Berita Bisnis
Kisah Sukses Dickry Sulap Kamar Jadi Pabrik Hampers Yang Laris Manis Jelang Lebaran
Menjelang Lebaran, kamar kos sederhana yang ia tempati di wilayah Gayam Sari Kota Semarang berubah menjadi dapur produksi hampers Lebaran.
Penulis: budi susanto | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Tak ada batasan bagi siapa pun untuk menjemput rezeki.
Begitu pula bagi Dickry Tifani Badi, seorang karyawan swasta asal Brebes yang membuktikan keterbatasan ruang dan waktu tak menjadi halangan untuk meraih penghasilan tambahan.
Menjelang Lebaran, kamar kos sederhana yang ia tempati di wilayah Gayam Sari Kota Semarang berubah menjadi dapur produksi hampers Lebaran yang manis dan penuh makna.
Baca juga: Berkah Lebaran: Kolaborasi UMKM Binaan Rumah BUMN Hadirkan Hampers Istimewa
Di tengah kesibukannya bekerja sebagai karyawan, Dickry tetap meluangkan waktu menjalankan bisnis hampers secara online.
Ia menyulap waktu luangnya menjadi peluang, memanfaatkan momen Ramadan dan Idulfitri untuk menawarkan aneka hampers berisi kue-kue kering dan makanan ringan yang menggoda.
“Awalnya coba-coba di 2023, nggak nyangka bisa sampai seperti sekarang,” ujar Dickry sambil merapikan satu per satu toples nastar dan kastengel di atas meja kecil kamar kosnya, Kamis (27/3/2025).
Permintaan hampers meningkat drastis setiap menjelang Hari Raya. Dickry pun harus cermat membagi waktu antara pekerjaan utama dan usaha sampingannya.
Tak jarang ia tidur larut malam demi menyelesaikan pesanan yang membludak.
Dalam satu minggu, ia pernah menerima hingga 200 pesanan. Ia tak main-main dalam menjaga kualitas.
Semua bahan yang digunakan merupakan bahan premium, dari tepung hingga keju. Ini adalah caranya menghargai kepercayaan para pelanggan.
Harga hampers yang dijual bervariasi, mulai dari Rp100 ribu hingga Rp255 ribu, tergantung isi dan jenis paket.
Isi hampers-nya pun menarik nastar, lidah kucing, kastengel, coklat koin, putri salju, hingga minuman manis dalam kemasan cantik.
Yang menarik, meski memproduksi hampers di kamar kos, Dickry tak pernah mengganggu kenyamanan penghuni lain. Ia hanya memproses pesanan sesuai permintaan, dan langsung mengantarkannya kepada pembeli.
“Lingkungan tetap rapi dan nggak ribet. Jadi nggak ada yang terganggu,” tuturnya.
Usaha yang berawal dari ruang kecil ini perlahan membesarkan harapan. Dickry bermimpi suatu hari nanti bisa memiliki rumah sendiri, sekaligus tempat usaha yang lebih layak dan luas.
Easycash Apresiasi AFPI Raih Rekor MURI 25 Jam Nonstop Edukasi Publik Soal Pinjol Ilegal Vs Legal |
![]() |
---|
Festival Belanja Erafone Dorong Perputaran Ekonomi Sektor Telekomunikasi di Jateng-DIY |
![]() |
---|
Suku Bunga Kredit Perbankan Turun, OJK Perkirakan Tren Berlanjut Sepanjang 2025 |
![]() |
---|
Intip Tren Wedding Terkini dan Biayanya! Intimate Wedding Mulai Rp200 Juta di Semarang |
![]() |
---|
Mal 23 Semarang Tawarkan Konsep Oase Hutan Tropis di Pesisir Utara, Targetkan Buka Mei 2026 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.