Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pati

Demi Efisiensi Anggaran, Tenaga Honorer RSUD Soewondo Pati Akan Dikurangi: Cukup Hanya 200

Bupati Pati Sudewo menilai, saat ini RSUD RAA Soewondo Pati mengalami kelebihan tenaga honorer atau non-ASN.

Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: muh radlis
TribunJateng.com/Mazka Hauzan Naufal 
RASIONALKAN JUMLAH HONORER - Bupati Pati Sudewo saat diwawancarai TribunJateng.com di Mapolresta Pati, Jumat (21/3/2025). Sudewo hendak melakukan pengurangan tenaga honorer di RSUD RAA Soewondo karena menurutnya jumlahnya berlebihan.   

TRIBUNJATENG.COM, PATI - Bupati Pati Sudewo menilai, saat ini RSUD RAA Soewondo Pati mengalami kelebihan tenaga honorer atau non-ASN.


Jumlah tenaga honorer yang ada jauh melebihi kebutuhan.


Sudewo juga menyoroti mekanisme penerimaan tenaga honorer di RSUD RAA Soewondo yang selama ini menurutnya tidak jelas.


Dia pun menginstruksikan Direktur RSUD RAA Soewondo, Rini Susilowati, agar melakukan rasionalisasi jumlah pegawai.


"Pengurangan pegawai non-ASN atau pegawaian honorer di Rumah Sakit Soewondo harus dilakukan karena jumlahnya terlalu banyak. Banyak yang nganggur. Jumlahnya (tenaga honorer) sangat berlebih. Ada 500-an. Padahal seharusnya cukup hanya 200-an," kata dia, Sabtu (22/3/2025).


Pengurangan tenaga honorer di RSUD, menurut Sudewo, merupakan langkah yang tepat demi melakukan efisiensi anggaran.


Dia menilai, kondisi keuangan rumah sakit saat ini sangat memprihatinkan.


Meskipun pegawai honorer digaji oleh RSUD dan bukan dari APBD karena menggunakan sistem BLUD, kondisi semacam ini akhirnya justru membuat keuangan rumah sakit menjadi terbebani.


Akibat anggaran untuk gaji pegawai non-ASN yang berlebihan, pelayanan jadi tidak maksimal.


"Dampaknya pada pelayanan. Misalnya ada 10 ruang operasi, yang 7 off (tidak aktif) karena rusak akibat tidak ada uang untuk memperbaiki. Kamar pasien dan ruang tunggu juga pengap karena tidak dipasang AC atau sengaja dimatikan AC-nya. Membuat gedung rawat inap dan klinik baru juga tidak bisa karena tidak ada uangnya," jelas dia.


Sudewo juga mengkritisi prosedur penerimaan pegawai honorer yang menurutnya selama ini tidak tepat. Bahkan tidak ada uji kompetensi untuk menerima pegawai honorer baru.


"Cara penerimaannya tidak melalui prosedur yang benar. Tidak ada seleksi. Tidak ada tes. Tidak ada pengumuman. Pokoknya asal masuk. Tiap saat bisa masuk. Sehingga menjadi over. Menjadi beban rumah sakit. Sehingga pengurangan harus dilakukan dan cara pengurangannya harus melalui tes secara fair dan terbuka. Siapa yang lolos sesuai dengan kompetensi, itulah yang akan kami terima," tandas dia. (mzk)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved