Berita Jepara
Sektor Funitur Kabupaten Jepara Terancam Dampak Tarif Ekspor Indonesia-AS
Kebijakan tarik ekspor 32 persen Indonesia dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump ternyata berimbas sektor funitur di Kabupaten Jepara.
Penulis: Tito Isna Utama | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, JEPARA - Kebijakan tarik ekspor 32 persen Indonesia dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump ternyata berimbas sektor funitur di Kabupaten Jepara.
Satu di antaranya adalah Antonius Suhandoyo, bos PT Kota Jati Furindo sekaligus mantan ketua DPD Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Jepara periode 2021-2024, Antonius Suhandoyo mengatakan para pengusaha furnitur di Kabupaten Jepara kini dalam situasi penuh kecemasan.
Menurutnya secara pertimbangan ekonomi, pemberlakuan tarif ekspor tersebut akan berdampak pada menurunnya daya saing dari produk yang diimpor ke Amerika Serikat.
Amerika Serikat merupakan satu di antaranya pasar terbesar bagi furnitur Jepara.
"Indonesia, secara spesisifik dikenai tarif tambahan sebesar 32 persen, maka ini sangat berdampak pada harga produk Indonesia yang dipasarkan di Amerika," kata Suhandoyo kepada Tribunjateng, Rabu (9/4/2025).
Menurutnya untuk saat ini sektor industri furnitur sedikit banyak sudah terdampak atas kebijakan tersebut.
Dia menyampaikan buyer mulai ragu dalam menentukan pembelian atau melakukan order.
Buyer-buyer masih wait and see (menunggu dan melihat) kejelasan sikap dari pemerintah Indonesia, bagaimana atau mengambil langkah apa terhadap kebijakan penambahan tarif impor tersebut.
Untungnya, sampai saat ini belum ada pembatalan atau penundaan order.
Akan tetapi, sejumlah rekan bisnisinya di dunia furnitur diminta oleh buyernya untuk ikut 'menanggung' pajak impornya dengan memberikan diskon.
Jumlah diskonnya tergantung dari kebijakan masing-masing perusahaan.
"Apakah mereka bisa memberikan diskon atau tidak, itu tergantung masing-masing perusahaan. Ini harus dinegosiasikan oleh masing-masing pihak supaya menghindari pembatalan order," tuturnya.
Sebelumnya, saat pameran furnitur Internasional Jepara beberapa pekan lalu, muncul opsi untuk menggeser pasar furnitur Jepara dari Amerika dan Eropa, digeser ke Dubai dan Afrika.
Alasannya, Dubai dipilih karena di sana relatif lebih aman secara politik.
Selain itu, Dubai merupakan salah sati titik terbesar pertemuan orang-orang dari berbagai belahan benua.
Selain itu, penggeseran pasar itu dikarenakan tidak stabilnya politik global dan perang dagang. (Ito)
Baca juga: Wali Kota Pekalongan Aaf Dorong Sinergi dan Kolaborasi Hadapi Tantangan Pembangunan
Baca juga: Lirik Lagu Dekati Najmi Niery
Baca juga: Chord Kunci Gitar Thank God I Found You Mariah Carey
Fantastis, Tanah Jhendik Handoko Tersangka Kasus BPR Jepara Artha Disita KPK Luasnya Capai 27 Hektar |
![]() |
---|
Pemkab Jepara Akan Sediakan Tempat Rehabilitasi Upaya Menekan Angka Pecandu Narkoba |
![]() |
---|
Wabup Ibnu Hajar Sambut Baik Rencana PPBI Jepara Gelar Pameran Bonsai Lokal |
![]() |
---|
Dua Rumah Jhendik Tersangka BPR Jepara Artha Nampak Kosong, Dikenal Tak Aktif di Lingkungan Rumahnya |
![]() |
---|
1.820 PPPK Paruh Waktu Jepara Akan Dilantik 1 Januari 2026 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.