Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Nasional

Alasan Hasan Nasbi Buat Pernyataan Kepala Babi Dimasak Saja, Menyikapi Teror Dengan Candaan

Setelah pernyataannya terkait teror kepala babi kepada jurnalis viral, Kepala Komunikasi Kepresidenan/PCO Hasan Nasbi memberikan penjelasan.

Editor: rival al manaf
Youtube/Tribunnews
Hasan Nasbi berikan penjelasan tentang pernyataannya soal teror kepala babi untuk jurnalis. 

TRIBUNJATENG.COM - Setelah pernyataannya terkait teror kepala babi kepada jurnalis viral, Kepala Komunikasi Kepresidenan/PCO Hasan Nasbi memberikan penjelasan.

Hasan sebelumnya melayangkan pernyataannya itu di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (21/3/2025) malam. 

Namun terbaru, Hasan menyatakan setuju dengan sikap Francisca, yang menanggapi teror itu dengan candaan pula, yakni mengaku lain kali akan memasak kepala babi tersebut lebih enak.

Baca juga: Sosok Cica Jurnalis Tempo yang Dikirim Paket Kepala Babi dengan Telinga Berdarah

Baca juga: Jurnalis Bocor Alus Tempo Dapat Kiriman Kepala Babi, Bau Menyengat saat Dibuka

"Justru saya setuju dengan Francisca menyikapi teror itu. Kan Fransisca merecehkan teror itu sehingga KPI si peneror enggak kesampaian kan."

"Ya berarti kan salah orang itu, berarti kan enggak sampai itu," kata Hasan dikutip Kompas.com, Sabtu (22/3/2025).

Hasan mengaku, ia jarang setuju dengan Tempo.

Namun kali ini, ia setuju dengan respons yang dibuat Cica agar tidak memperkuat teror.

Dengan begitu kata Hasan, peneror akan kehabisan akal dan stres karena niatnya tak tersampaikan.

"Menurut saya kalau dilecehkan begitu, kan si pelaku KPI-nya enggak sampai. Tujuannya enggak sampai. Saya rasa kalau sekaligus dimasak, jedot-jedotin kepala itu si peneror. Ya gimana, gagal deh," ucap Hasan.

Menurut Hasan, cara merespons Cica termasuk elegan.

Respons terhadap teror semacam itu pernah terjadi pada peristiwa bom Thamrin 2016 silam.

Reaksi publik terhadap teror kala itu tidak menunjukkan ketakutan.

Warga cuek saja membanjiri area bekas bom.

Bahkan ada yang berjualan sate, gorengan, hingga kopi kemasan.

"Itu aktor intelektualnya pasti stres berat. Kan targetnya si peneror bukan soal berapa jumlah korban dan berapa ledakannya, tapi warga Jakarta enggak takut."

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved