Berita Banjarnegara
Kerja Sama Saling Menjualkan, Para Pengusaha Perempuan di Banjarnegara Sukses Berbisnis Camilan
Di era sekarang, perempuan bukan lagi hanya berperan sebagai ibu yang mengurus segala urusan rumah tangga.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Di era sekarang, perempuan bukan lagi hanya berperan sebagai ibu yang mengurus segala urusan rumah tangga.
Lebih dari itu, perempuan menjadi roda penggerak ekonomi yang perannya sangat viral.
Banyak perempuan berhasil membangun bisnis, bahkan membuka lapangan kerja bagi orang sekitar.
Para perempuan yang tergabung dalam Asosiasi Wanita Pengusaha Makanan Ringan (Aswapemari) Banjarnegara membuktikannya.
Organisasi itu diisi perempuan-perempuan tangguh yang memiliki usaha.
Para wanita hebat itu bersatu membentuk organisasi bukan tanpa alasan.
Mereka berkumpul untuk satu tujuan, mencapai kesejahteraan.
Nuniati, pengusaha makanan ringan dari Desa Rakit Kecamatan Rakit setiap beberapa hari sekali harus bolak balik ke pusat kota Banjarnegara.
Ia tak pergi dengan tangan kosong. Kendaraannya selalu dipenuhi produk makanan ringan.
Namun berat dagangan yang ia bawa tidak menjadi beban. Ia justru girang karena barang itu akan ditukar dengan cuan.
"Saya kirim ke beberapa toko, salah satunya di pusat oleh-oleh dekat alun-alun Banjarnegara (kota), " katanya, Senin (7/4/2025)
Nuni, panggilan akrabnya, tadinya hanya pedagang kecil di desa yang tidak memiliki relasi toko modern di kota.
Karena pengalaman minim, ia hanya menjual produk makanan ringan berupa aneka keripik ke warga sekitar atau pasar tradisional.
Ia juga tak begitu memerhatikan kualitas produk, kemasan asal-asalan, hingga pemasaran yang stagnan.
Tapi cara berpikirnya berubah ketika berkenalan dengan Aswapemari dan bergabung di dalamnya.
Semenjak terlibat aktif di organisasi tersebut, bisnisnya dengan cepat "naik kelas".
Bukan hanya menambah relasi dengan sesama produsen makanan ringan, di situ ia banyak belajar soal bisnis.
"Dulu hanya jual di desa. Setelah di Aswapemari itu, ada permintaan untuk kirim produk ke toko modern," katanya
Banyak teman banyak rizki. Semboyan itu berlaku bagi Nuni. Dengan banyak teman di organisasi, rizkinya tambah mengalir.
Jaringan bisnisnya terus berkembang. Nuni tidak lagi hanya menjual produk makanan ringannya di desa, namun juga merambah ke pasar kota.
Ia mendapat pesanan dari beberapa toko modern dan pusat kuliner atau oleh-oleh di pusat kota Banjarnegara. Pesanan melonjak. Produksinya meningkat.
Nuni bahkan bukan hanya memajang produknya di sejumlah toko modern di kota Banjarnegara.
Ia juga menitipkan makanan ringannya ke toko-toko sesama produsen yang tergabung di Aswapemari.
"Saya titipkan juga produk saya ke teman-teman yang punya toko, " katanya
Saling Menjualkan
Hebatnya organisasi ini bukan hanya ajang kumpul. Mereka terlibat kerja sama saling menguntungkan.
Sesama anggota Aswapemari saling mendukung dan membantu untuk mengembangkan usaha masing-masing.
Setiap produsen makanan ringan rata-rata memiliki ruang display atau tempat untuk memajang produk.
Menariknya, bukan hanya produk sendiri yang dipamerkan, mereka juga memajang produk teman-temannya sesama anggota Aswapemari.
Begitu pun Nuni, ia merasa terbantu bisa menitipkan produknya di toko teman-temannya seorganisasi.
Dengan begitu, penjualan produknya bisa lebih maksimal.
"Rak penuh itu bukan produk sendiri, tapi ada titipin produk teman-teman, " katanya
Ketangguhan organisasi para pengusaha wanita ini teruji saat Pandemi Covid 19 lalu. Saat badai krisis melanda, mereka masih mampu mempertahankan usahanya (survive) berkat sinergitas yang terjaga.
Di rumahnya, Desa Gumiwang Kecamatan Purwanegara, Ketua Aswapemari Sukini sibuk menata makanan ringan di rak tokonya.
Ruang depan rumahnya ia sulap menjadi toko makanan ringan, dan hanya menyisakan sedikit tempat untuk menjamu tamu.
Layaknya toko oleh-oleh, ada banyak varian produk yang terpajang rak tokonya.
Namun siapa sangka, produk yang asli bikinannya sendiri hanya beberapa, misal keripik tempe.
Sedangkan produk lain yang memenuhi raknya adalah titipan dari teman-temannya sesama anggota Aswapemari.
Sukini diuntungkan dengan model kerjasama sesama pengusaha makanan ringan di asosiasi.
Koleksi produk di tokonya jadi lengkap tanpa ia harus repot kulakan yang butuh modal besar.
Ia juga mendapat keuntungan jika berhasil menjualkan produk-produk temannya.
"Kita rata-rata produsen makanan dan minuman ringan, saling menjualkan, " katanya
Selain memiliki display produk di rumah masing-masing, pihaknya juga memiliki toko bersama di komplek wisata Candi Arjuna Dieng.
Toko bersama itu disediakan untuk memajang produk-produk UMKM, khususnya yang tergabung dalam Aswapemari.
Dengan kerjasama tersebut, diharapkan para pelaku UMKM tidak bingung memasarkan produk serta bisa menaikkan omzet.
Terlebih lokasi toko bersama itu strategis, yakni di salah satu kawasan wisata terbaik di Indonesia.
"Toko bersama itu untuk menampung produk-produk UMKM di sini, khususnya dari Aswapemari," katanya
Dampingan BRI
Sebuah komputer bantuan Bank Rakyat Indonesia (BRI) di rumah Sukini amat berguna bagi para pelaku UMKM yang tergabung dalam Asosiasi Wanita Pengusaha Makanan Ringan (Aswapemari).
Dari alat itu, sejumlah desain label produk tercipta untuk membantu para pengusaha UMKM mengembangkan usahanya.
Diketahui, pengemasan (packaging) jadi salah satu faktor penunjang keberhasilan usaha. Karena itu, desain pada kemasan harus dibuat secantik mungkin untuk menarik pelanggan.
Para wanita pengusaha di Aswapemari sudah mempraktikannya.
"Dengan komputer itu, kita bisa bikin dan desain label. Teman-teman (Aswapemari) kalau mau pesan label bikinnya di sini, " katanya
Melalui program BRI Life dibantu BRI research Institute, BRI melakukan program pendampingan dan pemberdayaan terhadap para pengusaha perempuan yang tergabung dalam Aswapemari.
Tahun 2023 lalu, BRI membantu alat produksi kepada kelompok tersebut.
Mesin produksi itu digunakan untuk kegiatan produksi agar sesuai standar Good Manufacturing Practice (GMP).
Bantuan alat tersebut diharapkan bisa meningkatkan produk bermutu sesuai standar pasar yang ditetapkan.
Bukan hanya alat produksi, BRI juga membantu perangkat digital untuk mendukung operasional bisnis UMKM.
Dengan perangkat digital tersebut, diharapkan dapat memperluas jangkauan pasar, serta lebih cepat dalam mempromosikan produk para pelaku UMKM.
Kelompok juga dikenalkan dengan platform UMKM milik BRI, yakni LINKUMKM untuk membantu penjualan produk mereka.
Sukini mengatakan, selain bantuan sarana, pihaknya mendapatkan serangkaian pelatihan dari BRI bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed).
Pelatihan-pelatihan tersebut berguna untuk meningkatkan pengetahuan bisnis anggota.
Dengan kapasitas yang meningkat, mereka diharapkan bisa memajukan usahanya.
"Kita dikasih pendampingan usaha, alat produksi, asuransi. Produk kita juga dipajang di LINKUMKM, juga diikutkan pameran, " katanya
Menang Lomba Kentang Raksasa di Dieng: Bukti Nyata Petani Wonosobo Mampu Hasilkan Panen Jumbo |
![]() |
---|
"Kental Banget Budayanya" Traveler Dieng Culture Festival 2025 Antusias Ikut Arak Bocah Gimbal |
![]() |
---|
Jadwal Lengkap Dieng Culture Festival ke-15: Ada Orkestra dan Ritual Cukur Rambut Anak Gimbal |
![]() |
---|
Dieng Fun Walk Akan Menjadi Kegiatan Pembuka dalam Rangkaian Dieng Culture Festival ke XV |
![]() |
---|
Rutan Banjarnegara Kukuhkan Kwarcab Pramuka Rutan, 2 Warga Binaan Ikuti Perkemahan di Nusakambangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.