Menengah ke bawah butuh barang lain dibanding emas, yang mana emas ini bukan barang primer. Sehingga yang menengah ke bawah ini terasa sekali efeknya. Seperti itu kalau kami lihat dari sisi pangsa pasarnya.
Kalau untuk menengah atas, tidak berpengaruh," ungkapnya.
Di sisi lain, untuk penjualan logam mulia, ia menyebut masih menunjukkan performa penjualan yang baik dan bahkan cenderung meningkat.
"Kalau logam mulia, penjualan lebih bagus. Mereka beli untuk investasi, namun ini bagi mereka yang punya uang lebih. Mereka lebih suka investasi emas yang disimpan fisiknya," tambahhya.
Ketua Asosiasi Pengusaha Emas dan Permata Indonesia (Apepi) Semarang Bambang Yuwono mengatakan, lesunya pasar emas perhiasan ini setidaknya sudah terjadi dalam dua tahun terakhir.
Adapun tahun ini, menurutnya, merupakan kondisi terparah di mana penjualan emas perhiasan lesu.
Viral Siswi SD di Semarang Terpaksa Susuri Sungai Demi Sekolah, Alasannya Bikin Pilu |
![]() |
---|
Stasiun Tawang Jadi Favorit, 21 Ribu Turis Asing Naik Kereta Api Sepanjang Semester I 2025 |
![]() |
---|
Harga Seragam Sekolah Capai Rp2 Juta, Kadisdik Semarang: "Laporkan, Saya Penasaran Sekolahnya Mana!" |
![]() |
---|
Hotel Oak Tree Poles Ulang Bangunan, Tawarkan Wajah Baru Demi Kenyamanan Tamu |
![]() |
---|
Adu Presisi, Tukang Bangunan Unjuk Gigi Lomba Pasang Keramik di Semarang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.