Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Bogor

Keponakan Durhaka di Bogor: Dibesarkan dari Remaja, Dibalas dengan Tikaman Maut

Kisah memilukan datang dari Tanah Sareal, Kota Bogor. Seorang wanita paruh baya, EL (59), ditemukan tak bernyawa di rumahnya sendiri

IST
Ilustrasi jenazah. (Kompas.com) 

TRIBUNJATENG.COM, BOGOR -- Kisah memilukan datang dari Tanah Sareal, Kota Bogor. Seorang wanita paruh baya, EL (59), ditemukan tak bernyawa di rumahnya sendiri pada Minggu, 6 April 2025.

Yang lebih mengejutkan, pelaku pembunuhan ternyata adalah keponakannya sendiri, seorang pria berusia 28 tahun bernama Riezky Fauzan.

Ditemukan Penuh Luka

Korban EL ditemukan sekitar pukul 17.30 WIB dengan sejumlah luka di tubuh, yang langsung mengindikasikan adanya tindak kekerasan.

Polisi yang datang ke lokasi segera melakukan olah TKP dan penyelidikan intensif.

Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Eko Prasetyo, membenarkan peristiwa keji ini.

"Benar ada peristiwa tersebut. Satreskrim sudah bergerak melakukan penyelidikan," ujarnya dikutip dari TribunnewsBogor.com.

Penelusuran polisi akhirnya mengarah pada sosok yang tak disangka: Riezky Fauzan, keponakan korban sendiri.

Fakta ini makin menyayat hati, karena diketahui EL telah merawat Riezky sejak usia 15 tahun.

Selama 13 tahun, korban menjadi figur ibu bagi pelaku — namun balasannya justru kematian tragis.

"Tersangka adalah keponakan dari korban.

Dirawat sejak usia 15 tahun, sekarang usianya 28 tahun," ungkap AKP Aji Riznaldi Nugroho, Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota.

Usai menghabisi nyawa sang tante, Riezky tidak melarikan diri jauh.

Polisi menemukan dan menangkapnya di dalam rumah korban — lokasi yang menjadi saksi bisu pengkhianatan keji seorang keponakan.

Ancaman Hukuman 15 Tahun Penjara

Atas tindakan brutal ini, Riezky dijerat Pasal 338 Jo 351 ayat 5 KUHP tentang pembunuhan, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Kasus ini menjadi pengingat betapa pentingnya kewaspadaan, bahkan terhadap orang terdekat.

Seorang wanita yang telah berkorban membesarkan keponakannya justru harus meregang nyawa di tangan orang yang ia anggap anak sendiri.

Semoga keadilan ditegakkan, dan kasus ini menjadi pelajaran bagi semua bahwa kepercayaan adalah hal berharga yang tak boleh dikhianati.

Baca juga: Mayat Pria Terikat di Sungai Solo Diduga Korban Pembunuhan, Polisi Periksa 11 Saksi

Baca juga: Penjualan Tiket Dibuka, PSIS Semarang Andalkan Magis Suporter di Laga Kandang Kontra Persik Kediri

Baca juga: Klarifikasi Grib Jaya Soal Anggotanya Bawa "Senjata Api": Hanya Korek Api Buat Gaya-gayaan

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved